Hari Pahlawan
Veteran dari Riau Ini Pernah Berjuang Bersama Yos Sudarso dalam Pembebasan Irian Barat
Seorang pejuang Indonesia dari Riau yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia Provinsi Riau pernah berjuang bersama Yos Sudarso
Penulis: Ikhwanul Rubby | Editor: Nolpitos Hendri
Ia mengatakan implementasi jiwa kepahlawanan yang rela berkorban, jujur, sopan santun sudah semakin hilang di jiwa para generasi muda.
Dirinya berharap semangat kepahlawanan jangan hanya sekedar terucap di bibir saja tetapi juga dapat di implementasikan dalam rangka membangun bangsa ini.
Kisah heroik juga diceritakan Yas yang berjuang bersama angkatan Arhanudse 13 dalam operasi Dwikora yang kerap dikenal dengan nama aksi Ganyang Malaysia di daratan Riau.

Baca: Video: Jadwal Liga Inggris Hari Ini Pekan 12, Leicester City Vs Burnley, Southampton Vs Watford
Baca: Bahas Pentingnya Mempertahankan Reputasi Disaat Krisis, RS Awal Bros Taja Seminar Kehumasan
Lelaki 75 tahun ini bercerita sempat menghadapi peristiwa perang di masa operasi G30S PKI dan Dwikora.
Ia bercerita saat operasi Dwikora dirinya pertama kali menginjakkan kaki di daratan Riau sekitar tahun 1965.
"Penugasan saya ke Riau setelah pendidikan di Surabaya cukup miris karena saat rombongan di lepas para pasukan sudah dikalungi bunga sebagai bentuk penghargaan jika nanti tewas di medan perang," katanya.
Ia megatakan misi pengiriman pasukannya ke daratan Riau merupakan misi yang diyakini tidak mungkin sukses.
Pesimistis itu didasari pada kalah jauhnya perlengkapan perang angkatan pada masa itu untuk menjalankan misi tersebut.
Selain itu pengalaman pasukan yang masih minim di medan perang dan belum menguasai cara penggunaan peralatan perang yang tersedia jadi alasan pesimistis tersebut.
"Pada saat itu pimpinan di Surabaya mengatakan pasukan yang ada sekali di gempur pasukan Malaysia yang didukung tentara Inggris dalam satu jam semua pasukan bisa mati semua," ceritanya.
Ia mengatakan saat dikirimkan ke medan perang di Riau dirinya belum tau sama sekali menggunakan senjata meriam.
"Hingga saat ini peristiwa Konfrontasi Indonesia dan Malaysia menjadi yang paling berkesan karena disaat itu tanpa bekal apapun dituntut untuk siap menghadapi peperangan. Ditengah kondisi yang minim tersebut syukurnya para pasukan bisa melewati pertempuran tersebut dengan kemenangan," ceritanya.
Selain itu pada saat itu zaman juga lagi susah karena di masa itu para tentara gajinya yang hanya Rp 30 di cicil pembayarannya selama 3 bulan.
"Saat masa itu memang kondisinya sangat miris, sampai pakaian yang sudah robek tidak terbeli lagi. Meski demikian semangat melawan musuh tetap menggebu-gebu, tiada satupun pasukan tersebut menyerah pada masa itu," tuturnya.
Ia bercerita bergabung di angkatan karena penunjukan dari pihak kecamatan dahulunya. "Walaupun ditunjuk para generasi muda zaman itu tiada yang mengeluh dan menolak. Kami semua generasi muda pada saat itu siap siaga untuk menjalankan tugas yang diperintahkan," ceritanya.
Baca: Kuasai Freeport & Chevron, Jokowi: Kok Enggak Ada Demo di Depan Istana?
Baca: Elevasi Waduk Koto Panjang Akhirnya Turun, Pintu Pelimpah Masih Dibuka