Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Motif Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi, Begini Dugaan Sementara Polisi

Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut barulah dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota.

Editor: Afrizal
Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar
Lokasi kejadian korban dugaan pembunuhan satu keluarga di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Selasa (13/11/2018). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Polisi terus mendalami kasus pembunuhan satu keluarga di Bekasi

Keluarga Diperum Nainggolan ditemukan tewas di rumahnya di Jalan Bojong Nangka 2, RT02 RW07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, diduga jadi korban pembunuhan, Selasa (13/11/2018).

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, jika insiden tersebut merupakan pembunuhan, pihaknya menduga ada motif dendam dari si pelaku.

"Dari pengalaman dan dari hasil yang ditangani kepolisian (sebelumnya). Kalau sadis dan yang dibunuh bukan satu orang, itu ada latar belakang dendam. Ini dari hasil pengalaman yang sudah dikerjakan kepolisian," ujar Dedi Prasetyo, Selasa (13/11/2018).

Kosan samping lokasi rumah yang juga dijadikan warung di Jalan Bojong Nangka 2, RT 02 RW07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Di rumah itulah satu keluarga ditemukan tewas mengenaskan.
Kosan samping lokasi rumah yang juga dijadikan warung di Jalan Bojong Nangka 2, RT 02 RW07 Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi. Di rumah itulah satu keluarga ditemukan tewas mengenaskan. ((Warta Kota/Muhamad Azzam))

Meski begitu, Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa hal tersebut barulah dugaan sementara, karena proses penyelidikan masih dilakukan oleh Polres Metro Bekasi Kota.

"Setiap case (kasus) punya karakter sendiri, tidak bisa sama. Secara umum oke lah, kalau secara global ya itu bisa dibilang ‘diduga’. Tapi kasus pembunuhan sadis dan lebih dari satu orang, mayoritas karena dendam," ujar Dedi Prasetyo.

Terkait proses penyelidikan, Dedi Prasetyo mengatakan saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan, guna mengungkap kasus kematian satu keluarga di Bekasi tersebut.

Baca: Tetangga Ungkap Kejadian Sebelum Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Terjadi, Korban Terdengar Marah

Baca: Polisi Periksa Kakak Kandung Salah Satu Korban Terkait Tewasnya Satu Keluarga di Bekasi

"Penyidik akan lihat fakta itu, apakah kasus pembunuhan atau hanya untuk mengelabui suatu peristiwa. Polisi harus matang, ada labfor (laboratorium forensik), ada Inafis. Itu kita libatkan," ujar Dedi Prasetyo.

Sebelumnya, satu keluarga di kawasan Bojong Nangka , Pondok Melati, kota Bekasi diduga menjadi korban pembunuhan.

Satu keluarga terdiri suami, istri dan dua anak ini diketahui tewas pada Selasa (13/11/2018) pagi ini.

Adapun korban yang tewas diduga karena dibunuh, yaitu Diperum Nainggolan (38), Maya Boru Ambarita, Sarah Boru Nainggolan (9), dan Arya Nainggolan (7) ditemukan tewas di kontrakannya sekitar pukul 06.30 WIB.

Melansir tribun style, sebelum kejadian pembunuhan satu keluarga, Lita, tetangga korban yang tengah berbelanja di warung milik korban sempat mendengar percakapan antara Diperum Nainggolan dengan seseorang melalui telepon.

Kala itu, Senin (12/11/2018) sekitar pukul 16.30 WIB.

Lita bahkan sempat mencurigai ada sesuatu lantaran Diperum Nainggolan mengeluarkan nada suara yang keras daat menelepon.

"Saya nggak sengaja dengar bapak itu nelepon gitu, nada keras marah-marah gitu," katanya, dikutip TribunStyle.com dari Warta Kota.

Bahkan, karena penasaran, Lita sempat menanyakan kepada istri Diperum yang juga turut tewas.

Baca: Keluarga Nainggolan Ditemukan Tewas di Bekasi, Anggota Keluarga Shock Lihat Darah Berceceran

Baca: Keluarga Nainggolan Ditemukan Tewas di Bekasi, Dua Anaknya Ikut Jadi Korban

"Saya tanya istri korban, Maya, saya tanya ke instrinya, kenapa bapak marah-marah bu? Dia jawab, 'Udah kamu nggak usah ikutan', sama istrinya ngomong gitu, habis itu dia langsung masuk ke dalam," cerita Lita.

Ia pun masih tak menyangka, pertemuan sore hari tersebut merupakan pertemuan terakhirnya dengan keluarga korban.

"Saya juga kaget ya stau keluarga tewas gitu. Saya sering belanja ke tokokorban beli kebutuhan sehari-hari, ya kan itu warung sembako," tambahnya.

Lita pun memiliki kesan yang baik pada keluarga korban.

"Keluarga baik, ya sering ngobrol. Cuma suaminya kalau ngomong emang pakai nada agak tinggi, karena logat Batak mungkin ya. Tapi sekeluarga baik, saya juga sering belanja," tandasnya.

Berdasarkan keterangan Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto, kedua korban pasangan suami istri Diperum dan Maya tewas karena luka benda tumpul.

Sementara, kedua anak mereka, Sarah dan Arya tidak mengalami luka, melainkan tewas karena kehabisan oksigen.

"Ada luka benda tumpul dengan luka senjata tajam. Berbeda-beda suami dan istri pada leher, sedangkan anak luka kehabisan oksigen karena tidak ditemukan luka terbuka," ujar Indarto, dikutip TribunStyle.com dari Kompas.com, Selasa (13/11/2018).

Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh Feby Lofa Rukiani yang merupakan warga yang mengontrak rumah korban.

Sekitar pukul 03.30 WIB, ia melihat pintu gerbang kontrakan terbuka dan televisi di ruang kontrakan menyala.

Feby pun berinisiatif memanggil salah satu korban dari luar rumah.

Namun, tidak ada sahutan dari dalam rumah.

Feby juga mencoba menelepon korban, akan tetapi tidak diangkat.

Ia pun memutuskan kembali ke kontrakannya.

Sekitar pukul 06.30 WIB, biasanya korban sudah mau berangkat.

Tapi, saksi tidak mendapati tanda-tanda korban bersiap kerja.

Baca: Dokter Senior di Riau Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Jondul, Sempat Pamit Pergi Olahraga

Baca: Sofyan Sopir Taksi Online Jadi Korban Perampokan & Pembunuhan, Dieksekusi Saat Sedang Menyetir

Ia pun mulai curiga dan mencoba membuka jendela rumah korban.

Ketika menyaksikan isi ruangan, Feby menyaksikan korban sudah tergeletak dengan bersimbah darah.

Ia pun berteriak hingga teriakannya didengar oleh Yapi, tetangga korban yang melintas.

"Jam 6 lebih, ada orang kontrakan dalam teriak. Saya lihat sudah terbuka, jendelanya kebuka. Saya lihat sudah meninggal dan berdarah. Ada uang Rp 100 ribu di sekitar korban, dan TV menyala," terang Yapi.

Mereka pun segera melapor RT dan Polsek Pondok Gede.

Hingga saat inii, polisi masih mencari tahu motif terkait tewasnya satu keluarga ini.

Korban pun dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramatjati untuk diotopsi.

"Sementara ini, semua motif sedang kami kaji. Setelah ini, kami akan konsolidasi. Kami melihat kecenderungan bukan ekonomi," lanjut Indarto.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved