Susah Tidur. Minum Susu dan Hubungan Intim Ternyata Jadi Solusi
Minum susu dan berhubungan seksual ternyata bisa mengatasi susah tidur yang Anda alami.
TRIBUNPEKANBARU.COM – Gangguan sulit tidur adalah keluhan banyak orang. Terutama kalangan usia produktif
antara 25 tahun sampai 35 tahun.
Banyak penyebab yang membuat kalangan usia ini sulit tidur. Mulai dari banyaknya kegiatan di kantor, target yang
membuat stress, beragam masalah di kantor yang menumpuk serta berbagai masalah lainnya.
Akibatnya, mereka tak bisa tidur nyenyak di rumah. Paling banter hanya bisa tidur 3 – 4 jam semalam. Padahal esok
harinya sudah harus berangkat lagi.
Baca: Kemenlu Umumkan Hasil SKD CPNS 2018. 268 Orang Dinyatakan Lolos, Ini Daftarnya
Baca: Video: Jadwal Live Streaming Liga Champions Manchester United Vs Young Boys, Kick Off 03.00 WIB
Nah, apakah pola hidup dan gangguan susah tidur ini berdampak buruk bagi kesehatan?
Seperti dikutip tribunpekanbaru.com dari intisari.com, Rabu (27/11/2018), Dr. Mohammad Caesario di Jakarta memberi
penjelasan sebagai berikut.
Gangguan pada tidur sering disebut insomnia. Ini mencakup kesulitan dalam memulai tidur, maupun kesulitan dalam
mempertahankan kualitas tidur yang baik.
Gangguan ini bisa terjadi sebagai akibat gangguan non-organik yaitu yang bukan disebabkan penyakit, seperti kebiasaan
buruk yang biasa dilakukan seseorang semisal; minum kopi terlalu banyak, sering bergadang kerja malam.
Gangguan tidur bisa juga disebabkan penyakit, seperti salah satunya yang paling banyak dijumpai adalah Obstructive
Sleep Apnea (OSA) atau dalam bahasa awamnya mengorok.

OSA artinya terjadi hambatan penghantaran oksigen yang bisa menyebabkan otak dalam keadaan hipoksia atau
kekurangan oksigen. Kondisi ini bisa membuat penderitanya menjadi terbangun untuk bernapas normal kembali.
Penyebab lain yang tersering adalah adanya gangguan hormonal. Misalnya tingginya kadar hormon tiroid atau kerap
disebut sebagai hipertiroidisme. Juga kondisi mental yang tak kalah penting, yakni stres dan depresi.
Dari jenisnya, insomnia terbagi menjadi tiga macam.Transien, bila terjadi kurang dari satu minggu disertai dengan
adanya gangguan mental semisal stres.
Akut, bila terjadi gangguan tidur kurang dari satu bulan. Terakhir, insomnia kronis, yaitu bila terjadi lebih dari satu bulan.
Gejala-gejala yang bisa ditemui ketika Anda dalam kondisi insomnia di antaranya adalah kesulitan memulai atau
mempertahankan tidur dengan kualitas baik, mudah terasa lelah dan tersinggung, rasa kantuk yang berlebihan di siang
hari, gangguan mood, stres dan depresi untuk mendapatkan tidur yang baik, serta gangguan dalam pekerjaan akibat
kurangnya perhatian dan konsentrasi.
Baca: Begini Line Up dan Link Live Streaming AS Roma vs Real Madrid di Liga Champion 2018
Baca: Jadwal Live Bola Liga Champions Juventus Vs Valencia Penyisihan Grup H, Ini Susunan Pemain
Sepintas, gangguan insomnia maupun tidur tidak nyenyak terlihat sepele. Namun kalau tidak segera diatasi, yang
“mengintip” di balik kondisi tersebut banyak. Siapa? Tak lain ada beberapa penyakit yang mengikutinya.
Penelitian yang dilakukan Dr.Lars Erik Laugsand dari Norwegian University of Science and Technology terhadap 50.000
orang di Norwegia menyatakan bahwa mereka yang mengalami gangguan tidur setiap malam memiliki risiko sebesar
45% terhadap penyakit jantung dan pembuluh darah, 30% bagi penderita yang sulit menjaga kualitas tidur, serta 27%
bagi penderita yang merasa tidak segar ketika bangun di pagi hari.
Gangguan tidur yang sifatnya sementara sebenarnya belum memerlukan pengobatan dengan pil tidur seperti yang
sering digambarkan dalam film di televisi.

Dokter biasanya hanya menyarankan beberapa tips sebagai berikut:
Cobalah untuk tenang sebelum memulai tidur. Usahakan serileks mungkin ketika Anda berada di ranjang. Redupkan
lampu dan jangan pernah takut atau gugup bahwa tidak akan bisa tidur.
Buatlah suasana kamar tidur nyaman dengan temperatur senyaman mungkin. Bila perlu gunakan pendingin ruangan
atau kipas angin bila terlalu panas.
Kenakan pakaian yang longgar dan dingin.
Setel musik ringan dengan volume terkecil yang bisa membuat Anda rileks.
Sebelum tidur kalau bisa minum susu hangat karena susu dipercaya mengandung sejumlah kecil hormon melatonin yang
dapat membantu tidur.
Bila Anda sudah menikah, berhubungan intim dengan pasangan juga dapat membantu Anda rileks dan mudah
mengantuk. Bagi yang belum menikah berolah raga ringan minimal 25 – 30 menit setiap harinya.
Selain dibutuhkan konseling untuk mengatasi masalah si penderita, biasanya dokter akan meresepkan obat tidur yang
fungsinya mampu mengatur struktur kimia saraf di otak.
Jadi sebetulnya rasa kantuk yang ditimbulkan setelah minum obat tidur adalah efek samping dari obat-obatan penenang
mental tersebut.
Dan bila obat ini dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang bisa menimbulkan toleransi. Penderita pun
membutuhkan dosis yang lebih tinggi karena sudah “kebal”.
Buruknya, efek samping obat ini bisa menimbulkan kerusakan organ tubuh, antara lain hati dan ginjal. (*)