Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

5 Fakta Pasca-serangan KKB di Nduga, TNI Tak Gunakan Serangan Udara atau Bom dan Sisir Korban

Aparat gabungan TNI-Polri menemukan lagi satu korban meninggal dunia di Nduga, Papua.

Editor: M Iqbal
dok Polda Papua via Kompas.com
Aparat keamanan melakukan evakuasi terhadap jenazah yang ditemukan di lokasi kejadian Puncak Kabo, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga(dok Polda Papua) 

Tak hanya itu, Aidi mengatakan, saat ini pasukan gabungan TNI-Polri telah menguasai dan menduduki Distrik Yigi dan Mbua, pascapenyerangan KKB terhadap pos TNI di Mbua, pada tanggal 3 Desember 2018 lalu.

“Masyarakat secara umum mengungsi ke hutan, namun sejak kemarin hingga sekarang warga Mbua sudah mulai berangsur-angsur kembali ke kampung. Kegiatan sosial serta roda ekonomi mulai berjalan kembali. Sedangkan di Yigi, situasi kampung masih sepi hanya beberapa warga yang bertahan di kampung sementara sebagian masyarakat masih berlindung di hutan,” ujar dia.

3. TNI tak ada serangan udara atau bom

Pasukan Marinir mengikuti HUT Ke-71 Korps Marinir di Pantai Tambak Wedi di Surabaya (15/11/2016). Surabaya menjadi salah satu basis militer berikut industri pendukung militer di Indonesia (kiri). Anggota TNI Batalyon Infanteri Raider 112/Dharma Jaya menggelar latihan di perairan Desa Kajhu, Aceh Besar, Aceh (22/11/2016).(Bahana Patria Gupta)

Kolonel Infanteri Mohammad Aidi menegaskan, pasukan TNI tidak melakukan serangan udara dan serangan bom yang mengakibatkan sejumlah warga sipil di Nduga dan sekitarnya tewas.

Berita tersebut menurut Aidi, tidak benar.

“Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom, TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infanteri yaitu senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit. Media dan warga juga bisa melihat bahwa alutsista yang digunakan TNI hanya heli angkut jenis bell dan MI-17. Tidak ada heli serang apalagi pesawat tempur atau pesawat pengebom,” ungkap dia, Minggu (9/12/2018).

Hingga saat ini, TNI belum pernah melakukan serangan. Sebaliknya, pada saat TNI dan Polri melaksanakan upaya evakuasi, mendapat serangan dari KKB.

Akibatnya, terjadi kontak tembak dan mengakibatkan satu orang anggota Brimob menderita luka tembak.

4. Keluarga Emanual Bano mendapat santunan

()

Keluarga Emanuel Bano mendapat santunan dari PT Istaka Karya.

Santunan diberikan oleh Mizadi, mewakili PT Istaka Karya Jawa Timur, yang membawahi wilayah NTT.

Santunan sebesar Rp 25 juta itu diterima oleh kedua orangtua Emanuel, Martinus Bano dan Yoneta Koko, serta Ira Bano yang adalah adik kandung Emanuel.

"Uang Rp 25 juta itu baru sebagian yang kami serahkan dan nanti sisanya akan ada perhitungan lagi, sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja. Yang jelas, masih ada tambahan santunan," ucap Mizadi.

Mizadi enggan merinci sisa santunan dan juga waktu penyerahan santunan tambahan karena masih berkomunikasi dengan pihak Kementerian Tenaga Kerja.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved