Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Natal dan Tahun Baru

Kaisar Romawi Julius Caesar, Pencetus Perayaan Tahun Baru, Penghormatan pada Dewa Berwajah Dua

Kaisar Romawi Julius Caesar dipsercaya sebagai pencetus perayaan tahun baru Masehi, sebagai penghormatan pada Dewa Berwajah Dua

Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi
Selamat Tahun Baru 2019-Kaisar Romawi Julius Caesar, Pencetus Perayaan Tahun Baru, Penghormatan pada Dewa Berwajah Dua 

September itu dari kata Septem, bahasa latin dari tujuh. Padahal September sekarang jadi bulan ke-9.

Okto itu bahasa latin yang artinya delapan. Padahal sekarang Oktober itu bulan ke-10.

Begitu pula November (Novem =9), dan Desember (Decem = 10).

Kalender pertama Romawi yang cuma ada 10 bulan itu dibuat oleh raja pertama Roma, Romulus, pada tahun 753 SM. 

Lalu, pada tahun 700 SM, kaisar Roma penerus Romulus, yakni Numa Pontilius, merubah kalender bikinan Romulus.

Alasannya adalah, karena di kalender bikinan Romulus, jumlah harinya terlalu sedikit, dan ternyata ini nggak cocok dengan kenyataan musim yang ada.

Ia menambahkan dua bulan tambahan, yakni Januari (Ianuarius) dan Februari (Februarius)

Nah, meski kalender sudah berganti, perayaan tahun baru 1 Januari baru dirayakan pada tahun 153 SM.

Tahun baru pun bergeser, dari yang semula 1 Maret, akhirnya menjadi 1 Januari.

Pada tahun 46 SM, Julius Caesar juga mengenalkan kalender baru, yang didasarkan pada pergerakan matahari.

Kalender ini diklaim lebih sempurna dari kalender Romawi sebelumnya.

Perayaan tahun baru pun kembali ditegaskan oleh Julius Caesar setiap tanggal 1 Januari.

Lalu, mengapa bangsa Romawi merayakan pergantian tahun?

Dalam sistem pemerintahan Romawi, ada yang namanya Consul, semacam dua perdana menteri yang memimpin administrasi pemerintahan.

Nah, masa tugas mereka ternyata 12 bulan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved