Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ustadz Abdul Somad

Terkait Wacana Uji Baca Al Quran Untuk Capres, Kata Ustaz Abdul Somad : Mereka Terlambat

Ustaz Abdul Somad ikut mengomentari munculnya wacana uji baca Quran untuk calon Presiden, terkait Pilpres 2019.

Editor: CandraDani
Facebook/Fadhlaen
Ustaz Abdul Somad saat memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di lapangan Pancasila Blangkejeren, Kamis (8/11/2018) di kabupaten Gayo Lues (Galus) 

Apa analisis kita di titik-titik itu, yakni kuatnya ulama, habib, pondok pesantren, dan dayah. Jadi, sikap itu muncul dari latar belakang basic (background) ulama dan pesantren.

 

Ustaz bisa menceritakan kembali tentang bagaimana pertama kali datang ke Aceh?

Pertama, ada seorang ustaz dari Meulaboh, Aceh Barat yang mengenal melalui internet dan mencari nomor handphone saya. Waktu itu belum viral lagi, sekitar tiga tahun lalu. Itulah pertama kali saya datang (ke Aceh), diundang dalam rangka pelantikan Bakomubin (Badan Kooordinasi Mubalig Indonesia) di Meulaboh.

Setelah itu stop, tidak ada lagi ke Aceh. Lalu kemudian, Ustaz Fadhil Rahmi (Ketua IKAT Aceh) kakak kelas saya di Pesantren Darul Arafah Medan dan sama-sama di Mesir, meminta saya untuk datang kemari (Aceh). Ya, beliaulah yang membawa dan terus tidak putus sampai saat ini.

(Kedatangan UAS ke Aceh atas ajakan Ketua IKAT HM Fadhil Rahmi adalah untuk mengisi tausiah pada peringatan 13 tahun tsunami Aceh, 26 Desember 2017. Kala itu, UAS yang sudah viral di media sosial sempat ditolak segelintir orang untuk masuk ke Hong Kong dan satu daerah lainnya di Indonesia, sehingga UAS kemudian memutuskan mengganti jadwal di tempat-tempat tersebut dengan datang ke Aceh. Tablig akbar UAS pada malam peringatan 13 tahun tsunami Aceh di Taman Ratu Safiatuddin, 26 Desember 2017, dihadiri ratusan ribu jamaah. Ini menjadi ceramah UAS yang pertama kali dihadiri jamaah dalam jumlah kolosal)

Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan Zubir, saat mewawancarai khusus Ustadz Abdul Somad, di Meuligoe Wali Kota Langsa, 31 Desember 2018.
Wartawan Serambi Indonesia, Zainal Arifin M Nur dan Zubir, saat mewawancarai khusus Ustadz Abdul Somad, di Meuligoe Wali Kota Langsa, 31 Desember 2018. (FOTO: Ketua IKAT Aceh, M Fadhil Rahmi)

Dalam satu kesempatan Ustaz pernah menyebut Islam masuk ke Nusantara ini melalui Peureulak, Aceh, bisa Ustaz pertegas kembali?

Bahwa terjadi ikhtilaf antara ulama, para sejarawan, antara Islam Pasai dan Peureulak, itu tak dapat terelakkan, tapi bahwa sepakat semuanya Islam berawal dari Aceh, iya. Oleh sebab itu, maka Pasai, Peureulak, Sultan Alaidin, dan Sultan Malikul Saleh, adalah orang-orang yang berjasa yang sudah mengislamkan Nusantara melalui jalur politik kekuasaan dan tanpa penjajahan. Sehingga ketika disebut Aceh, maka Aceh adalah Islam dan menjadi pengayom bagi kerajaan-kerajaan yang berada di bawah Aceh. Kita bicara tentang Melayu Langkat, Melayu Asahan, Melayu Deli, Melayu Serdang sampai ke Siak Sri Indrapura.

(Dalam beberapa kesempatan mengisi ceramah di Aceh maupun luar Aceh, UAS sering menyebut Aceh sebagai pintu masuk Islam pertama kali ke Nusantara atau Indonesia dan negara-negara rumpun Melayu di Asia Tenggara)

Bagaimana Ustaz melihat implementasi syariat Islam di Aceh saat ini?

Di mana-mana saya ceramah tentang bank konvensional yang dijadikan acuan untuk konversi dari bank konvensional ke bank syariah, tidak perlu biaya besar, tinggal datang saja ke Aceh, studi banding ke Bank Aceh.

Bagaimana cara penerapan syariat, pergi saja ke Aceh, studi banding ke Dinas Syariat Islam. 
Bagaimana pengelolaan pesantren, tinggal datang saja ke Dinas Pendidikan Dayah. Bagaimana Islam bisa ditegakkan dengan aturan dari bawah, umat disadarkan dengan ceramah, dengan tausiah, kuliah, dengan kultum, seminar, dan dari atas diikat dengan aturan, lihat saja qanun-qanun di Aceh bagi yang ingin membuat perda syariah.

Bagaimana ingin supaya anak-anak muda terpelihara dan terjaga akhlakul karimah-nya, dari bawah diceramahi, dari atas diikat dengan aturan bahkan ditangkap, kalau di Mesir ada polisi adab, maka di sini (Aceh) ada polisi syariah atau wilayatul hisbah (WH).

Jadi, secara aturan, mudah saja bagi kepala-kepala daerah yang ingin menerapkan syariat Islam, dengan kesadaran umat yang sudah mulai bergejolak bangkit, datanglah ke Nanggroe Aceh Darussalam.

Beberapa hari ini muncul wacana uji baca Quran untuk capres. Wacana ini datang dari Aceh yang sudah lebih dulu menerapkannya dalam pilkada maupun caleg di tingkat lokal, bagaimana tanggapan Ustaz?

Kalau ada yang menghebohkan dan meributkan tentang ini, dia telah terlambat 800 tahun yang lalu. Ibnu Batutah dalam kitab Rihlah bercerita: Ketika aku sampai ke sebuah pulau yangbernama Sumatera, aku melihat rajanya berjubah, ulamanya berjubah, aku mereka sambut dengan gajah, dengan tentara, dengan berkuda, mereka adalah orang-orang yang hebat, mereka adalah orang-orang yang meramaikan masjid. Ibnu Batutah bercerita tentang sultan-sultan (Aceh) di masa lalu, mereka ahli dalam bidang tata kelola negara, mereka juga ahli dalam ilmu agama Islam.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved