Kisah Haru Darwis dan 4 Anaknya, Hidup Miskin, Memilih Tidur Untuk Mengurangi Rasa Lapar

Sebuah gubuk berdinding bambu dan triplek bekas berukuran 3x3 meter, ditempati Darwis (50) bersama empat anaknya.

Editor: Muhammad Ridho
KOMPAS.com/TAUFIQURRAHMAN
Darwis bersama anak bungsunya tinggal di gubuk bambu berukuran 3x3 meter. Keluarga Darwis hidup miskin. Bahkan saat lapar karena tidak ada yang mau dimakan, mereka bawa tidur. 

"Kalau saya lapar, kadang dibawa tidur biar tidak semakin lapar," kata Rofi sambil mengelap sepeda barunya hasil pemberian Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pamekasan.

Rofi mengaku, paling sering diajak makan di rumah temannya kalau sudah pulang sekolah.

Bagi Darwis, persoalan tempat tinggal bukan masalah penting. Anak-anaknya sudah terbiasa mandiri dalam keadaan miskin.

Apalagi, sejak ditinggal sang isteri dua tahun yang lalu. Ada sesuatu yang bisa dimakan hari ini mereka syukuri. Kalau tidak ada, mereka mencarinya.

"Hidup saya seperti induk ayam dan anaknya. Kerja hari ini untuk makan hari ini," ungkap Darwis.

Jika ada tetangga Darwis rutin dapat bantuan beras miskin dari pemerintah, Darwis hanya mengelus dada.

Sebab mau berteriak minta bantuan ke pemerintah, dia merasa malu sehingga memilih diam.

Rodak (50), pemilik tanah yang ditempati Darwis menceritakan, sudah puluhan tahun hidup Darwis sangat memprihatikan.

Sebagai tetangga dan sahabatnya, Rodak seringkali membantu Darwis.

Darwis bukanlah sosok pemalas. Bahkan dia orang yang memiliki tanggung jawab dalam bekerja.

Suatu waktu, Darwis mendapat pekerjaan mengurusi pembangunan rumah milik salah satu pejabat dinas pekerjaan umum Pemkab Pamekasan.

Pekerjaan itu membuat orang lain iri. Sehingga Darwis difitnah. Darwis harus lepas dari pekerjaannya.

"Dia korban fitnah sehingga pekerjaannya sekarang serampangan. Saya kasihan sekali," kata Rodak.

Namun, Darwis mengaku sedikit lega ketika Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan menjanjikan untuk memberikan bantuan kompresor kepadanya.

Kelak ketika alat itu datang, ia akan membuka bengkel tambal ban di trotoar pinggir jalan.

Pihaknya berharap, bantuan itu cepat diterimanya.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Keluarga Miskin di Pamekasan, Jika Terasa Lapar Dibawa Tidur"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved