Seleb
Disebut Lebar & Gemuk, Via Vallen Mengaku Sudah Melakukan Berbagai Cara
Melalui unggahan dalam akun instagram pribadinya, Via nampak membagikan sebuah potret.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
Cara Diet yang Efisien
Para peneliti Harvard baru saja menerbitkan sebuah laporan penelitian terkait diet November 2018 silam seperti diwartakan Kompas.com.
Para ahli nutrisi itu berhasil mengidentifikasi diet mana yang paling membakar kalori.
Laporan yang diterbitkan di British Medical Journal tersebut didasarkan kebenaran kejam bahwa ketika berat badan turun, tubuh hanya membuat penyesuaian yang sangat kecil sehingga sulit untuk menjaganya.
Penelitian yang dipimpin David Ludwig, profesor nutrisi di Harvard's T.H. Chan School of Public Health itu mengajukan cara agar kita bisa terus menjaga pembakaran metabolisme tubuh.
Cara yang diutarakan oleh Ludwig adalah dengan mengikuti diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.
Baca: Prostitusi Online Libatkan Mahasiswi, Ini 6 Fakta yang Perlu Kamu Ketahui
Baca: Intip Teaser Drama Korea Terbaru Lee Jong Suk Romance Is A Bonus Book, Tayang 26 Januari 2019
Baca: Terungkap Bagian Tubuh Manusia yang Paling Awal Mengalami Penuaan, Waspada!
"Temuan kami menunjukkan bahwa strategi yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan dalam jangka panjang adalah fokus pada pemotongan kerbohidrat olahan, bukan kalori," kata Ludwig dikutip dari LA Times via Inverse, Jumat (16/11/2018).
Hasil tersebut didapatkan setelah dia dan timnya mengamati pola makan 234 orang dewasa yang mengalami obesitas secara klinis.
Para responden kemudian mengikuti program penurunan berat badan selama 10 minggu dengan tujuan menurunkan berat badan mereka sebesar 10 persen
Di antara para peserta, hanya 164 orang yang berhasil melakukan hal itu. Selanjutnya, 164 orang tersebut diminta mengikuti satu di antara tiga diet pilihan.
Ketiga pilihan diet itu adalah diet karbohidrat tinggi (60 persen karbohidrat dan 20 persen lemak), diet kerbohidrat moderat (40 persen karbohidrat, 40 persen lemak), dan diet karbohidrat rendah (20 persen karbohidrat, 60 persen lemak).
Ketika para peserta diukur tingkat pengeluaran energi saat beristirahat, hasilnya diet rendah kerbohirat (diet ketiga) membakar lebih banyak kalori.
Singkatnya, temuan ini menunjukkan makan makanan yang tinggi karbohidrat menyebabkan kelebihan produksi insulin.
Padahal, hormon ini membantu tubuh menyimpan glukosa dalam sel-sel lemak.
Baca: Ada 11 Hewan di Gambar Ini, Hewan Pertama yang Kamu Lihat akan Ungkap Karaktermu yang Sebenarnya
Baca: Aldiena Cena Sundari Jadi Saksi Prostitusi Artis, Ini Transformasinya Sebelum Jadi Selebgram