Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seleb

Disebut Lebar & Gemuk, Via Vallen Mengaku Sudah Melakukan Berbagai Cara

Melalui unggahan dalam akun instagram pribadinya, Via nampak membagikan sebuah potret.

Instagram Via vallen
Via Vallen 

Disebut Lebar & Gemuk, Via Vallen Mengaku Sudah Melakukan Berbagai Cara

TRIBUNPEKANBARU.COM - Menjadi selebritis harus sellau menerima kritik tajam dari netizen.

Tak hanya kualitas, selebritis juga di tuntut memiliki penampilan yang sempurna.

Salah satu yang harus menerima kritik tajam netizen adalah pedangdut Via Vallen.

Melalui unggahan dalam akun instagram pribadinya, Via nampak membagikan sebuah potret.

Kala itu pelantun tembang 'Sayang' tersebut sedang berada di panggung Asian Television Awards Live.

"Asian Television Awards Live Ochanel jam 8 mlm WIB
segmen 2," tulis @viavallen seperti dikutip tribunpekanbaru.com pada Minggu (13/1/2019).

Namun sayangnya, Via Vallen harus menerima kritik pedas dari salah satu netizen melalui kolom komentar.

Netizen tersebut mengatakan jika Via harusnya bisa menjaga badannya.

Baca: Lisa BLACKPINK Jadi Seleb Cewek dengan Follower Instagram Terbanyak di Korea, Kamu Follow?

Baca: Tanding Sepakbola Saat Hujan, Pemain Bola Ini Tewas Disambar Petir, Tubuhnya Berasap

Baca: Ahok Bebas 24 Januari, Perempuan Ini yang Akan Dikunjungi Pertama Kali, Siapa Dia?

"Sebenernya artis emang dilihat suaranya sih kalo penyanyi, cuma ya harus jaga badan juga biar enak dilihat, kan penghasilan udah banyak, bisa sewa personal trainer kalo males ke tempat gym.

Sorry ya saran mending diet mbaknya sekarang udah lebar banget, meskipun tetap cantik, kurang enak dilihat," tulis akun @dindaanastasia.

Menanggapi hal tersebut Via lantas memberikan balasannya.

Ia mengungkap bahwa dirinya telah melakukan banyak cara agar terlihat lebih kurus.

Namun demikian, meski telah banyak usaha ia mengaku belum mendapatkan hasil yang diinginkan.

"Makasih buat kritik dan sarannya, tapi saya ngga diem aja kok mba, sudah banyak yang saya lakukan biar bisa kurusan dari diet ini itu, pake jasa PT di rumah, treatment ke dokter ini itu samapai ngabisin biaya yang menurut saya ngga karuan tapi sayang memang belum ada hasil seperti yang diinginkan," balas Via

Baca: Jadwal Bola Liga Inggris Malam Ini: Ada Bigmatch Tottenham VS Manchester United Live di RCTI

Baca: UPDATE Kondisi Gunung Anak Krakatau: Puncak Hilang Setengah Sebabkan Laut di Sekitar Berubah Warna

Baca: Disindir Kakak Dipo Latief Karena Nama Calon Bayinya Pakai Latief, Nikita Mirani Beri Komentar Ini

 Via Vallen

Cara Diet yang Efisien

Para peneliti Harvard baru saja menerbitkan sebuah laporan penelitian terkait diet November 2018 silam seperti diwartakan Kompas.com.

Para ahli nutrisi itu berhasil mengidentifikasi diet mana yang paling membakar kalori.

Laporan yang diterbitkan di British Medical Journal tersebut didasarkan kebenaran kejam bahwa ketika berat badan turun, tubuh hanya membuat penyesuaian yang sangat kecil sehingga sulit untuk menjaganya.

Penelitian yang dipimpin David Ludwig, profesor nutrisi di Harvard's T.H. Chan School of Public Health itu mengajukan cara agar kita bisa terus menjaga pembakaran metabolisme tubuh.

Cara yang diutarakan oleh Ludwig adalah dengan mengikuti diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat.

Baca: Prostitusi Online Libatkan Mahasiswi, Ini 6 Fakta yang Perlu Kamu Ketahui

Baca: Intip Teaser Drama Korea Terbaru Lee Jong Suk Romance Is A Bonus Book, Tayang 26 Januari 2019

Baca: Terungkap Bagian Tubuh Manusia yang Paling Awal Mengalami Penuaan, Waspada!

"Temuan kami menunjukkan bahwa strategi yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan dalam jangka panjang adalah fokus pada pemotongan kerbohidrat olahan, bukan kalori," kata Ludwig dikutip dari LA Times via Inverse, Jumat (16/11/2018).

Hasil tersebut didapatkan setelah dia dan timnya mengamati pola makan 234 orang dewasa yang mengalami obesitas secara klinis.

Para responden kemudian mengikuti program penurunan berat badan selama 10 minggu dengan tujuan menurunkan berat badan mereka sebesar 10 persen

Di antara para peserta, hanya 164 orang yang berhasil melakukan hal itu. Selanjutnya, 164 orang tersebut diminta mengikuti satu di antara tiga diet pilihan.

Ketiga pilihan diet itu adalah diet karbohidrat tinggi (60 persen karbohidrat dan 20 persen lemak), diet kerbohidrat moderat (40 persen karbohidrat, 40 persen lemak), dan diet karbohidrat rendah (20 persen karbohidrat, 60 persen lemak).

Ketika para peserta diukur tingkat pengeluaran energi saat beristirahat, hasilnya diet rendah kerbohirat (diet ketiga) membakar lebih banyak kalori.

Singkatnya, temuan ini menunjukkan makan makanan yang tinggi karbohidrat menyebabkan kelebihan produksi insulin.

Padahal, hormon ini membantu tubuh menyimpan glukosa dalam sel-sel lemak.

Baca: Ada 11 Hewan di Gambar Ini, Hewan Pertama yang Kamu Lihat akan Ungkap Karaktermu yang Sebenarnya

Baca: Aldiena Cena Sundari Jadi Saksi Prostitusi Artis, Ini Transformasinya Sebelum Jadi Selebgram

Dengan kata lain, pola makan yang tinggi karbohidrat menyebabkan sel-sel itu menimbun glukosa. Sayangnya, timbunan glukosa tersebut mengurangi jumlah hormon lainnya.

Jadilan tercipta sebuah lingkaran setan, untuk mengisi kekurangan hormon lain itu kita akan merasa lebih lapar.

Meski begitu, Ludwig mendorong adanya penelitian lanjutan mengenai hal ini.

Itu karena penelitian ini tidak membuktikan sepenuhnya hipotesis hubungan karbohidrat dan insulin.

Namun, untuk sekarang, penelitian ini telah memberi bukti bahwa kalori dari berbagai sumber punya efek sangat berbeda pada tubuh.

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved