UPDATE Kondisi Gunung Anak Krakatau: Puncak Hilang Setengah Sebabkan Laut di Sekitar Berubah Warna
video kondisi terkini Gunung Anak Krakatau yang banyak beredar, terlihat warna air laut disekitar gunung tiba-tiba berubah warna menjadi oranye.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
Sutopo menjelaskan warna orange kecokelatan tersebut adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut.
"Kondisi Gunung Anak Krakatau pada 11/1/2019 yang didokumentasikan @EarthUncutTV.
Warna orange kecokelatan adalah hidrosida besi (FeOH3) yang mengandung zat besi tinggi yang keluar dari kawah dan larut ke dalam air laut.
Tubuh Gunung Anak Krakatau telah banyak berubah," tulis Sutopo Purwo.
Tak hanya mengunggah video kondisi terkini Gunung Anak Krakatau dan fenomena berubahnya warna air laut di sekitar gunung, Sutopo juga membagikan foto penampakan morfologi GAK, pada Minggu (13/1/2019).
Berikut penampakan Gunung Anak Krakatau pascalongsor ke bawah laut sehingga menyebabkan kawah berada di bawah permukaan laut.
Baca: Prostitusi Online Libatkan Mahasiswi, Ini 6 Fakta yang Perlu Kamu Ketahui
Baca: Remaja 14 Tahun yang Rawat Seorang Diri 2 Adik Balitanya Dikunjungi Wabup Pelalawan
Baca: Fotonya Ada di Baliho Prabowo-Sandi, Gatot Nurmantyo Minta Diturunkan Secepatnya
"Perubahan morfologi Gunung Anak Krakatau yang begitu cepat. Pascalongsor bawah laut (22/12/2018) menyebabkan kawah berada di bawah permukaan laut. Namun pada 9/1/2019 bagian barat-barat daya yang sebelumnya di bawah permukaan laut, saat ini sudah di atas permukaan laut," tulis Sutopo Purwo pada unggahan tersebut.
Dikabarkan sebelumnya, kondisi Gunung Anak Krakatau kini masih ditetapkan status Siaga (level 3) sejak 27 Desember 2018 lalu.
Meskipun data menunjukkan letusan gunung yang intensitasnya cukup tinggi, namun aktivitas Gunung Anak Krakatau masih tergolong aman.
Sejarah Gunung Krakatau
Dilansir dari WIkipedia, Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra yang termasuk dalam kawasan cagar alam.
Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.
Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.
Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer.