Berita Riau
KISAH Ken Setiawan Mantan Petinggi NII yang Bertaubat, Dituduh Khianat dan Bocorkan Rahasia Negara
Kisah Ken Setiawan, mantan petinggi atau pentolan Negara Islam Indonesia (NII) yang bertaubat, dituduh pengkhianat dan bocorkan rahasia negara
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
KISAH Ken Setiawan Mantan Petinggi NII yang Bertaubat, Dituduh Pengkhianat dan Bocorkan Rahasia Negara
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Kisah Ken Setiawan, mantan petinggi atau pentolan Negara Islam Indonesia (NII) yang bertaubat, dituduh pengkhianat dan bocorkan rahasia negara.
Kisah ini diungkap Ke Setiawan saat hadir di Pekanbaru dalam sebuah acara di FAVE Hotel Jalan Jenderal Sudirman.
Suara Ken Setiawan terdengar cukup lantang dan jelas ketika berbicara di depan audien yang hadir, di salah satu ruangan di Hotel Fave Pekanbaru, Kamis (24/1/2019).
Baca: TERLIBAT Prostitusi Artis, Aldira Chena: Anggap Semua PELAJARAN HIDUP, Good Nite
Baca: 13 FAKTA Pamela Safitri Duo Serigala, dari Insiden Buah D4da Tumpah hingga Ditawar Rp 500 Juta
Baca: PEMBERIAN Nama FLY OVER Pekanbaru dan Jembatan Siak IV oleh Dua Gubernur Riau, Ini Namanya
Baca: FLY OVER Pekanbaru dan Jembatan Siak IV akan Diresmikan, Ini NAMA yang Diberikan Dua Gubernur Riau
Ken didapuk menjadi pemateri dalam kegiatan Silaturahmi dan Diskusi bertema "Indonesia Damai Tanpa Hoax, Intoleransi dan Ekstrimisme".
Bersama dua orang pemateri lainnya, yakni HM Zulhusni Domo selaku Sekjen MUI Riau, dan DR. H. Saifunnajar, MH dari FKPT Riau.
Dalam pemaparannya, Ken tampak ekspresif.
Dibeberapa penekanan kata, gestur tangannya ikut "berbicara", seperti memberi semacam penegasan.
Pria kelahiran Kebumen, 10 September 1979 ini dulunya pernah bergabung bersama organisasi terlarang bernama Negara Islam Indonesia atau yang dikenal juga dengan NII.
Bahkan dia sampai dipercaya memegang jabatan cukup tinggi di organisasi tersebut.
Namun pada akhirnya, Ken mengaku tersadar.
Setelah dia menyaksikan sendiri, ternyata banyak hal yang bertentangan dengan Islam yang sesungguhnya di organisasi NII.
Dia pun memutuskan keluar dari organisasi yang sudah digelutinya lebih kurang sekitar 3 tahun itu.
Baca: KISAH Cewek Cantik 21 Tahun Asal Pekanbaru Jadi Penyair Radio, Ini Ceritanya
Baca: KISAH Cewek Cantik 19 Tahun Asal Pekanbaru, dari Masa SMA hingga Kuliah di Fakultas Hukum
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru dalam Menghadapi Macet Lalu Lintas, Ini Triknya untuk Tetap Mood
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi FDJ, Tampil di Tempat Hiburan Malam hingga Acara Formal
Ken kemudian mendirikan NII Crisis Center, lembaga pusat rehabilitasi korban jaringan NII dan organisasi radikal sejenis lainnya.
Sebelum bercerita lebih jauh, Ken mempraktikkan sebuah simulasi, bagaimana anggota jaringan NII merekrut calon korbannya. Karena di organisasi NII, Ken juga punya tugas untuk merekrut anggota baru.
"Dulu saya pernah dapat piagam penghargaan, dari Gubernur, tapi Gubernur NII. Sebagai perekrut terbaik. Orang dari daerah datang di stasiun saya tongkrongi. Saya tanya udah punya kerja belum, kalau belum tinggal di tempat saya, makan seadanya nanti kerjaan saya bantu cari," ujar Ken mengawali pemaparannya.
Dulu Ken mengaku bangga, namun kini dia menyesal karena dia ikut serta dalam menyesatkan orang lain, untuk ikut bergabung bersama NII.
Selanjutnya, Ken pun meminta salah seorang audien untuk maju ke depan.
"Ayo, kira-kira siapa yang mau maju ke depan. Kalau dulu butuh waktu 2 jam, tapi sekarang saya cuma butuh 3 menit saja. Ini bukan mengajarkan radikal loh ya. Tapi artinya, dialog seperti ini kita harus waspada. Karena ini pintu gerbangnya. Ini bukan merekrut ya, simulasi saja," ungkap Ken yang disambut tawa para audien.
Seorang mahasiswa bernama Ikhlas pun maju mendekat ke arah Ken.
"Dialognya simpel, anak SD juga tahu. Semoga bisa jawab," kata Ken.
"Muslim kan ya, kalau muslim kita gunakan pintu awal agama Islam," lanjut dia.
"Oke, rukun Islam yang pertama apa mas?," tanya Ken.
"Syahadat," jawab Iklhas.
Baca: Terlibat Prostitusi Online, 11 Postingan Aldira Chena setelah Diperiksa Terkait Prostitusi Artis
Baca: Aldira Chena Endorse Produk Pembesar Mr P Setelah Diperiksa Polisi Terkait Prostitusi Artis
Baca: Aldira Chena: Dira Mau Tenang, Diperiksa sebagai Saksi Prostitusi Online
Baca: Terlibat Prostitusi Online, Aldira Chena: Silahkan Kalian Menghina Saya
"Yang kedua?," tanyanya lagi.
"Sholat," ucap Ikhlas.
"Yang ketiga puasa, keempat zakat dan kelima haji ya. Boleh nggak kalau loncat mas. Nggak usah pakai syahadat. Misalnya orang diluar Islam langsung sholat, boleh nggak mas?," timpal Ken.
"Nggak boleh lah," kata Ikhlas.
"Jadi kalau belum syahadat belum wajib sholat ya mas. Yakin? kalau gitu kapan pertama kali mas Ikhlas bersyahadat, seingat mas?," tanya Ken berlanjut.
"Yang diingat pas melaksanakan sholat," ujar Ikhlas menjawab.
"Loh tadi kan katanya belum diwajibkan sholat. Saya tanya kapan bersyahadatnya. Kapan tepatnya," beber Ken.
Suasana pun langsung riuh oleh audien.
Pertanyaan kembali dilontarkan Ken.
Namun tetap saja, perdebatan kembali terjadi dan audien tadi dibuat seperti kutu.
"Oke terimakasih mas, jangan lama-lama. Oke, dialognya simpel. Ini dilakukan sebagai awal untuk menjatuhkan mental calon korbannya. Hal sepele memang," papar Ken.
Ken mengisahkan awal mula dirinya bisa bergabung bersama organisasi NII, sekitar tahun 2000 awal.
Diungkapkannya, dia ketika itu berangkat ke ibu kota Jakarta, pada 13 Maret 2000.
Dia hendak mengikuti kejuaraan bela diri.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Penari Balet, Berawal dari Coba-coba hingga Raih Prestasi
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Padang Jadi Penyanyi di Pekanbaru, Pernah Tampil di Istana Negara
Baca: KISAH Dua Cewek Cantik Pemain Perkusi Asal Pekanbaru, Ini Foto-foto Cantik Mereka
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Perangi Hoax, Edukasi Masyarakat Bahaya Laten Hoax
"Saya pertama kali ke Jakarta, ikut turnamen pencak silat se-Indonesia ke Jakarta tahun 2000. Jadi, saya berencana bersilahturahmi ke tempat kawan-kawan sebelum pertandingan itu. Dan ternyata itulah ketemu kawan-kawan yang menurut saya luar biasa awalnya," sebut Ken.
Karena kata dia, di ibu kota yang besar dan terkenal dengan metropolitan, masih ada anak-anak muda yang buka Alquran.
Belajar dan mengkaji persoalan yang ada di sekitar mereka.
"Menurut saya itu nilai plusnya. Saya ikut berargumentasi, berdialog dengan mereka dan ternyata dalam berargumentasi saya kalah. Saya tertarik, mereka pakai ayat-ayat yang luar biasa. Walaupun saya tidak ketahui, hanya ayat-ayat potongan. Akhirnya saya bergabung. Total 3 tahun," ulasnya.
Seiring perkembangannya, Ken pun merasakan banyak hal yang ganjil dan malah secara nyata bertentangan dengan ajaran agama yang sesungguhnya.
"Alhamdulillah bisa keluar. Banyak sekali hal-hal yang melawan hukum Allah. Jadi bicara soal negara Islam, mereka ternyata menghalalkan segala cara, boleh mencuri termasuk orang tua, orang tua yang belum berhijrah, kita kafirkan juga," beber Kan.
"Jadi, bahasa kita dulu sebelum selamatkan orang tua kita, selamatkan hartanya dulu. Ini banyak yang terjadi di kalangan muda, menipu orang tua dengan modus kehilangan barang elektronik, kamera digital, nabrakin motor, nabrakin mobil, ini yang akhirnya proses awalnya belajar agama malah menjadi kriminal. Anak yang baik ketika bergabung ke sana bukan malah menjadi lebih baik, malah menjadi kriminal," imbuhnya.
Disinggung soal jumlah anggota NII, Ken menerangkan jika jumlahnya sudah sangat banyak, terhitung.
Untuk itu dia merasa ada semacam beban moral, terutama terhadap teman-temannya yang masih aktif di organisasi NII ini.
Baca: SINOPSIS dan Link Streaming Drama Korea Encounter Episode 14 Sore Ini, Kisah Cinta Berakhir?
Baca: Transfer Pemain Liga 1: Dua Pemain Asing Ini Gabung Barito Putera, Ini Harapan Jaksen F Taigo
Baca: BERITA FOTO: Lokasi Memancing di Pekanbaru Ini Buka Hingga Pukul 03.00 WIB Subuh
Baca: Karena Tak Kunjung Hamil, Perempuan Ini Dibakar Hidup-hidup oleh Mertua
"Mereka mengkafirkan kita, kita keluar dari barisan dianggap murtad, kita dianggap munafik bahkan kita dianggap pengkhianat. Karena saya dianggap membocorkan rahasia negara (NII) modus-modus mereka yang akhirnya masyarakat menjadi waspada," terangnya.
Ken pun mengimbau, ditengah banyakan kepungan berbagai persoalan, masyarakat hendaknya meningkatkan rasa nasionalisme.
"Kita harus waspada dan jangan sampai terekrut oleh kelompok radikal," jelas Ken.
Dia menambahkan, awal mula keluar dari NII, Ken pun mencoba membagikan kisahnya lewat blog.
"Ini aib memang sebenarnya, tapi saya pikir ini harus saya sampaikan. Agar masyarakat bisa waspada dan terhindar dari ajaran-ajaran radikal. Saya tulis diblog, alhamdulillah responnya positif," tuturnya.
Namun respon yang sebaliknya, justru didapati Ken dari orang-orang yang masih berkecimpung di NII.
Ken dianggap bak virus yang bisa merusak iman mereka.
Ken mengaku dirinya juga kerap mendapatkan teror ancaman. Seperti akan diculik, hingga dibunuh.
"Ancaman sering saya terima lewat sms dan telfon, awas nanti saya mau diculik, dibunuh. Namun bersama teman-teman NII Crisis Center, kami bertekad memberi pencerahan lewat jalan diskusi dan sosialisasi, jangan lagi ada korban khususnya dari generasi muda," kata Ken.
Dalam banyak kesempatan dibeberkan Ken, panitia kegiatan yang mengundang dirinya sebagai pemateri, juga sering diteror.
Disebutkan peneror, jika sampai kegiatan berjalan, maka akan ada bom yang meledak.
"Akhirnya setiap peserta atau audien yang hendak masuk, kita undang tim gegana diperiksa pakai metal detector," paparnya.
Ken mengaku, dia sepenuhnya menyerahkan diri kepada Allah.
"Insya Allah, yang jamin Allah. Saya rasa setiap kegiatan pasti ada resikonya. Tapi lewat kegiatan ini, saya harap bisa jadi penebus dosa saya. Karena saya dulu menyesatkan orang sekarang saya ingin evaluasi diri dan memberikan infomasi ini (terkait NII) supaya orang waspada," pungkasnya. (*)