Jembatan Putus, 9.000 Warga Terisolir, Masyarakat Mohon Perbaikan Kepada Wapres Jusuf Kalla
Jembatan Munte di Kecamatan Turatea, sekitar 8,1 km sebelah utara ibu kota kabupaten Jeneponto, terputus menyusul banjir bandang
Sementara dari pantauan Tribun, jalur alternatif warga Jeneponto yang akan ke Makassar via pedalaman Gowa (+81 km) di jalur Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang, juga terputus, menyusul rubuhnya Jembatan Manuju, dan Jembatan Lemoa, Desa Sapayya, Kecamatan Bungaya, Gowa.
Jembatan Munte yang terputus itu berlokasi di Dusun Uma, Desa Bontomate'ne, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Air sungai meluap akibat hujan deras sejak Senin (21/1/2019). Jembatan Munte tersebut menghubungkan Desa Mangepong dan Desa Bontomate'ne.
Di Turatea juga pipa distribusi air bersih (PDAM) dari reservoir air di Bendungan Kelara, di perbatasan Gowa-Jeneponto.
Sungai Kelara yang hulunya juga ada di kawasan Pegunungan Bawakaraeng, ekosistem DAS Jeneberang di Gowa, juga adalah sumber utama bahan baku PDAM Jeneponto.
Baca: Said Aqil Pastikan Tak Akan Calonkan Diri Jadi Ketum PBNU Lagi Saat Muktamar NU Tahun 2020 Nanti
Dari pantauan Tim Kemanusiaan FTI UMI, kemarin, salah satu gedung Intake PAM hancur dan hanyut saat banjir.
“Dampak banjir di Jeneponto ini kompleks dan butuh penanganan jangka panjang dan sinergi semua pihak, mulai dari pusat, provinsi dan kabupaten,” kata Dr Zakir Sabara MT, doktor ilmu lingkungan hidup dari UMI Makassar.
Kondisi ini dikonfirmasikan Kepala Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jeneponto Sahabuddin, ST., M.Si,
Dari pantauan dan laporan lapangan sementara, dampak bencana Hydrometeorologi di Jeneponto, ada 34 desa/kelurahan di 11 kecamatan yang terpapar.
“Bencana ini merata di 11 kecamatan, kalau hanya kabupaten yang tangani tak bisa,” kata Sahabuddin, usai mendampingi Tim Relawan & Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UMI Makassar di Desa Mangempong.
Puluhan rumah di bantaran sungai Dusun Munte, Desa Bonto Mate'ne Kecamatan Turatea, Jeneponto hanyut terbawa arus banjir bandang.
Bahkan jembatan sepanjang 70 meter penghubung antar Dusun Munte dan Mengepung juga roboh. Warga Munte, Agussalim mengatakan puluhan rumah yang hanyut itu empat diantaranya adalah milik warga atas nama Sampara (70), Hamma Deng Se're( 48) Daming (49) dan Sittiha (78).
"Jembatan kebanggaan warga Munte yang dibangun sejak tahun 1995 oleh PT Wika sepanjang 70 meter juga putus,akibat banjir dari hujan deras sekitar 4 jam, ditambah banjir kiriman dari Gowa," katanya.
Baca: Abang Kandung Bejat, Tak Tahan Lihat Kemolekan Adiknya Sendiri, Sehingga Dirudapaksa Di Kebun Cabe
Data dari BPS, Turatea adalah kecamatan terluas kelima di Jeneponto; 5376 Ha dengan kepadatan 2,909 jiwa per km/2.
Dengan bersandar ekonomi agro dan hortikultura, pertumbuhan penduduknya juga tertinggi dibanding 10 kecamatan lain, 8,89 % dalam periode 5 tahun terakhir.
Selain jalur ekonomi dan sosial, bencana ini juga menganggu jalannya rutinitas pendidikan.
Di Kecamatan Turatea ada 44 unit sekolah dengan 257 kelas, mulai jenjang TK,dasar, menengah dan madrasah.