Berita Riau
11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, dari Hasil Tes DNA 4 Mayat Berhasil Teridentifikasi
Sebanyak 11 mayat ditemukan mengapung di perairan Riau, dari hasil tes DNA 4 mayat berhasil teridentifikasi Tim DVI RS Bhayangkara Polda Riau
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Nolpitos Hendri
11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, dari Hasil Tes DNA 4 Mayat Berhasil Teridentifikasi
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru: Rizky Armanda
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Sebanyak 11 mayat ditemukan mengapung di perairan Riau, dari hasil tes DNA 4 mayat berhasil teridentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Riau.
Tim DVI RS Bhayangkara Polda Riau akhirnya berhasil mengidentifikasi 4 jenazah lagi, korban kapal karam di perairan Bengkalis yang sempat menghebohkan, beberapa waktu lalu.
Total ada 11 mayat yang ditemukan mengapung di perairan, 6 diantaranya sudah berhasil diidentifikasi lewat ciri-ciri medis dan data propertis.
Baca: 5 Selebgram Cantik Bak Boneka dan Seksi, Ada Sering dapat DM Nakal, Ini Pengakuannya
Baca: 3 FDJ Cantik Asal Pekanbaru, Jadi Pengusaha hingga Bergelut dengan Dunia Malam
Baca: 3 Hijaber Cantik Bak Boneka, Ada yang Pernah Terima DM Nakal dan Dihakimi Netizen
Baca: KISAH Hijaber Cantik Asal Aceh Jadi Selebgram, Cantik Bak Boneka, Ada yang DM Nakal
Baca: KISAH Empat Model Cantik Asal Pekanbaru, Ada yang Memulai Karir Sejak Remaja 14 Tahun
Dari total 11 mayat yang ditemukan dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau, 6 diantaranya sudah teridentifikasi.
Mereka sudah diserahkan ke masing-masing keluarga korban yakni, 1 perempuan, dan 5 lagi laki-laki.

Mereka adalah Mimi Dewi 32 tahun asal Sumbar, Ujang Chaniago 48 tahun asal Sumbar, Marian Suhadi 24 tahun asal Sumut, Paisal Ardiyanto 24 tahun asal Sumut, Fahrurrazi 27 tahun asal Aceh, dan Muklis 35 tahun asal Sumbar.
Sedangkan sisanya 5 mayat, masih disimpan di RS Bhayangkara Polda Riau. 2 berjenis kelamin laki-laki dan 3 perempuan.
Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Pol dr. Adang Azhar menjelaskan, lima jenazah inilah yang kemudian sampelnya diambil, untuk dicocokkan dengan sampel pembanding dari pihak keluarga.
“Data pembanding yang kita dapatkan untuk 5 jenazah ini cukup banyak, yaitu 14, karena ada 18 orang yang melapor kehilangan anggota keluarganya,” katanya saat konferensi pers di RS Bhayangkara Polda Riau, Jumat (1/2/2019).
Hasilnya kata Adang, 4 dari 5 jenazah tersebut sudah berhasil teridentifikasi.
Baca: 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Jenazah Mukhlis Dibawa Keluarga ke Sumbar
Baca: 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Mayat yang Ditemukan di Dumai Dipastikan Mukhlis
Baca: 11 Mayat Mengapung di Perairan Bengkalis. Begini 5 Fakta Pembuka Tabir Misteri
Baca: 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, 5 Penumpang Speedboat masih Misteri
Baca: 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Dua Tersangka Terancam 15 Tahun Penjara
Mereka diantaranya Kartiningsih usia 46 tahun asal Bondowoso Jawa Timur, Umar Abdullah umur 41 tahun asal Pidi Jaya Aceh.
Lalu sangrita Dewi usia 38 tahun asal Medan Sumatera Utara dan Indra Zulkifli berumur 25 tahun asal Tebing Tinggi Sumatera Utara.
“Maka sisa 1 jenazah yang belum teridentifikasi. Tidak ada yang cocok dengan 14 data pembanding tadi. Yang tidak teridentifikasi ini jenis kelaminnya perempuan,” sebutnya.
Lanjut dia, jenazah yang tidak teridentifikasi ini nantinya akan dikuburkan di kuburan massal, berkoordinasi dengan Dinsos Kota Pekanbaru.
Selanjutnya, untuk jenazah yang teridentifikasi, akan diserahkan kepada pihak keluarga.
“Kemungkinan jenazah tersebut hari ini dijemput, karena domisili keluarga mereka berada di luar Provinsi Riau. Satu jenazah atas nama Kartiningsih asal Bondowoso dimakamkan di Pekanbaru karena beberapa pertimbangan," ungkapnya.
Terkait kasus korban kapal karam ini, polisi menetapkan dua orang pria masing-masing berinisial BB (31) dan JML (38) sebagai tersangka.
Keduanyalah yang diketahui membawa para korban yang ternyata merupakan TKI yang bekerja di Malaysia.
Rutenya dari Malaka dengan tujuan Rupat. Namun diperjalanan, kapal mereka mengalami musibah di tengah laut.
"Keduanya telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan di rutan Polres Bengkalis," papar Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto, beberapa waktu lalu.
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Ikuti Ajang Miss Teen Hingga Putri Pariwisata
Baca: Kisah Cewek Cantik Asal Pekanbaru Suka Matematika, Bergelut dengan Angka
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Terlahir dari Keluarga Penari, Kuliah pada Jurusan Komunikasi
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Punya Kebiasaan Unik hingga Jadi Dara Photogenic Riau
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Rokan Hulu Jatuh Cinta pada Profesi Hotman Paris Hutapea yakni Advokat
Sejumlah barang bukti pun diamankan petugas. Diantaranya selembar visa/ passport atas nama Maya Kirana, selembar KTP atas nama Maya Karina, selembar foto copy atas nama Ujang Caniago.
Kemudian sebuah jirigen, sebuah baju pelampung warna oranye, kemudian pakaian dan properti 11 korban.
Ada juga sebuah USB Drive merk Tosiba warna putih yang berisikan video dan foto pada saat penyelamatan kedua tersangka oleh kapal Indomal 5 dari Dumai ke Malaka, dan terakhir hasil visum dan autopsi para korban.
Kedua tersangka dijerat pasal 359 KUHP dan Pasal 120 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 dengan ancaman 15 tahun penjara dan denda Rp 1,5 miliar.
Kita juga sudah menghubungi masing-masing keluarga yang sesuai identitasnya," kata Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Adang Azhar didampingi Karumkit RS Bhayangkara AKBP Khodijah dan Kasubbid Yanmed Dokpol Biddokes Polda Riau Kompol Supriyanto.
"Kemungkinan jenazah tersebut hari ini dijemput, karena domisili keluarha mereka berada di luar Provinsi Riau. Satu jenazah atas nama Kartiningsih asal Bondowoso dimakamkan di Pekanbaru karena beberapa pertimbangan," lanjut dia.
Dengan demikian, tinggal satu jenazah lagi yang sampai kini belum diketahui siapa keluarganya, dengan jenis kelamin perempuan.
Adang Azhar akan mengupayakan semaksimal mungkin untuk memastikan keluarga dari satu jenazah tersebut.
"Sebelumnya ada lima jenazah kita identifikasi melalui ciri-ciri dan properti yang ada pada jasad, dan yang sekarang empat jenazah teridentifikasi dengan tes DNA. Total sembilan orang," lanjut Kasubbid Yanmed Dokpol Biddokes Polda Riau.
Diberitakan sebelumnya, ada 11 korban ditemukan dalam tenggelamnya kapal yang diduga mengangkut TKI dari Malaysia menuju Riau tersebut.
Baca: KISAH Cewek Cantik Berdarah Minang Jadi Selebgram, Pernah Didatangi Orang Tak Dikenal Saat Malam
Baca: KISAH Cewek Cantik 21 Tahun Asal Pekanbaru, Terapkan Gaya Hidup Jauhi Narkoba
Baca: KISAH Cewek Cantik Asal Pekanbaru Jadi Model, Pandai Dandan dan Geluti Modern Dance
Baca: KISAH Cewek Cantik 21 Tahun Asal Pekanbaru Jadi Penyair Radio, Ini Ceritanya
Baca: KISAH Cewek Cantik 19 Tahun Asal Pekanbaru, dari Masa SMA hingga Kuliah di Fakultas Hukum
Kapal itu karam di perairan Kabupaten Kepulauan Meranti - Bengkalis pada akhir tahun 2018 lalu.
11 mayat pun ditemukan mengapung dan juga ada terdampar dalam kondisi sudah tak utuh di bibir pantai.
Satu diantaranya ditemukan di Dumai dan langsung dimakamkan, sedangkan 10 jenazah lainnya dibawa ke RS Bhayangkara Polda Riau.
Dalam kasus ini, dua orang ditetapkan oleh kepolisian sebagai tersangka, masing-masing berinisial Ja dan BB.
Keduanya juga selamat dari maut, sementara para penumpangnya tewas.
11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Jenazah Mukhlis Dibawa Keluarga ke Sumbar
Sebanyak 11 mayat ditemukan mengapung di perairan Riau, mayat yang ditemukan di perairan Dumai dipastikan bernama Mukhlis, dan jenazah Mukhlis dibawa keluarga ke Sumatera Barat (Sumbar).
Proses pembongkaran makam jenazah korban tenggelamnya kapal di Selat Malaka di TPU Marga Sarana Dumai menyisakan haru dari pihak keluarga.
Jenazah yang sebelumnya berstatus sebagai Mr X itu kini sudah diketahui sebagai Muklis. Seorang lelaki berusia 35 asal Sumbar.
Tak ayal, tangis haru langsung meledak ketika melihat jenazah diangkat dari liang makamnya di pemakaman umum tersebut.
Sejumlah sanak keluarga jenazah lainnya pun turut memegang seorang wanita bernama Rika, ibu dua anak yang merupakan istri Muklis.
Seorang keluarga Muklis yang berdomisili di Dumai bernama Yondri mengatakan, istri dan anak Muklis mendapat informasi mengenai mayat suaminya dari Polsek Rupat Utara.
Sebelumnya, pihak keluarga juga diketahui sudah lama kehilangan komunikasi dengan Muklis sebelum akhirnya mendengar kabar penemuan mayat di Rupat Utara.
"Kita dengar kabar dari berita di media bahwa ada kapal membawa orang dari Malaysia yang tenggelam. Kabar itu sampai ke Rika yang mengabarkan bahwa Muklis juga ikut dalam kapal yang tenggelam di Selat Malaka itu," papar Yondri.
Usaha untuk mengenali jenazah juga dilakukan oleh pihak keluarga sambil pulang pergi Sumbar - Pekanbaru berkali-kali.
"Kita hanya berharap, ada korban yang ditemukan dan Alhamdulillah, salah satunya adalah almarhum," sampainya kemudian.
Muklis, kata Yondri merantau ke negeri seberang dengan meninggalkan dua orang anak berusia dua dan lima tahun sebagai tukang bangunan.
"Anak-anak dan keluarganya tinggak di kampungnya di Surantiah, Sumatera Barat," tutup Yondri.
- 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, Mayat yang Ditemukan di Dumai Dipastikan Mukhlis
Sebanyak 11 mayat ditemukan mengapung di perairan Riau beberapa waktu lalu, 1 mayat yang ditemukan di perairan Dumai dipastikan bernama Mukhlis.
Mukhlis merupakan warga Pasar Baru, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Indonesia.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Riau berhasil mengidentivikasi satu jenazah di pemakaman umum Marga Sarana Kota Dumai.
Mayat Mukhlis terkait dengan 10 mayat lainnya yang ditemukan mengapung di perairan Riau.
Sebanyak 11 mayat ini merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari Malaysia yang menumpang dengan speedboat dari Malaka, dan jumlah mereka keseluruhan sebanyak 16 orang.
Speedboat mereka mengalami kecelakaan di perairan Riau dekat perbatasan Indonesia-Malaysia, sehingga semua penumpang jatuh ke laut.
11 orang dipastikan sudah menjadi mayat, dan 2 orang awak speedboat sudah ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan 5 penumpang lainnya keberadaan mereka masih misteri, apakah masih hidup ataukah sudah meninggal.
Mayat Mukhlis teridentifikasi setelah dilakukan pengenalan melalui jejak sidik jari jenazah oleh pihak kepolisian.
Pembongkaran makam jenazah dilakukan atas permintaan keluarga korban karena akan dipindahkan ke kampung halaman.
Kasubbid Yandmed Dokkes RS Bhayangkara Polda Riau, Kompol Supriyanto mengatakan, pihaknya berhasil melakukan identifikasi dan langsung menghubungi keluarga.
"Pihak keluarga meminta, agar jasad korban dipindahkan ke kampung halaman. Baru pada hari ini kita ketemu dan Tim Inavis Polres Bengkalis, Polsek Rupat, Tim DVI Polda Riau turut serta menyaksikan pembongkaran makam di Dumai," kata Supriyanto.
Dilanjutkannya, jenazah korban akan menjalani proses pemularsaran di RSUD Dumai.
Setelahnya, sertifikat kematian, sertifikat jenazah dan lain-lain akan dilakukan.
"Hal ini harus kita lakukan guna melengkapi penyidikan terhadap dua tersangka yang sudah ditangkao sebelumnya," ucapnya.
Supriyanto mengatakan, jenazah ditemukan pada 24 November 2018 di Rupat.
Pada 26 November, jenazah sudah dimakamkan di Dumai.
"Sudah 23 hari umur jenazah ini, hari ini kita bongkar untuk dimakamkan keluarganya di Sumbar," pungkasnya.
- 11 Mayat Ditemukan Mengapung di Perairan Riau, 5 Penumpang Speedboat masih Misteri
Sebanyak 11 mayat ditemukan mengapung di perairan, Bengkalis, Riau, Indonesia adalah korban speedboat karam di perairan Bengkalis dekat perbatasan Indonesia-Malaysia.
Speedboat tersebut membawa 16 penumpang dan 2 orang awak, dua orang awak itu kemudian diketahui berhasil menyelamatkan diri, dan kini ditetapkan sebagai tersangka.
Sementara, 5 penumpang speedboat dari 16 penumpang keberadaannya masih misteri, apakah mereka berhasil menyelematkan diri ataukah mayat mereka masih berada di lautan, ataukah dalam kondisi lain.
Kasus penemuam mayat diperairan Bengkalis akhirnya terungkap berkat kerja keras tim gabungan Satreskirim Polres Bengkalis bersama Satpolair Polres Bengkalis.
Hal ini diakui langsung Kasatreskrim Polres Bengkalis AKP Andrie Setiawan kepada Tribunbengkalis.com pada Rabu (12/12) siang.
Pengungkapan dilakukan tim gabungan Polres Bengkalis, bermula dari sejumlah petunjuk petunjuk yang ditemukan di lapangan oleh tim Satreskrim dan Satpolair Polres Bengkalis.
Di antaranya adanya rekaman video dari pihak kapal MV Indomal 5 yang waktu itu menyelamatkan dua orang di perairan Bengkalis saat akan menuju Malaka dari Dumai, Kamis (22/11) lalu.
"Dari rekaman penyelamatan dua orang di perairan Rupat oleh MV Indomal ini patut diduga mereka yang diselamatkan ada kaitannya dengan temuan mayat setelah penyelamatan mereka di perairan Bengkalis," ungkap Kasat Reskrim.
Dugaan tersebut semakin kuat setelah pihaknya mendapat keterangan langsung dari keluarga korban yang sudah terindentifikasi tersebut.
Para keluarga korban ini mengaku keberangkatan anggota keluarganya dari Malaysia ada kesesuaian dengan penemuan dua orang selamat diperairan Rupat Bengkalis.
"Dari petunjuk itu menguatkan mengarah kepada kedua tersangka. Saat menyerahkan diri tersangka mengakui mengangkut orang dari Malaka untuk menuju Rupat," tambah Kasatreskrim.
Kedua tersangka yang menyerahkan diri pada tanggal 10 Desember 2018 yakni Hamit alias Boboi (31) dan Jamal (38) warga Desa Sungai Cingam Rupat.
Hasil pemeriksaan tersangka mengakui mengangkut 16 orang penumpang dari Tanjung Keling Malaka sekitar pukul 00.00 WIB Kamis (22/11) dini hari.
Kemudian speedboat yang mereka kendarai terbalik dan tenggelam di perairan Bengkalis.
Sebanyak 16 orang penumpang tenggelam yang kemudian baru ditemukan 11 orang dan sudah menjadi mayat.
Sementara dua awak speedboat berhasil mengapung dengan menggunakan life jaket serta jiriken kosong.
Akibat berbuatan kedua tersangka, mereka dijerat pasal 359 KUHPidana dengan ancaman hukuman penjara paling lama 5 tahun.
Selain itu juga kedua tersangka akan dijerat dengan Pasal 120 ayat (1) Undang Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian.
"Ancaman hukuman maksimal selama 15 tahun penjara serta denda paling banyak 1,5 miliar rupiah," pungkasnya. (*)