Siapa Sangka Tembok Sekokoh Ini Mengandung Jeruk Nipis dan Sup Ketan, Justru Makin Kuat
Dalam kasus pada Tembok Besar Ming, peneliti melihat adanya amylopectin atau sejenis karbohidrat yang terkandung dalam beras pada tembok kuno itu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - China ternyata punya tembok besar lain selain tembok raksasa yang menjadi ikon negara tersebut.
Contohnya tembok kota di Nanjing yang dikenal sebagai "Tembok Besar Ming."
Tembok berusia 600 tahun ini tak kalah menarik perhatian.
Masih berdiri kokoh dan bisa dinikmati keindahannya.
Baca: Jokowi Batalkan Remisi Pembunuh Wartawan di Bali, I Nyoman Susrama
Baca: Petani Lansia Dibunuh Saat di Rumah Sama Istri dan Cucunya, Diduga Ada Kaitan dengan Ilmu Santet
Tapi siapa sangka, Tembok Kota tersebut ternyata mengandung campuran jeruk nipis dan sup ketan di dalamnya.
Beras ketan menjadi salah satu bahan rahasia di balik kokohnya tembok kuno tersebut.
Dilansir dari Suar, beras ketan merupakan inovasi dari bahan konstruksi terbesar dalam sejarah yang dikembangkan sekitar 1.500 tahun yang lalu.
Dalam kasus pada Tembok Besar Ming, peneliti melihat adanya amylopectin atau sejenis karbohidrat yang terkandung dalam beras pada tembok kuno itu.
Baca: 12 Fasilitas Sekolah Nan Unik di Berbagai Negara, Pantas Siswanya Jadi Betah
Tembok itu dibangun pada masa Dinasti Ming (1368–1644), per studi yang dipimpin oleh Dr. Zhang Bingjian dari Universitas Zhejiang di China.
Direktur Institut Kimia Fisik Universitas Zhejiang, Dr. Zhang menjelaskan, adanya bahan komposit organik khusus pada Tembok Besar Ming.
"Studi analitik menunjukkan bahwa mortar (campuran dari semen, pasir dan batu kapur) pada bata kuno adalah sejenis bahan komposit organik-anorganik khusus," jelasnya.
"Komponen anorganik adalah kalsium karbonat, dan komponen organiknya adalah amilopektin, yang berasal dari sup ketan yang ditambahkan ke mortar," imbuhnya.
Dr. Zhang mengungkap, mortan ketan ini kemungkinan adalah mortar komposit pertama di dunia yang terdiri dari bahan organik dan anorganik.
Menurut Vision Times, penggunaan mortar ketan menjadi lebih berkembang setelah dinasti Song dan Yuan.
Dr. Zhang menilai mortar ini sangat kuat, dan lebih tahan air daripada mortar kapur tradisional.
Dalam penelitian Dr. Zhang, ia menguji mortar kapur dengan jumlah ketan yang berbeda untuk memeriksa kinerjanya dibandingkan dengan mortar kapur tradisional.
Baca: Kumpulan 8 Foto Unik dan Menakjubkan, Lihat Ukuran Manusia Pada Mesin Boeing 787
Dari tes tersebut didapatkan, mortar ketan memiliki sifat fisik yang lebih stabil.
Selain itu memiliki penyimpanan mekanik yang lebih besar, dan lebih kompatibel.
Sehingga membuatnya menjadi mortar restorasi yang cocok untuk pasangan bata kuno. (*)
Artikel ini telah dimuat di Nova.grid.id dengan judul Di Balik Kokohnya Tembok Besar di China Ada Campuran Beras Ketan, Percayakah?