7 FAKTA Kasus Mahasiswa Bunuh Diri di Transmart Lampung, Banyak yang Rekam tapi Tak Menolong

Dari rekaman video yang beredar, terdengar si perekam video tersebut tertawa-tertawa sambil mengatakan, " Loncat, loncat".

Editor: Sesri
TribunLampung/Bayu Saputra
Pagi ini, Sabtu (23/2/2019) dilakukan pemakaman Tyas Sancana Ramadhan, korban bunuh diri di Transmart Lampung 

TRIBUNPEKANBARU.COM -  Korban bunuh diri Tyas Sancana Ramadhan di gedung Transmart Lampung telah dikebumikan, Sabtu 23 Februari 2019. 

Tyas Sancana Ramadhan dimakamkan di pemakaman keluarga yang tidak jauh dari rumah duka. 

Video rekaman seorang pemuda asal Lampung Selatan yang bunuh diri dengan cara melompat dari sebuah gedung swalayan di Kota Bandarlampung, Jumat (22/2/2019), menjadi viral.

Namun, apa yang terekam dalam video itu menimbulkan keprihatinan karena orang yang melihat peristiwa itu memilih untuk merekam TS saat melakukan bunuh diri dan tak membantu TS untuk mengurungkan niatnya.

Menurut ahli hukum, membiarkan seseorang yang hendak bunuh diri melanggar undang-undang yang diatur dalam Pasal 531 KUHP.

Berikut ini fakta lengkap terkait kasus bunuh diri TS di Bandarlampung:

1. Video rekaman TS bunuh diri mengundang polemik

Pada Jumat (22/2/2019) sekitar pukul 16.05 WIB, TS tampak berdiri di atap gedung swalayan di Kota Bandarlampung.

Tindakan TS itu direkam oleh seseorang yang berada di dalam mobil.

Dari rekaman video yang beredar, terdengar si perekam video tersebut tertawa-tertawa sambil mengatakan, " Loncat, loncat".

Suara perempuan juga terdengar menimpali si perekam dengan berteriak, "Kan dia loncat beneran, pas gue lagi midioin. Kan gara-gara ngejerit dia loncat beneran," kata sumber suara dalam rekaman yang beredar itu.

Percakapan dalam video tersebut mengundang reaksi warganet dan masyarakat di sekitar lokasi, salah satunya Heni.

"Mereka sibuk untuk mendokumentasikannya bahkan menyebarkan di sosial media," kata dia lagi.

Heni menyesal tidak bisa menolong korban dan tidak bisa menggerakkan orang lain untuk menolong.

Baca: 6 FAKTA Tyas Sancana Ramadhan Bunuh Diri di Transmart Bandar Lampung, Ternyata Anak Kepala Desa

Baca: Tyas Sancana Ramadan, Pria yang Bunuh Diri di Transmart Lampung, Lompat dari Ketinggian 40 M

2. Keterangan saksi mata di lokasi

Heni, salah satu saksi mata di lokasi kejadian, mengatakan, ia sudah berupaya minta pertolongan pada petugas keamanan swalayan tersebut.

Bahkan, ia meminta pegawai toko untuk menyediakan matras-matras dagangannya agar korban bisa diselamatkan.

Akan tetapi, upaya tersebut tidak membuat orang sekitarnya segera bergerak.

Foto Tyas Sancana Ramadan, korban bunuh diri di Transmart Lampung, Jumat, 22 Februari 2019.
Foto Tyas Sancana Ramadan, korban bunuh diri di Transmart Lampung, Jumat, 22 Februari 2019. (Screenshoot Facebook/Tyas Sancana Ramadan)

"Bahkan saya melihat dari atas itu juga ada laki-laki yang berpakaian hitam, saya pikir dia bernegosisasi (dengan korban) supaya tidak bunuh diri tetapi malah ikutan mengambil gambar," kata Heni kepada Kompas.com, Jumat (22/2/2019).

Yang paling memprihatinkan, kata dia, setelah korban benar-benar melompat, tubuhnya langsung ditutup kardus.

"Ada seorang lelaki juga mengomandoi untuk cari koran, cari kardus seraya mengatakan jangan disentuh, kita tunggu polisi," kata Heni.

Heni sangat menyayangkan kejadian tersebut justru tidak menimbulkan empati orang yang melihatnya.

3. Pembiaran aksi bunuh diri juga melanggar hukum

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Kota Bandarlampung Chandra Mulyawan mengatakan, membiarkan orang lain bunuh diri juga melanggar hukum.

Ancaman perbuatan tersebut diatur dalam Pasal 531 KUHP.

"Barangsiapa menyaksikan sendiri ada orang di dalam keadaan bahaya maut, lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak menguatirkan, bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya, dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp 4.500,- Jika orang yang perlu ditolong itu mati," kata Chandra Mulyawan dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com pada Sabtu (23/2/2019).

Hal ini dikatakannya merespons peristiwa TS bunuh diri sementara warga sibuk merekam dan diduga tidak melakukan perbuatan untuk mencegah korban agar tidak melakukan aksi tersebut.

4. Jenazah korban disambut isak tangis keluarga

Dilansir dari Tribun lampung, jenazah TS tiba di rumah duka di Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, pada Jumat (22/2/2019) sekitar pukul 21.45 WIB.

Isak tangis keluarga pecah saat melihat TS disemayamkan di rumah duka.Sejumlah kerabat terlihat hampir pingsan dan harus dibopong ke dalam rumah.

Pihak keluarga masih tak percaya dengan kepergian almarhum.

Menurut Asnawi, ayah TS, dirinya tak melihat kecurigaan apapun dari dalam diri anaknya tersebut.

"Terakhir ketemu tadi jam 9 atau 10-an. Biasa aja. Dia pamit mau kuliah. Salaman sama keluarga, lagi kumpul. Mbah, saya kuliah dulu," beber Asnawi.

5. TS tercatat sebagai mahasiswa di Kampus Itera

Hisni Ashiri, salah satu rekan korban, membenarkan jika TS adalah mahasiswa Institur Teknologi Sumatera (Itera).

"Saya sempet mengenal karena teman seangkatan, cuma beda jurusan," kata Hisni.

"Di grup TPB (Tahap Persiapan Bersama) 9 Mahasiswa Itera, rame soal info TS bunuh diri," tambahnya, dilansir dari Tribunnews, Jumat (22/2/2019).

Menurut Hisni, TS tergolong pendiam dan tidak begitu senang bergaul dengan rekan-rekan mahasiswanya.

"Sosoknya pendiam sih, enggak terlalu mencolok."

6. Motif bunuh diri masih misteri

Penyebab Tyas Sancana Ramadhan mengakhiri hidupnya dengan cara tragis masih misterius.

Meski begitu, diduga ada sosok seorang polwan yang membuat Tyas patah hati sehingga mengambil jalan pintas.

Kuat dugaan, Tyas nekat melompat dari lantai lima gedung Transmart Lampung karena motif asmara.

Dugaan tersebut disampaikan seorang kerabat korban, Djino (76).

"Sebenarnya jarang ketemu. Tapi, memang anaknya pendiam," kata Djino saat ditemui di Ruang Instalasi Forensik dan Kamar Jenazah RSUAM, Jumat, 22 Februari 2019 malam.

 7. Pamit dari rumah ke kampus

Djino menceritakan, anak sulung dari empat bersaudara pasangan Asnawi dan Yatinah itu diketahui kali terakhir pamit pergi dari rumah hendak kuliah.

"Katanya berangkat ke kampus jam setengah sepuluh, pamitan," ucapnya.

Setelah itu, kata Djino, kabar dari korban tidak lagi ada.

Kendati demikian, Djino mengatakan bahwa korban pernah putus cinta.

Pagi ini, Sabtu (23/2/2019) dilakukan pemakaman Tyas Sancana Ramadhan, korban bunuh diri di Transmart Lampung
Pagi ini, Sabtu (23/2/2019) dilakukan pemakaman Tyas Sancana Ramadhan, korban bunuh diri di Transmart Lampung (TribunLampung/Bayu Saputra)

"Kata orangtuanya memang putus cinta. Dan katanya, ceweknya diterima polwan, kata bapaknya tadi," beber Djino.

Djino menambahkan, setelah itu, Tyas tidak pernah bertemu lagi dengan sang pujaan hati.

Sementara, mengutip dari percakapan Asnawi dengan seorang dosen Itera, terungkap bahwa Tyas adalah anak pendiam.

"Anak pertama. Anaknya memang pendiam," kata Asnawi dengan suara lirih.

Saat disinggung apakah korban ada masalah asmara, Asnawi mengaku tak tahu.

Namun, ia membenarkan bahwa sang anak menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang saat ini menjalani pendidikan kepolisian.

 "Tapi memang dia punya pacar masuk polwan. Dia (Tyas) sukanya (terlalu) mendalam," katanya.

Setelah pacarnya masuk polwan, komunikasi di antara keduanya langsung terputus.

"Kemudian nggak ada komunikasi. Dengan keluarga juga. Masih lanjut? Nggak tahu. Tapi, kata temannya sudah putus," tandas Asnawi. (Kompas/tribun lampung)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved