Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pemuda Katolik Riau Gelar Dialog Kebangsaan, Hadirkan Franz Magnis Suseno

Pemuda Katolik (PK) Komda Riau menggelar dialog kebangsaa, Sabtu (2/3/2019) di Aula Gereja Santa Maria Pekanbaru.

istimewa
Ketua Pemuda Katolik (PK) Komda Riau, Pandapotan Sitanggang memberikan kata sambutan pada dialog kebangsaan, Sabtu (2/3/2019) di Aula Gereja Santa Maria Pekanbaru. Mengusung tema Keutuhan Bangsa di Tengah Hiruk Pikuk Politik, PK Komda Riau mendatangkan pemateri Prof Dr Franz Magnis Suseno, SJ. 

Oleh karena itu, dunia politik harus diisi oleh orang-orang yang mempunyai kapasitas, loyalitas, integritas, dan dedikasi yang tinggi dalam mengemban jabatan dan menggunakan kekuasaan.

Pemilu harus dilaksanakan dalam batas-batas moral sehingga kehidupan bersama yang lebih baik akan menjadi kenyataan (bdk. Gaudium et Spes no.74)

2. Bangsa ini membutuhkan orang-orang yang cerdas dan baik untuk menjadi pemimpin.

Mereka hanya akan bisa menjadi pemimpin kalau kita pilih.

Memilih untuk tidak memilih (golput) sama artinya membiarkan bangsa ini dikuasai oleh siapapun, termasuk orang-orang yang ingin merongrong Pancasila dan meruntuhkan negeri ini.

Sebagai warga Gereja dan warga negara yang baik, “100% Katolik dan 100% Indonesia”, sudah selayaknya umat Katolik, khususnya orang muda Katolik yang akan menjadi pemilih pemula, memberikan suaranya dalam pemilu ini.

Baca: Sunarti Penderita Obesitas 148 Kg Asal Karawang Meninggal Dunia, Sempat Jalani Operasi Bariatrik

Baca: Jumlah Titik Api Hari Ini di Riau Ada 23, Tersebar di 5 Kabupaten Terbanyak di Kepulauan Meranti

3. Umat Katolik dipanggil dan diutus oleh Allah untuk menjadi garam dan terang dunia (bdk. Mat.15:13-14).

Dalam konteks pemilu ini, garam dan terang dunia diwujudkan dengan menjadi pemilih, penyelenggara dan pengawas, serta kandidat.

3.1. Sebagai Pemilih

a. Mempunyai informasi yang cukup terkait kandidat yang akan dipillih dan partai politiknya

b. Mengetahui hal-hal tehnis seputar pemilu, meluangkan waktu ke TPS untuk memberikan suara, mencoblos kartu suara secara benar, dan ikut mengawasi penghitungan suara.

c. Menolak politik uang dengan tidak menerima uang atau barang apapun yang diberikan dengan maksud agar mereka memilih kandidat tertentu

d. Memilih kandidat yang beriman, mengamalkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

e. Memilih kandidat yang berani menolak segala bentuk radikalisme dan intoleransi.

f. Memilih kandidat yang dapat memperjuangkan kepentingan umum dan tidak mempolitisasi agama dan suku.

g. Memilih berdasarkan suara hati dan bukan karena adanya tekanan dan pesanan tertentu

h. Peka dan peduli dengan sesama pemilih, khususnya mereka yang mengalami disabilitas atau keterbatasan yang lain.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved