117 Kasus DBD Ditemukan di Pekanbaru. Kecamatan Sukajadi Paling Banyak. Ini Rinciannya
Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Kecamatan Sukajadi menjadi yang terbanyak kasus DBD. Jumlah kasus yang terjadi di sana mencapai 21 kasus.
Penulis: Fernando | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU- Ratusan Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi hingga pekan ketiga bulan Maret 2019.
Jumlah kasusnya mencapai 117 kasus, dan ditemukan di seluruh kecamatan di Kota Pekanbaru
Data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Kecamatan Sukajadi menjadi yang terbanyak kasus DBD. Jumlah kasus yang terjadi di sana mencapai 21 kasus.
Kasus DBD juga banyak terjadi di empat kecamatan lainnya. Ada 17 kasus di Kecamatan Payung Sekaki dan 14 kasus di Kecamatan Marpoyan Damai.
Ada 12 kasus di Kecamatan Tampan dan 10 kasus di Kecamatan Tenayan Raya.
Kasus DBD juga terjadi di tujuh kecamatan lainnya. Ada tujuh kasus masing-masing terjadi di Kecamatan Senapelan, Kecamatan Rumbai, Kecamatan Limapuluh dan Kecamatan Sail.
Ada masing-masing enam kasus di Kecamatan Rumbai Pesisir dan Kecamatan Bukit Raya. Lalu tiga kasus lainnya di Kecamatan Pekanbaru Kota.
Para pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan layanan kesehatan di Kota Pekanbaru.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Indra Pomi menyebut bahwa DBD menjadi langganan di Pekanbaru karena terkait erat dengan lingkungan.
Ia mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.
Mereka juga mesti mengantisipasi lingkungan rumah dari adanya genangan air.
"Genangan dan penampungan air bisa menjadi saramg Nyamuk Aedes Aegypti. Jngan biarkan jentik nyamuk berkembang," terangnya, Rabu (20/3/2019).
Upaya pengasapan sudah dilakukan dinas. Mereka melakukan pengasapan di sejumlah kawasan yang terdapat kasus DBD.
"Saya juga mengimbau masyarakat juga ikut mencegah penyebaran DBD," ujarnya.
Terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Maisel Fidayesi menyebut bahwa upaya pencegahan dengan melakukan fogging atau pengasapan di lingkungan masyarakat.
"Kami dari dinas terus melakukan fogging untuk daerah yang sudah ada kasus berdasarkan data pihak puskesmas. Sembari melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan," ulasnya
Maisel mengimbau agar masyarakat mencegah penyakit DBD dengan 3 M yakni menguras bak penampungan air, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang bekas.
Masyarakat harus mewaspadai genangan air yang ada di bak kamar mandi, penampungan air, air pembuangan kulkas, pot bunga hingga dispenser air minum.
Begitu juga barang bekas di sekitar rumah yang bisa jadi tempat air menggenang.
Mereka juga harus memastikan tidak ada jentik nyamuk di rumah dan sekitarnya. Keberadaan jentik nyamuk berpotensi berkembang jadi nyamuk Aedes Aegypti yang jadi penyebab DBD.(*)