Pelalawan
Kakinya Infeksi Kena Jerat, Harimau Sumatra Bernama Inung Rio Ini Sempat Alami Demam Tinggi
Harimau malang itu diperkirakan sudah terperangkat jerat sekitar 2 sampai 3 hari.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Harimau Sumatra yang terkena jerat di wilayah restorasi ekosistem di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti Kabupaten Pelalawan, sempat mengalami demam tinggi.
Hal ini karena kaki kiri belakang harimau yang terjerat sling itu, mengalami infeksi hingga membusuk dan dikerubungi lalat.
Harimau malang itu diperkirakan sudah terperangkat jerat sekitar 2 sampai 3 hari.
"Karena luka dikaki itu, menimbulkan demam. Panas tubuhnya mencapai sekitar 41 derajat celcius waktu itu," kata Suharyono, Kepala Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau.
Baca: Begini Kronologi BBKSDA Riau Selamatkan Harimau Sumatera yang Terjerat di Pelalawan Riau
Lanjut dia, harimau tersebut kini sudah berada di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya (PR-HSD) untuk menjalani perawatan dan pemulihan.
"Infeksinya sudah stadium 3 kalau bahasa dokternya. Jadi perlu dilakukan pengobatan intens. Kita berharap dalam 2 sampai 3 hari ke depan bisa diputuskan oleh dokter dan tim medis yang menyertainya di sana, apakah perlu diamputasi atau tidak. Tapi kita berharap tidak (sampai diamputasi)," tuturnya.
Dia membeberkan, harimau tersebut belum mau makan karena masih trauma. Tim kini tengah fokus melakukan pengobatan terhadap luka yang dideritanya.
Sementara itu lebih jauh kata Suharyono, lokasi Harimau Sumatra ini terjerat sling, masuk wilayah kerja PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group).
Baca: Kisah Mardian Diterkam Harimau Sumatera di Inhil Riau, Si Belang Menerjang dari Balik Semak-semak
Areal itu merupakan ex Hak Pengusahaan Hutan (HPH) yang saat ini menjadi kawasan restorasi ekosistem dalam rangka pengembalian hutan secara alami kembali.
Harimau ini juga sudah diberi nama khusus untuk memudahkan proses identifikasi lebih lanjut, pengenalan, dan dokumentasi.
"Kami berikan identitas menggunakan namanya pak Dirjen KSDAE, Pak Inung. Pak Dirjen kami namanya Pak Wiratno, panggilannya dari kecil Inung. Jadi kami beri nama Inung Rio," paparnya.
Petugas dari Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor Harimau Sumatra yang terkena jeratan pemburu.
Harimau malang ini, dievakuasi petugas gabungan dari wilayah restorasi ekosistem, yang juga masuk wilayah kerja PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group) di Desa Sangar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.
Keberadaan si belang yang terkena jeratan ini awalnya diketahui oleh karyawan PT Gemilang Cipta Nusantara (RAPP Group), Jumat (22/3/2019) sekitar pukul 15.00 WIB sore, yang kemudian melaporkannya kepada BBKSDA Riau.
Baca: VIDEO: Kesaksian Edi, Warga Riau yang Selamat dari Terkaman Harimau
Informasi itu langsung ditindaklanjuti oleh BBKSDA, dengan terlebih dahulu mengirim tim pengamanan dihari tersebut.
"Karena jarak tempuhnya cukup jauh, memakan waktu sekitar 11 jam. Akses ke sana juga sulit. Harus menyebrang dan melanjutkan dengan berjalan kaki. Tim pengamanan turun terlebih dahulu, melakukan observasi di sekitar lokasi. Berkoordinasi dengan pihak perusahaan, aparat setempat dari Polri dan TNI," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, Selasa (26/3/2019).
Lanjut dia, tim lainnya kemudian menyusul. Dilengkapi 5 orang dokter hewan, 1 orang paramedis, termasuk tim dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PR-HSD).
Mereka sampai di lokasi pada Sabtu pagi. Selanjutnya pada Sabtu sore, harimau tersebut sempat akan dievakuasi menggunakan tandu yang dihubungkan dengan helikopter.
"Namun ternyata hal itu kelihatannya tidak efektif. Melihat kondisi satwa yang juga semakin memburuk, karena diperkirakan sudah terjerat 3 sampai 4 hari," sebutnya.
Kemudian kata Suharyono, akhirnya pada Minggu sekitar pukul 11.50 WIB, harimau berjenis kelamin jantan dengan bobot sekitar 90 kilogram itu berhasil dibius lalu diangkut dengan menggunakan tandu.
Tim harus kembali menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, lalu menyusuri kanal dengan sampan yang dilengkapi mesin.
Sepanjang perjalanan, harimau tersebut diberikan bius. Hingga akhirnya sampai kembali di darat.
"Harimau Sumatera kemudian dimasukkan ke dalam kandang transit dan dilakukan observasi lanjutan. Terutama untuk pengobatan kakinya yang terluka parah karena terkena jerat dan sudah infeksi. Sudah dikerubungi lalat," sebut Suharyono.
Baca: LOWONGAN KERJA (LOKER) BUMN Kimia Farma Terbaru Maret 2019
"Penanganan hidrasi juga dilakukan, yang bertujuan menambah asupan air ke dalam tubuh harimau untuk menghindari dehidrasi," imbuh Suharyono.
Saat ini katanya, harimau yang berusia sekitar 3 sampai 4 tahun ini dititipkan di PR-HSD di Dharmasraya untuk menjalani perawatan yang lebih intensif.
Suharyono memastikan, jeratan yang mengenai harimau itu, memang merupakan jerat untuk si belang, bukan hewan lain, misalnya babi.
"Jerat ini memang khusus untuk harimau. Kalau jerat babi biasanya bentuk lingkaran dipasang vertikal. Kalau babi masuk jerat maka lehernya terjerat, memang untuk membunuh babi. Tapi ini memang jerat khusus kaki harimau tidak untuk membunuh. Slingnya juga ukurannya lebih besar," ulasnya.(Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda).
Saksikan juga berita video menarik dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com: