Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kepala Perwakilan BI Riau: Optimalisasi Sumber-sumber Baru untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Optimalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru agar mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi

Penulis: Alex | Editor: Ariestia
Tribun Pekanbaru/Hendri Gusmulyadi
Kepala KPW BI Riau, Decymus 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Optimalisasi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru agar mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, baik nasional maupun daerah.

Di Provinsi Riau, sektor utama pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih bersumber pada sektor pertanian khususnya sawit dan pertambangan minyak mentah.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Riau, Bank Indonesia menyiapkan langkah-langkah penguatan baik berupa kajian sebagai masukan ke Pemda maupun kegiatan-kegiatan yang bersifat langsung kepada pelaku usaha.

Baca: Gadis 11 Tahun Tewas Usai Gosok Gigi, Sempat Bilang Ia Kena Alergi, Kemudian Bibirnya Membiru

Tujuannya untuk mendorong berkembangnya sumber pertumbuhan ekonomi baru dan mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor konvensional yang bertumpu pada komoditas primer.

Berikut wawancara Tribunpekanbaru.com dengan Kepala Bank Indonesia Provinsi Riau Decymus:

Bagaimana prediksi pertumbuhan ekonomi Riau khususnya pascapilpres

Pertumbuhan ekonomi di Riau cenderung melambat dalam beberapa tahun terakhir ini, dan itu kami identifikasi karena kita masih bergantung pada komoditas primer seperti minyak mentah dan kelapa sawit.

Untuk minyak mentah kita tahu lifting minyak itu tidak bisa naik dengan cepat.

Demikian pula dengan produksi sawit, apalagi sebagian tanaman sawit rakyat yang sudah tua dan harus ditanam ulang (replanting).

Dengan kondisi itu, harapan pertumbuhan lebih dari sisi kenaikan harga komoditas-komoditas tersebut.

Pertumbuhan ekonomi itu adalah kenaikan nilai produksi saat ini, atau hasil perkalian antara volume produksi dengan harga pada saat ini, dibandingkan dengan nilai produksi pada periode sebelumnya.

Menjadi susah kalau kedua variabel tersebut bermasalah, produksi susah ditingkatkan dan harga juga turun.

Ini yang menjadi salah satu penjelas mengapa pertumbuhan ekonomi Riau terus melambat dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai informasi, Tahun 2018 lalu pertumbuhan ekonomi Riau hanya 2,34%, padahal pada saat harga minyak mentah dan sawit tinggi pada tahun 2010 dan 2011 kita bisa tumbuh hingga 6 persen.

Isu ini sudah saya angkat beberapa hari yang lalu dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan Bapak Gubernur Riau, Wagub dan Prof. Rokhmin Dahuri selaku pakar ekonomi dan kelautan.

Bapak Gubernur sepakat, diperlukan langkah-langkah segera untuk mencegah perlambatan ekonomi lebih lanjut. Kalau tidak, itu akan berdampak langsung pada penurunan daya beli masyarakat.

Baca: Video Jadwal Lengkap Liga Spanyol Pekan Ke 33

Pascapilpres ini kami prediksi masih belum ada perubahan yang signifikan.

Dari pengamatan kami di lapangan melalui survei dan liaison, pelaku usaha mengatakan dampak Pemilu tidak seperti biasanya.

Biasanya kalau ada Pemilu, belanja pemerintah dan rumah tangga itu cukup besar, mungkin karena belanja Parpol, kontestan Pemilu untuk kampanye, dsb. Tapi fenomena itu kurang terlihat dalam Pemilu kali ini.

Dampak Pemilu yang kurang signifikan tersebut tentu juga berpengaruh terhadap angka pertumbuhan ekonomi.

Target kenaikan persentase pertumbuhan ekonomi Riau di 2019?

Dari data terkini harga minyak mentah dan sawit, kami melihat mulai ada kenaikan harga minyak mentah dan sawit dalam 3 bulan terakhir dari titik terendahnya di akhir tahun lalu.

Namun, kenaikan relatif landai jika dibandingkan penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan kondisi tersebut, kita mencapai pertumbuhan ekonomi 2 persen saja pada 2 kuartal pertama tahun 2019 itu sudah cukup bagus.

Dalam FGD tersebut disepakati bahwa untuk menahan perlambatan lebih lanjut, kita harus mendorong hilirisasi, meningkatkan kemudahan berusaha dan mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, antara lain disebutkan di sektor pertanian rakyat, perdagangan, perikanan hingga pariwisata.

Kami yakin, dengan enforcement yang kuat dari Pak Gubernur dan Wagub, insyaAllah mulai kwartal 3 dan 4 perekonomian Riau akan mulai bangkit.

Kalau kita berhasil menggerakkan itu dengan cepat, maka untuk keseluruhan 2019 kita optimis pertumbuhan ekonomi bisa naik ke 2,2 persen.

Kenapa angkanya belum begitu besar? Karena hal-hal yang akan dilakukan Pemda itu sifatnya struktural, atau butuh waktu untuk merasakan dampaknya.

Jadi, kalau dalam 6 bulan atau 1 tahun dampaknya sudah terlihat, itu luar biasa.

Dimana-mana kebijakan struktural biasanya baru terlihat dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun.

Sektor apa di Riau yang masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi?

Dari data PDRB di Riau, sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Riau masih bertumpu pada sektor pertanian khususnya sawit, karet dan kelapa serta sektor industri berbasis komoditas primer sawit dan karet tersebut, serta sektor pertambangan.

Ada sektor ekonomi alternatif yang bisa dimaksimalkan?

Dari hasil kajian kami di Bank Indonesia Riau, ada beberapa sektor lain yang bisa dikembangkan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru dan dampaknya besar bagi kesejahteraan masyarakat.

Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian rakyat, kemudian sektor perdagangan. Sektor perdagangan ini memang kecil-kecil, tapi pelaku ekonomi di dalamnya banyak sekali. Jika kita bisa dorong mereka, dampaknya relatif cepat dan masif. Kemudian sektor kontruksi, termasuk didalamnya pembangunan real estate, mal, rumah sakit, sekolah dsb. Selanjutnya adalah sektor pertambangan lainnya dan sektor perikanan yang dampaknya juga besar karena banyak masyarakat yang terlibat di sana.

Langkah atau kebijakan apa yang akan dilakukan BI Riau mendukung pertumbuhan ekonomi Riau?

Kami paham, kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi merupakan kewenangan pemerintah daerah. Namun, untuk mencapai cita-cita pembangunan, pemerintah butuh dukungan dari semua pihak.

Itu sebabnya salah satu fungsi Bank Indonesia di daerah adalah memberikan advisory atau masukan kepada Pemda, untuk membantu merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi di daerah.

Baca: Mancing di Sungai Maraja, Daniel Tewas Diterkam Buaya, Saksi Lihat Air Sungai Berubah Merah Darah

Tidak hanya itu, kami juga berusaha membantu Pemda dengan melakukan beberapa program yang bersifat langsung ke masyarakat dalam bentuk program ketahan pangan, program pemberdayaan perempuan, serta program kemandirian pesantren dan ekonomi syariah.

Tujuannya adalah untuk mendorong munculnya kegiatan-kegiatan usaha baru di masyarakat agar mereka bisa memenuhi kebutuhan sendiri, kemudian berkembang untuk mendorong kegiatan ekonomi pelaku usaha dan masyarakat di sekitarnya. (Tribunpekanbaru.com/Alexander).

Saksikan juga berita video menarik Tribun Pekanbaru dengan subscribe ke channel YouTube Tribunpekanbaru.com:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved