Menakar Resiko Joki Tong Setan: Mulai Dagu Tembus Dihujam Pagar Pembatas Hingga Resiko Mandul
Suara khas sepeda motor 2 tak, terdengar menggelegar di area Pasar Malam Jalan Hang Tuah, Pekanbaru, Minggu (21/4/2019) malam.
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Suara khas sepeda motor 2 tak, terdengar menggelegar di area Pasar Malam Jalan Hang Tuah, Pekanbaru, Minggu (21/4/2019) malam. Suara tersebut berasal dari Tong Besar setinggi kurang lebih 7 meter dihiasi lukisan Hello Kitty di dinding luar.
Senada dengan suara yang terus berpacu itu, banyak pengunjung berdatangan ke kamar tiket untuk membeli karcis masuk seharga Rp 5 ribu. Lalu, satu-persatu mereka menaiki anak tangga besi dan mencari posisi berdiri mengitari tong.
Atraksi Tong Setan dimulai saat dua joki bersiap menunggangi kuda besinya. Setelah beberapa kali menggeber sepeda motornya, perlahan tapi pasti, kedua joki saling adu konsentrasi mengitari sudut 90 derajat dengan diameter lintasan berkisar 6 meter. Bunyi mesin kian menderu saat keduanya menapaki lintasan.
Kepulan asap putih tiba-tiba menyembur keluar dari knalpot ketika penonton melambaikan beberapa lembar uang kertas. Layaknya predator sedang mengintai mangsa, sang Joki spontan membenamkan gas sepeda motornya lalu menyambar ‘saweran’ tadi.
Pertunjukkan ini semakin mengkerutkan kening penonton saat kedua Joki mencoba melakukan aksi berbahaya. Semacam melepaskan genggaman dari stang motor, duduk bersila di atas motor dan aksi lainnya.
10 menit tak terasa berlalu begitu saja. Ada rasa puas terpancar dari raut wajah penonton. Bagi orangtua yang datang bersama anaknya, tampak sibuk meladeni pertanyaan buah hati mereka tentang bagaimana Sang Joki mengendarai sepeda motor dalam posisi miring.
Baca: Seekor Ular Piton Besar Masuk ke Rumah Warga Melalui Plafon, Ekornya Masih Menjulur (Video)
Baca: Sebut Prabowo Gangguan Jiwa Usai Kalah Pilpres, Pablo Putera Benua Suami Rey Utami Diserang Netizen
Baca: Takut Jumpa Polisi Usai Penghitungan Suara, Begini Kondisi Petugas KPPS Ali di Meranti Riau Sekarang
Tribunpekanbaru.com mencoba mewawancarai seorang joki yang baru saja menampilkan kepiawaiannya dalam menjinakkan si Kuda Besi.
“Nama saya Sandro Pasaribu asal Padang Sidempuan,” begitu pria berperawakan tegas ini memulai pembicaraan. Pria berusia 24 tahun iti telah menekuni profesinya sebagai Joki Tong Setan selama 4 tahun.
Bagi Sandro, resiko menjadi Joki sudah dipahami betul, bahkan yang terburuk sekalipun pernah Dia alami.
“Kecepatan yang konstan kunci untuk mengendalikan motor agar tetap stabil. Sebelum benar-benar tampil di Pasar Malam, saya berlatih dulu kurang lebih 3 bulan. Selama masa itu, saya pernah gagal, menabrak pagar tong dan pagar itu menembus dagu saya,”kenang Sandro.
Meski begitu, kegagalan itu dianggap sebagai pelajaran berharga bagi dirinya untuk terus mengasah kemampuan dan selalu mengutamakan keselamatan.
Soal upah yang diterima, Sandro menyebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca: Tinggal 3 Kali Pertandingan, Persaingan Liga Inggris Kian Panas, Liverpool dan Man City Saling Salip
Baca: Ditanya Kemungkinan Sandiaga Uno Jadi Wagub DKI Lagi, Begini Reaksi Anies Baswedan
Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU Senin (22/4/2019) Sore, Cek Disini
“Kalau ramai, seperti Malam minggu kemarin, saya bisa meraup sekitar Rp 700 ribu satu malamnya,”kata Dia.
Sandro memang hanya fokus menekuni profesi ini sejak berusia 20 tahun. Namun Dia memiliki target untuk menyudahi aksinya ini.
“Kira-kira satu tahun lagi saya akan berhenti. Sebab, resiko lain dari Joki Tong Setan ini bisa Mandul dan hal itu sudah dialami beberapa senior saya. Dan saya tentu tak ingin hal itu terjadi pada diri saya,”tegasnya.
Pada kesempatan ini, Sandro mengaku senang jika tampil di Pekanbaru. Menurut Dia, masyarakat Kota Bertuah ramah-ramah dan murah senyum.
“Apalagi banyak yang suka kasi sawer," tutup Sandro.

Baca: Live Streaming Persija vs Ceres Negros, Live Piala AFC 2019 Selasa 15.30 WIB
Baca: Hadapi Borneo FC Persib Bandung Bawa 19 Pemain, Termasuk 2 Pemain Asing, Berikut Ini Daftarnya
Baca: Bakar Kotak Suara Pemilu 2019, Caleg PDIP dan Panwascam Ditangkap Saat Lagi Sembunyi di Rumah Warga
Penjelasan Tong Setan
Laman scienceabc.com menjelaskan fenomena tong setan ini.
Ketika atraksi Tong Setan sedang terjadi, maka sebetulnya di sana sedang ada empat gaya yang sedang bekerja.
Pertama, gaya gravitasi yang arahnya ke bawah;
kedua gaya gesek lintasan yang mengarah ke atas;
tiga, gaya normal yang arahnya tegak lurus lintasan,
terakhir gaya sentripetal.
Agar motor dapat bergerak melingkar pada lintasan dinding tegak tanpa terjatuh, maka yang dibutuhkan adalah gaya normal. Penjelasan mudahnya, gaya gesek (dari ban motor) dan gravitasi bertindak dalam arah yang berlawanan.
Kedua gaya ini menyeimbangkan satu sama lain.
Namun begitu, untuk menciptakan gaya gesek yang sesuai, maka kecepatan motor harus cukup tinggi.
Ketika gaya gesek terlampau rendah atau dengan kata lain motor tidak digeber dengan kecepatan yang cukup, maka sepeda motor akan tertarik ke bawah kerena gaya gravitasi.
Namun begitu, kecepatan ini juga harus ada batasnya. Pasalnya, pengendara motor bukan robot. Dia punya keterbatasan. Ketika motor terlalu kencang, maka tentu akan lebih sulit untuk mengendarainya.
Titik berat juga jadi faktor penting. Maksudnya, motor dan pengendara motornya itu sendiri bukan sebuah titik masa.
Gaya gesek bekerja di roda, sementara gaya berat bekerja pada titik berat motor dan pengendaranya itu sendiri.
Keduanya tidak terletak pada satu titik, dan akan menyebabkan efek rotasi yang bisa membuat motor jatuh jika tidak ada faktor yang menyeimbangkannya.
Nah, faktor penyeimbang ini diperoleh dengan membuat motor agak miring terhadap lintasan vertikal.
Dengan sedikit miring, maka akan muncul gaya normal. Makanya itu, kalau kita perhatikan, pengendara tidak pernah benar-benar tegak lurus saat melintas, melainkan agak miring ke arah atas.
Tentu dalam Tong Setan, semua ini kuncinya memang kebiasaan dan latihan.