Kapolri Tito Karnavian Ungkap Provokator Mengaku Dibayar, Total Uang Rp 6 Juta
saat diperiksa, provokator yang mayoritas adalah anak-anak muda ini mengaku dibayar untuk melakukan aksinya.
Berikut kronologi kejadian yang dipaparkan Iqbal:
Pukul 10.00 WIB
Beberapa kelompok mulai melakukan aksi unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu, Selasa. Aksi berjalan damai.
Koordinator lapangan meminta kepada Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan untuk dizinkan berbuka puasa bersama serta shalat magrib, shalat isya hingga tarawih berjamaah di lokasi. Kepolisian memberikan toleransi meskipun dalam aturan massa harus membubarkan diri pukul 18.00.
"Kita lihat bukan hanya aspek yuridis, apalagi ini Ramadhan," kata Iqbal. Saat itu, polisi dan tentara yang berjaga ikut buka puasa dan shalat berjamaah.
Baca: WhatsApp Dikeluhkan Tidak Bisa Kirim Foto, Instagram pun Bermasalah, Apa yang Terjadi?
Baca: Tak Cuma Mogok Sekolah, Para Siswa MAN 1 Teluk Kuantan Riau Juga Ngadu ke Bupati dan Polres Kuansing
Pukul 21.00 WIB
Kapolres Jakpus mengimbau massa untuk membubarkan diri. Setelah imbauan beberapa kali, massa kooperatif membubarkan diri. Proses berjalan damai.
Pukul 23.00 WIB
Tiba-tiba ada massa yang tidak diketahui asalnya. Mereka memprovokasi hingga melakukan anarkistis.
Lantaran tidak boleh lagi ada kerumuman massa, Kepolisian membubarkan.
Ketika didorong mundur, massa melawan dengan melempar batu, molotov, dan petasan ukuran besar ke arah petugas.
"Massa tersebut sangat brutal," ujar Iqbal.
Polisi terus melakukan upaya penanganan hingga lima jam.
Massa saat itu terpecah, ada yang mengarah ke Jalan Sabang, ada yang masuk ke gang-gang kecil.
Dalam proses itu, Polisi mengamankan 58 orang yang diduga provokator.