Penalti Kontroversial, PSSI Investigasi Wasit PSS Sleman Kontra Semen Padang
Pada laga PSS vs Semen Padang di Maguwoharjo beberapa hari lalu, wasit Armyn Dwi Sryathin memberikan penalti kontroversial untuk PSS.
Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - PSSI bergerak cepat melihat adanya kejanggalan dalam pengambilan keputusan wasit, saat pertandingan PSS Sleman kontra Semen Padang di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Minggu (26/5) malam lalu. Pada laga itu kedua tim bermain imbang 1-1.
Yang menjadi sorotan, saat sedang tertinggal 1-0 dari Semen Padang melalui gol Rosad Setiawan, PSS Sleman menyamakan kedudukan melalui sepakan penalti Brian Ferreira. Yang menjadi masalah, penalti yang diberikan wasit Armyn Dwi Sryathin itu dinilai kontroversial.
Ketika itu, seorang pemain PSS terjatuh sendiri di dalam kotak penalti Semen Padang. Namun wasit dengan sigap menunjuk titik putih. Dari tayangan televisi, terlihat jelas tidak ada sentuhan apapun dari pemain Semen Padang yang membuat pemain PSS terjatuh.
Hal itulah yang bakal diinvestigasi PSSI melalui Komite Wasit. Selain Armyn, ada juga Fuad Qohar yang bertugas sebagai asisten wasit 1 dan Dedek Duha sebagai asisten wasit 2 di laga tersebut.
"Kami akan mengumpulkan laporan teknis dari penilai wasit (referee assessor PSSI) dan dari wasit serta asisten wasit itu sendiri. Kami akan analisis kondisi kesehatan dan kebugarannya, penerapan pasal-pasal permainan, pengambilan keputusan selama pertandingan dan cara membaca situasi pertandingan," ujar Purwanto, anggota Komite Wasit PSSI seperti dilansir laman resmi PSSI.
Di samping itu, PSSI juga akan mengirim rekaman pertandingan ke Asosiasi Sepakbola Jepang (JFA), yang menjadi mitra PSSI dalam melakukan penilaian terhadap kinerja wasit atau perangkat pertandingan.
“Dalam pertandingan itu, secara khusus kami akan mendalami dugaan pelanggaran peraturan permainan pasal 10 dan pasal 12," tambah Purwanto.
Rencananya, para perangkat pertandingan itu akan dipanggil PSSI dalam waktu dekat. Jika terbukti bersalah, para wasit itu tidak akan ditugaskan lagi di Piala Indonesia. Bahkan, jika melakukan kesalahan sangat mendasar, mereka tidak akan bisa memimpin pertandingan di Liga 1 dan Liga 2 musim ini. (rin)
