Sosok Gories Mere, Jenderal yang Jadi Sasaran Tembak:Pernah Dikirimi Bom & Disebut Abu Bakar Baasyir
Sebelum menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan, Gories Mere berkiprah di bidang antiteror.
Ia pernah menjadi Kasatserse Um Dit Serse Polda Metro Jaya, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kadit Serse Polda Jabar.
Baca: Bertanya Kapan Nikah Saat Lebaran, Ternyata Ini Akibat Buruknya: Berikut Cara Menjawabnya
Baca: VIDEO STREAMING Final Liga Eropa Chelsea Vs Arsenal Dinihari Nanti, Berikut Prediksinya
Baca: Perkosa Kedua Anaknya Hingga Hamil, Ayah Ini Salahkan Istrinya yang Tak Mau Berhubungan Intim
Tak hanya itu, Gories Mere juga pernah menjabar sebagai Kadit Serse Polda Metro Jaya, Irpolda Nusa Tenggara Timur, Wakapolda Nusa Tenggara Timur, Diserse Pidana Narkoba Mabes Polri, dan Wakabareskrim Polri.
Saat dilantik menjadi kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 2010, Gories Mere merupakan jenderal bintang tiga.
Gories Meres juga pernah terlibat dalam perintisan Detasemen Khusus Antiteror 88 (Densus 88).
Ia merupakan mantan Kepala Densus 88 yang disebut sebagai dalang penangkapan teroris Abu Bakar Baasyir.
Selain itu, Gories Mere juga terlibat dalam penangkapan teroris kakap otak bom bali, Dr Azhari.
Di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, nama Gories Mere sempat disebut oleh Abu Bakar Baasyir.
Baca: Bule Cantik Polly Alexandria Balik ke Indonesia Bukan Karena Kangen Suami, Tapi Karena Ini
Baca: Diduga Ini Penyebab Wiranto, Luhut, Budi Gunawan dan Gories Mere Jadi Sasaran Pembunuhan

"Dendus 88 mempunyai pasukan khusus satgas antibom di bawa komando Gories Mere. Semua saksi-saksi sudah disiapkan dengan tekanan Densus 88. Dalam kasus Aceh ini orang-orang yang jadi saksi saya juga menghadapi siksaan," ucap Abu Bakar Baasyir pada 2011 silam.
Mendapat ancaman pembunuhan sepertinya sudah menjadi hal biasa bagi Gories Mere.
Saat ia menjabat sebagai Kepala BNN, Gories Mere pernah dikirimi paket bom.
Bom tersebut berupa buku yang ditujukan untuk politisi Partai Demokrat pada 2011.
Tak hanya dikirim ke kantor, bom buku itu juga ditujukan ke rumah Gories Mere.

Kini, Gories Mere menduduki jabatan Staf Khusus untuk Presiden Jokowi dalam bidang intelijen.
Ia diangkat menjadi staf khusus pada Juli 2017 bersama dengan beberapa staf khusus lainnya.
Ada dugaan alasan di balik penetapan Gories Mere sebagai target pembunuhan.