Lebaran 2019

Objek WISATA POPULER di Riau yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Lebaran 2019, Grand Canyon di Kampar

Objek wisata populer di Riau yang cocok dikunjungi bersama keluarga dan teman saat libur lebaran 2019, ada Grand Canyon di Kampar

Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ikhwanul Rubby
Objek WISATA POPULER di Riau yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Lebaran 2019, Grand Canyon di Kampar 

Objek WISATA Populer di Riau yang Cocok Dikunjungi Saat Libur Lebaran 2019, Ada Turap Singapura Siak

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Objek wisata populer di Riau yang cocok dikunjungi bersama keluarga dan teman saat libur lebaran 2019, ada Grand Canyon di Kampar.

Menikmati air dan udara sejuk dan pemandangan ekositem tepi sungai yang hijau di Grand Canyon Riau di hulu Sungai Gulamo Kampar saat Lebaran 2019. Ini bukti Kabupaten Kampar seakan tiada habis-habisnya menyajikan wisata alam yang benar-benar alami kepada para pecinta travel bergaya petualangan.

Ada salah satu destinasi wisata alam yang saat ini tengah hits di Kabupaten Kampar, tempat tersebut banyak disebut masyarakat yang berwisata sebagai Grand Canyon nya Riau.

Baca: 4 Objek Wisata Unggulan di Rokan Hulu Riau, Yuk Kunjungi di Momen Lebaran 2019, Ada Menara 99 Meter

Baca: BOLEHKAH Tidak Berpuasa Apabila Perjalanan Jauh? Ini Penjelasan dan Dalil Berdasarkan Ayat Alquran

Baca: Kasus Penganiayaan PRESMA UIN Suska Riau Yudi Utama Tarigan Masih Dalam Penyelidikan Polisi

Baca: UMAT ISLAM di Pekanbaru Gelar SHOLAT GAIB untuk Almarhum Ustaz Arifin Ilham di Masjid Al Falah

Perlu waktu dan cara tertentu untuk menikmati wisata alam satu ini karena lokasinya yang cukup dalam dan tersembunyi.

Ditempat wisata yang lokasinya berada di Kecamatan XIII Koto Kampar tersebut wisatawan bisa menikmati pemandangan hijau ekosistem hutan yang menyegarkan mata dari atas perahu.

Seperti umumnya kawasan ekosistem tepi sungai yang belum tersentuh pembangunan oleh manusia, wisatawan bisa melihat batu-batu cadas yang dialiri air dari perbukitan.

Tak heran jika wisatawan memasuki kawasan ini akan merasakan kesegaran dan kesejukannya.

Selain itu di destinasi ini juga bisa mandi-mandi merasakan kesegaran dari air Sungai Gulamo yang berwarna kehijauan.

Budi, salah seorang wisatawan asal Pekanbaru yang pernah ke destinasi wisata tersebut mengaku takjub dengan suasana alami yang ditawarkan destinasi ini.

FEATURE - Menikmati Air dan Udara Sejuk dan Pemandangan Tepi Sungai yang Hijau di Grand Canyon Riau
FEATURE - Menikmati Air dan Udara Sejuk dan Pemandangan Tepi Sungai yang Hijau di Grand Canyon Riau (Tribun Pekanbaru/Syahrul)

"Memang tidak mudah untuk menikmati keindahan dari destinasi wisata ini, namun demikian semua terbayar dengan suasana dan sensasi yang diberikan destinasi ini," ungkapnya.

Baca: PANGGILAN Akrab Almarhum Ustadz Arifin Ilham kepada Gubri Syamsuar, Ada Anak Menangis Minta Salaman

Baca: KISAH Pelarian Bayu Kabur Saat TAHANAN RUSUH di Rutan Siak Riau, Dua Hari BERJALAN KAKI Tanpa Makan

Baca: Berhubungan BADAN Malam Ramadhan Namun Kesiangan, Ini HUKUM dan Penjelasan Sesuai Hadits dan Sunnah

Untuk menuju destinasi pengunjung dari ibukota Provinsi Riau perlu menempuh perjalanan darat ke Kecamatan XIII Koto Kampar sekitar dua jam lebih perjalanan yang nantinya akan berhenti di Jembatan Pertama waduk PLTA Koto Panjang.

"Dari sini untuk menikmati Sungai Gulamo kita bisa menyewa perahu mesin di salah satu tempat berupa warung atau kedai di Jembatan Satu PLTA Koto Panjang," katanya.

Perahu yang disediakan tersebut mampu memuat 10 - 15 orang penumpang.

"Kalau untuk kegiatan outing kantor tempat ini cukup rekomended," celetuk Budi.

Tenang, perahu disini ada dua pilihan yakni perahu kayu dan fiber.

Berlayar dengan perahu dilengkapi pula dengan baju pelampung sebagai pendukung keselamatan.

Dari titik ini, dengan melewati jalur air selama 40 menitan sudah sampai di Sungai Gulamo yang menjadi tujuan dari destinasi.

FEATURE - Menikmati Air dan Udara Sejuk dan Pemandangan Tepi Sungai yang Hijau di Grand Canyon Riau
FEATURE - Menikmati Air dan Udara Sejuk dan Pemandangan Tepi Sungai yang Hijau di Grand Canyon Riau (istimewa)

Sampai destinasi ini pengunjung bisa langsung menikmati kesegaran dari air Sungai Gulamo.

Ia mengatakan untuk kegiatan kantor atau sekedar berpetualang sama teman, tempat ini dinilainya sangat cocok.

Baca: Tokoh Adat di RIAU Ajak Tolak PEOPLE POWER, Polres Kepulauan Meranti Kirim 21 Sabhara ke Jakarta

Baca: HASIL AKHIR Pileg 2019 di Riau, PKS Ajukan Gugatan ke Mahkamah Konstitusi, Pengumuman KPU Menunggu

Baca: JOKOWI Komentar Soal Hasil Rekapitulasi Suara Pilpres 2019, Netizens : Menang Dibantu KECURANGAN

Terkait biaya perahu dijelaskan biaya sudah termasuk pemanduan.

Satu perahu untuk perjalanan pulang pergi di banderol senilai sekitar Rp 500.000 perorang.

Bagi yang ingin lengkap sama konsumsi makanan yang diatur pemandu penyewaan perahu berkisar di harga Rp 800.000.

Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Dinas Pariwisata Kampar, Azman yang dijumpai Tribun Pekanbaru disela kesibukannya mengatakan destinasi wisata Sungai Gulamo yang banyak dikenal sebagai Grand Canyonnya Riau ini kini tengah hits di para traveler adventure.

Dinas Pariwisata Kabupaten Kampar mencatat di bulan Maret lalu saja ada 2.899 wisatawan yang mengunjungi destinasi tersebut.

Destinasi ini tidak hanya dikunjungi wisatawan domestik saja tetapi juga para wisatawan mancanegara.

Saat ink destinasi tersebut masuk dalam salah satu nominasi dari Anugerah Pesona Indonesia Tahun 2019.

FEATURE - Menikmati Air dan Udara Sejuk dan Pemandangan Tepi Sungai yang Hijau di Grand Canyon Riau
FEATURE - Menikmati Air dan Udara Sejuk dan Pemandangan Tepi Sungai yang Hijau di Grand Canyon Riau (istimewa)

Azman mengatakan dalam rangka memajukan dan memperkenalkan destinasi ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kampar saat ini membuka diri bekerjasama dan selalu mendorong Pokdarwis yang merupakan ujung tombak dan pengelola gulamo utk membangun tempat istirahat bagi pengunjung di Gulamo.

Baca: Gubernur Riau Perintahkan ASN KANDANGKAN Mobil Dinas Saat MUDIK LEBARAN, Surat Edaran Sudah Terbit

Baca: PRABOWO-Sandi Bertemu Kwik Kian Gie, BPN Ajukan GUGATAN Hasil Pilpres 2019 ke MK Bawa Bukti Curang

Baca: SANDIAGA UNO : Perjuangan Belum BERAKHIR, Prabowo-Sandi akan BERJUANG hingga Titik Darah Penghabisan

Baca: UMAT ISLAM di Pekanbaru Gelar SHOLAT GAIB untuk Almarhum Ustaz Arifin Ilham di Masjid Al Falah

Baca: VIDEO Kenangan Ustadz Abdul Somad Ceramah Bersama Ustaz Arifin Ilham dan Ada Kapolri Tito Karnavian

Baca: Kunti Indrajati Pebalap Sepeda Cantik dari Riau, Siap Tampil di Pra PON, Bersepeda 1000 Km per Pekan

Baca: Nasdem Riau Ajukan GUGATAN Pemilu 2019 ke MK tentang Perubahan Suara, Siapkan C1 Asli Sebagai Bukti

"Tersedianya jajanan khas kampar yg halal dan dapat dinikmati pengunjung diharapkan memberi kepuasan kepada pengunjung," ucapnya.

Ia mengatakan saat ini dinas juga berupaya meningkatan fasilitas angkutan menuju tempat wisata tersebut, baik dari segi kuantitas, kualitas, safety serta keramahan pengelola dalam melayani pengunjung.

Dikatakan dalam rangka meraih Anugerah Pesona Indonesia 2019 saat ini dinas terus menghimbau semua lapisan masyarakat untuk mengikuti polling SMS dalam mendukung Gulamo dan memenangkan kompetisi sebagai salah satu Surga Tersembunyi di 2019.

Kawasan Kumuh di Siak Riau Jadi Destinasi Wisata Terpoluler, Masuk Nominasi API 2019

Kawasan kumuh di Siak Riau jadi Destinasi Wisata Terpoluler, masuk Nominasi API 2019, kawasan itu juga disebut Turap Singapura.

Pasar ikan yang becek dan tempat pembuangan warga di tepian sungai Siak itu kini berubah menjadi destinasi baru.

Tak dinyana, kawasan yang bernama Tepian Bandar Sungai Jantan (TBSJ) itu masuk nominasi destinasi terpopuler Anugrah Pesona Indonesia (API) 2019.

Baca: JOKOWI Komentar Soal Hasil Rekapitulasi Suara Pilpres 2019, Netizens : Menang Dibantu KECURANGAN

Baca: PRABOWO-Sandi Bertemu Kwik Kian Gie, BPN Ajukan GUGATAN Hasil Pilpres 2019 ke MK Bawa Bukti Curang

Baca: SANDIAGA UNO : Perjuangan Belum BERAKHIR, Prabowo-Sandi akan BERJUANG hingga Titik Darah Penghabisan

TBSJ terbentang dari depan klenteng Hock Siu Kiong menuju mesjid Syahbuddin.

Panjang pendestriannya mencapai 855 meter, lengkap dengan tempat duduk, pagar stainless, taman bunga dan lampu-lampu.

Pendestrian itu baru rampung pada 2016 silam, tetapi berhasil menyedot perhatian wisatwan.

Pemkab Siak harus merogoh APBD sebanyak Rp 107 miliar untuk menyulap kawasan kumuh itu menjadi tempat pendestrian baru.

Tak ayal, bila TBSJ itu disandingkan dengan kemegahan tepian Singapura dan Seine Paris, Perancis.

Kawasan itu juga termasuk komplit, karena bersebelahan dengan klenteng tertua dan mesjid bersejarah yang dibangun Sultan Syarif Kasim II.

Jejeran rumah warga Tionghoa menandakan kawasan itu sebenarnya memang menjadi tempat favorit sejak dulu kala.

"Di sini dulu pasar ikan, limbah dari pasae ini mengalir ke sungai," kata Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Azni menunjuk kawasan plaza dari pembangunan pendestrian.

Kawasan itu juga dikenal dengan nama Turap Singapura karena warga setempat menilai penataan pinggiran sungai itu benar-benar mirip konsep tepian Singapura.

Baca: HUKUM Ghibah di MEDSOS di Siang Bulan Ramadhan, Ini Penjelasan Ustadzah Cantik Nella Lucky dari Riau

Baca: HUKUM dan Kafarah Berhubungan Suami Istri Saat Puasa, Ini Penjelasan Ustadzah Nella Lucky

Baca: BATALKAH PUASA Melihat Aurat Wanita atau GADIS SEKSI Saat Jalan di Mal? Ini Kata Ustazah Nella Lucky

Disinyalir belum ada di Indonesia penataan sungai secantik di Siak Sri Indrapura.

Dari depan kelenteng turap dibangun dihiasi lampu-lampu.

Semburan cahaya lampu-lampu itu pada malam hari membuat suasana TBSJ semakin hidup.

Pelancong bisa menghabiskan waktu berjalan kaki di sepanjang TBSJ.

"Nah, rumah warga tionghoa dulunya membelakang ke sungai. Tepian ini sangat kumuh menjadi tempat pembuangan rumah tangga," kata Fauzi.

Pemkab Siak harus mengganti rugi untuk menjadikan tepian sungai halaman setiap rumah.

Upaya negosiasi dan komunikasi dengan warga setempat berhasil hingga pembangunan turap dimulai sejak 2014 silam.

"Untuk menyelesaikan pembangunan seperti saat ini butuh waktu 3 tahun. Pada 2016 semua rampung dan wisatasan berduyun-duyun datang kemari," kata Fauzi.

Tidak hanya sebagai tempat berjalan di sepanjang tempat pendestrian, di muara suak istana dibangun pula gazebo berwarna putih.

Gazebo berkubah putih itu kini dilengkapi dengan tulisan bercahaya "Tepian Bandar Sungai Jantan".

Baca: HASIL AKHIR Pilpres 2019 Berdasarkan Rekapitulasi Suara KPU RI, Jokowi MENANG dan Prabowo KALAH

Baca: BEDA dengan Real Count Situng KPU, Ini HASIL Rekapitulasi Suara Pilpres 2019 untuk 34 Provinsi

Baca: HASIL Rekapitulasi Suara 34 Provinsi Pilpres 2019, Jokowi MENANG dan Prabowo KALAH, Ini Datanya

"Ini spot foto yang paling diburu forografi, baik untuk hunting komunitas maupun untuk prawedding," kata dia.

TBSJ juga berpadu dengan lapangan Siak Bermadah atau lapangan Tengku Maharatu.

Lapangan ini telah berubah menjadi lapangan kreatif warga Siak, karena dilengkapi dengan panggung terbuka.

Di lapangan itu juga terdapat tugu berbahan perunggu dengan relief menceritakan perjuangan Sultan Syarif Kasim II.

Tugu itu dibangun untuk memperkuat pengetahuan warga Siak agar tidak lupa dengan sejarahnya sendiri.

Tugu itu disebut sebagai Tugu Penyerahan Kedaulatan dari Sultan Syarif Kasim II kepada Presiden Ir Soekarno pada 1945 silam.

Puncak tugu merupakan lambang kerajaan Siak yang terbuat dari perunggu.

Berhadapan dengan tugu itu, berdiri tulisan Siak Sri Indrapura dengan bahan stainless, yang ditembak cahaya lampu.

Di samping tugu juga terdapat air mancur bergoyang yang menghibur pengunjung setiap malam.

"Pembangunan keseluruhan ini pos anggarannya ada di dinas PU. Proyeknya dulu dikerjakan PT Waskita Karya," sambung Fauzi.

Fauzi menerangkan, secara keseluruhan, pembangunan dimulai pada 2014 lalu dengan anggaran Rp 30 miliar lebih.

Baca: Ada MASJID dan MIMBAR Berusia 4 ABAD di Riau, Beratap Ijuk dan Memiliki Anak Tangga yang Misterius

Baca: UNIK! Masjid Tua PUNYA 6 MENARA di Pekanbaru, 10 Mahasiswi Cantik Ikuti Karantina Alquran IZI

Baca: Ada MASJID Tanpa KUBAH di Pekanbaru, MEGAH dan Suasananya Serasa Berbuka di Timur Tengah, Namanya?

Pembanguan tahap I itu berhasil mencapai target sepanjang 150 meter turap.

Pada 2005 dianggarkan sebesar Rp 39 miliar dengan panjang pembangunan mencapai 255 meter.

Terkahir pada 2016 sebesae Rp 38 miliar menyelesaikan seluruh pembangunannya.

Sepanjang tepian sungai Siak itu kini menjadi daya tarik bagi pengunjung.

Pada malam hari wisatawan bisa menikmati air mancur berjoget yang dihiasi lampu-lampu turap serta berpadu dengan lampu jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah dan cahaya jembatan kupu-kupu di seberang sungai.

"Pembangunan ini tidak hanya untuk sekadar menahan abrasi sungai tetapi mengubah wajah kota Siak menjadi kota ramah wisatawan," kata dia.

Kini, rata-rata pengunjung ke istana Siak harus menyempatkan waktu berjalan-jalan di kawasan TBSJ itu.

Fauzi sendiri sebelumnya tidak bisa membayangkan kawasan kumuh dulu itu kini menjadi kawasan paling diminati wisatawan dan warga Siak.

"Karena itu kami mengusulkan Tepian Bandar Sungai Jantan masuk ke API 2019, ternyata kita masuk nominasi," kata dia.

Fauzi menghimbau .ulai 1 Juni -30 Oktober 2019 masyarakat Siak baik berada di kampung maupun di rantau agar jangan lupa memberikan dukungan.

Baca: SUMUR TUA di Pekanbaru Airnya Tak Pernah KERING, MUJARAB dan Berkah serta Bisa untuk OBAT

Baca: Vasco Ruseimy MERINDING Ikut Aksi Damai di BAWASLU RI, BPN Ajukan GUGATAN Hasil Pilpres 2019 ke MK

Baca: Mahasiswa DUDUKI DPRD Riau, Tuntut Stabilkan Ekonomi dan Tuntaskan Kasus HAM, TKD Ajak Warga Bersatu

Caranya sangat gampang, ketik API 17J kirim ke 99386.

"Siap- siap mulai 1 Juni - 30 Oktober 2019," kata dia.

Bupati Siak Alfedri juga tidak dapat menyembunyikan rasa bangga atas informasi tersebut.

Ia menyebut tidak sia-sia perjuangan panjang Pemkab Siak menyulap kawasan tepian sungai yang kumuh menjadi tempat pendestrian yang ramah.

"Mari semua kita berperan aktif membantu menyebarluaskan ke seluruh stake holder sampai ke kampung/kelurahan, sekolah, Pustu dan sampai ke RT/RW," kata Alfedri.

Kembangkan Wisata Air

Rampungnya seluruh pembangunan kawasan TBSJ, kini Pemkab Siak merencanakan pengembangan pembangunan wisata air.

Untuk mencapai itu, Pemkab Siak bekerjasama dengan Perbadanan Pembangunan Sungai dan Pantai Melaka (Malacca River Cruise).

Tepian sungai Jantan tersebut akan dipercantik dengan sentuhan mural art dan lighting LED serta melengkapi fasilitas boat wisata.

Boat wisata ini pilihannya juga disamakan dengan boat wisata Malacca River Cruise yang sangat ikonik.

"Rencana ini kita jalankan setelah menimbang banyaknya kesamaan karakter di kawasan pinggiran sungai di kedua tempat," kata Fauzi Asni.

Seperti Malaka yang kaya budaya dan sejarah, begitu pula Siak dengan kerajaan Melayu Siak yang pernah berjaya.

"Ini masih kita tindaklanjuti. Pertemuan sudah sering digelar dengan pihak Melaka. Namun pengelolaan wahana wisata air nanti pihak ketiga, yakni PT Siak Pertambangan Energi (SPE)," kata dia.

Daftar 7 nominasi API 2019 dari Riau adalah:

1. Makanan Tradisional Terpopuler; Kue Talam Durian-Pekanbaru

2. Olahraga & Petualangan Terpopuler; Lari Tual Sagu-Kab Kepulauan Meranti

3. Ekowisata Terpopuler; Swaka Marga Satwa Kerumutan-Kab Pelelawan

4. Dataran Tinggi Terpopuler: Suligi Hill-Kab Rokan Hulu

5. Atraksi Budaya Terpopuler; Sampan Leper-Kab Indragiri Hilir

6. Destinasi Baru Terpopuler; Tepian Bandar Sungai Jantan-Kab Siak

7. Surga Tersembunyi Terpopuler; Gulamo-Kab Kampar.

WISATA Pilihan di Riau Saat Libur Lebaran 2019, Grand Canyon Riau di Kampar dan Turap Singapura Siak. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved