Pekanbaru
Anak Muda di Pekanbaru Ini Sumbangkan Website untuk Masjid, Hasil Karya pada Lailatul Coding
Anak muda di Pekanbaru yang tergabung dalam Startup Pekanbaru ini sumbangkan website untuk masjid, website itu hasil karya pada Lailatul Coding
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: Nolpitos Hendri
Anak Muda di Pekanbaru Ini Sumbangkan Website untuk Masjid, Hasil Karya pada Lailatul Coding
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Anak muda di Pekanbaru yang tergabung dalam Startup Pekanbaru ini sumbangkan website untuk masjid, website itu hasil karya pada Lailatul Coding.
Startup Pekanbaru memiliki cara sendiri untuk beramal, komunitas ini menyumbangkan website kepada Masjid.
Ini adalah salah satu bentuk kegiatan beramal di Bulan Suci Ramadhan dan program ini dinamakan Lailatul Coding yang sudah membumi di Indonesia.
Baca: SENSASI Berswafoto di Ketinggian 99 Meter, Wisatawan Kunjungi Masjid Agung Islamic Center Rohul Riau
Baca: JALUR ALTERNATIF Arus Balik Mudik Lebaran 2019 di Lintas Barat Sumatera Barat-Riau Ada di Kampar
Baca: Sampah Menumpuk di Pekanbaru Saat Libur Lebaran 2019, Warga Silahkan Hubungi Call Center DLHK Ini
Baca: Pemudik dari Riau Enggan Gunakan Angkutan Udara, Pengguna Angkutan Darat Saat Lebaran 2019 Meningkat
Baca: HATI-HATI!, Arus Balik Lebaran 2019 di Jalan Lintas Timur Pelalawan Riau Diprediksi Mulai Sabtu
Ketua Startup Pekanbaru, Muhammad Mufid Luthfi mengungkapkan, anggota pegiat Informasi Teknologi (IT) merancang Website bersama-sama.
Kemudian hasilnya diserahkan ke tempat ibadah.
Ada beberapa Masjid yang diberi bantuan Website seperti Masjid Agung An Nur dan lainnya.
"Kita membuat website semalaman sampai subuh. Kita pilih beberapa Masjid Paripurna," ungkapnya, Selasa (28/5/2019).
Mufid mengatakan, Startup Pekanbaru juga rutin menggelar berbagai kegiatan setiap bulan.
Mulai dari diskusi hingga talkshow.
Pada intinya untuk memperkenalkan Startup dan membahas solusi berbagai masalah yang dihadapi.

Menurut dia, komunitas ini dimaksudkan untuk mengubah pola pikir masyarakat tentang Startup.
Kebanyakan berpikir jika Startup mengutamakan nilai investasi atau modal.
Baca: VIRAL-Aksi Protes Unik Atas Jalan Rusak di Riau, Warga Mancing dan Tanam Pisang di Jalan Berlubang
Baca: Puncak Arus Balik Mudik Lebaran 2019 ke Pekanbaru Diprediksi Sabtu-Minggu, Polisi dan Dishub Apel
Baca: Bupati dan Wakil Bupati Kuansing Riau Gunakan Rumah Dinas untuk Open House Lebaran 2019, Tapi Sepi
Sementara cara menjalankan bisnisnya cenderung dikesampingkan.
"Startup itu sederhananya adalah usaha yang model bisnisnya belum jelas" ungkap pria 25 tahun ini.
Mufid menyebutkan, Startup Pekanbaru pernah menghadirkan pembicara dari Traveloka dalam talkshow membahas dunia desain.
Anggota diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat melalui bisnisnya.
"Jadi bukan investement. Tapi problem solving," kata Cofounder IDCloudHost, perusahaan web hosting di Indonesia, ini.
Di samping itu, komunitas juga sering membahas benturan regulasi, pajak dan legalitas Startup.
Mufid menyebutkan, komunitas berdiri pada 10 Juli 2017.
Startup Pekanbaru dihadirkan untuk mewadahi para pelaku Startup.
Komunitas telah beranggotakan sekitar 70 orang pelaku Startup.
Baca: Netizens Rindu UAS, Ustadz Abdul Somad Kuliah S3 di Sudan dan Ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri
Baca: Ibu Cantik Asal Pekanbaru Hadirkan Menu Baru Bernama Bakso Patin Kuah Udang Hidangan Lebaran 2019
Baca: Bakcang Ayam dan Lamang Baluo Satukan Etnis Tionghoa dan Minangkabau, Pecahkan Rekor Muri
"Kalau pelaku Startup aja sudah 70 orang. Belum yang publik, yang baru mau memulai bisnis," ujar alumnus Telkom University Bandung ini. Kebanyakan anggota berbisnis Programming, Developer Aplikasi dan Design.
Mufid menjelaskan, Startup Pekanbaru fokus memperkenalkan Startup ke kampus dalam tahun 2019 ini.
Komunitas ingin membangun sebuah ekosistem yang mampu bersaing di era digitalisasi.
"Banyak yang nggak mampu mengimplementasikan digitalisasi. Walau sadar dan yakin, digitalisasi sangat membantu," kata pemilik Co-Working and Office Space Meetup di Jalan Todak, Pekanbaru ini.
Ciptakan Metodologi Project
Pelaku Startup bisa melakukan banyak hal bersama teman sekomunitas.
Seperti Roni Hidayat yang merasakan langsung keuntungan dari komunitas Startup Pekanbaru.
Roni termasuk pendiri komunitas ini.
Ia sudah menggeluti dunia IT sebelum Startup Pekanbaru ada.
Namun awalnya ia hanya sendiri. Kemudian membangun bisnis Agency Design.
Baca: Dua Tahanan Rutan Teluk Kuantan Langsung Bebas Setelah Menerima Remisi Lebaran 2019
Baca: Momen Idul Fitri 1440 H SELEBGRAM CANTIK Pekanbaru Zpdly pada Lebaran 2019, Ini Foto-foto Cantiknya
Baca: Cantiknya Shireen Sungkar Berjilbab, Ada Netizens yang Mau Memeluk dan Sebut Lagi Hamil, Ini Fotonya
"Dari komunitas, jadi lebih banyak networking. Kita sering kolaborasi," kata Roni menyebut komunitas menunjang bisnisnya.
Pengetahuannya diperkaya melalui diskusi-diskusi bersama teman sekomunitas dari berbagai latar belakang bisnis.
"Kalau ada project, kita sharing. Saling berbagi informasi," ujar jebolan Fakultas Sains dan Teknologi Jurusan Informatika UIN Suska ini.
Komunitas juga tempatnya berdiskusi memecahkan masalah dalam proyek yang sedang dikerjakan.
Komunitas bahkan menciptakan metodologi pengerjaan proyek.
Tujuannya untuk memberi pelayanan terbaik kepada klien.
"Dari yang kerjanya sebulan, kita bisa selesaikan 5 hari," kata Roni ditimpali Mufid.
Pria 26 tahun ini senang berbagi wawasan kepada juniornya di kampus.
Tak sedikit juniornya meminta bantuan dalam pengerjaan skripsi.
Anak Muda di Pekanbaru Ini Sumbangkan Website untuk Masjid, Hasil Karya pada Lailatul Coding. (Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing)