KISAH Prajurit Kopassus Kawal Presiden Filipina dari Ancaman Kudeta: Penyamaran Pakai Baju Tagalog
Terbukti Kopassus dikirim ke negara Filipina untuk memback up keamanan di dalam negeri yang tengah dirundung masalah keamanan.
Namun keadaan keamanan Filipina yang acak adul tak menentu dan rawan tak menentu membuat para pemimpin ASEAN enggan menghadiri pertemuan tersebut dengan alasan keselamatan.
Indonesia sebagai 'tetua' ASEAN yang melihat hal ini kemudian mengambil inisiatif.
Baca: LINK LIVE Streaming Persib Bandung Vs Tira Persikabo, LIga 1 2019, LIVE Indosiar Pukul 18.00 (Video)
Baca: Sebanyak 5.800 Personel TNI Diturunkan terkait Sidang Kedua Sengketa Pilpres 2019 di MK
Baca: Darwis Berusaha Tarik Bapaknya yang Diterkam Buaya, Tapi Genggamannya Terlepas, Pencarian Dilakukan
Presiden Soeharto yang kala itu masih memimpin kemudian memerintahkan TNI dibawah kepemimpinan Jenderal L.B Moerdani untuk mengamankan jalannya KTT ASEAN ke-3 di Filipina.
TNI bersiap melaksanakan arahan Soeharto, mereka kemudian membentuk Gugus Tugas pengamanan KTT ASEAN dengan melibatkan semua matra baik laut, udara dan darat.
Maka bertolaklah gugus tugas TNI ke Filipina, dari TNI AL dikerahkan fregat KRI Zakarias Yohannes-332 dan KRI Sorong-911.
Marinir juga tak mau ketinggalan, dua batalyon disiagakan di Teluk Manila dan siap siaga melancarkan operasi pendaratan amfibi memasuki Manila jika diperintahkan.
Dari TNI AU disiagakan jet tempur A-4 Skyhawk bermuatan bom Mk.82 untuk berjaga-jaga membom para pengacau jika menganggu jalannya KTT.
TNI AU mempersiapkan pula ambulans udara dadakan di perut pesawat angkut C-130 Hercules untuk pertolongan medis sewaktu-waktu.
Dari TNI AD, dua pekan sebelum KTT berlangsung satu tim dari Kopassus tiba di Filipina.
Baca: VIDEO LIVE Streaming Brasil vs Venezuela di Copa America 2019, Live K-Vision TV Rabu Pagi (19/6)
Baca: Respon Dani Ceballos saat Dihubungi Zidane Tegas dan Menohok, Tidak masalah
Baca: Pelaku Pencurian Rumah Ini Bongkar Paksa Gembok Pintu
Tim Kopassus itu awalnya bertugas melatih para pengawal presiden Filipina.
Sudah menjalani pelatihan singkat namun performa dan kemampuan para pengawal presiden Filipina dinilai kurang mumpuni.
Mau tak mau tim Kopassus malah diterjunkan langsung untuk memberikan pengawalan ketat kepada presiden Filipina, Corazon Aquino.

Walhasil tim Kopassus ini menyamar menjadi Paspampres Filipina dengan mengenakan pakaian tradisional Barong Tagalog.
Selain itu tim Kopassus ini diugaskan pula menjaga para pemimpin ASEAN lainnya di hotel mereka menginap.
Bukan hanya militer Indonesia saja yang mengirim pasukannya untuk suksesnya KTT.
Angkatan perang Singapura dan negara ASEAN lainnya juga mengirimkan kekuatan militernya namun tetap komando teratas dipegang oleh TNI.