PPDB Usai, 285 Kursi SMPN di Pekanbaru Kosong. Ini Penyebabnya
Tujuh SMP negeri di Kota Pekanbaru masih punya daya tampung. Kuotanya masih belum terpenuhi usai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Penulis: Fernando | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Tujuh SMP negeri di Kota Pekanbaru masih punya daya tampung. Kuotanya masih belum terpenuhi usai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Data dari Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, SMPN 38 Pekanbaru paling banyak kekurangan peserta didik. Jumlah kekurangan peserta didik mencapai 86 orang.
Jumlah daya tampung di sekolah itu capai 190 orang, sedangkan yang mendaftar baru 104 orang.
Kondisi serupa juga terjadi SMPN 28 Pekanbaru. Sekolah ini sepi pendaftar lantaran yang mendaftar cuma 21 orang.
Padahal daya tampung mencapai 95 orang. Mereka kekurangan 74 orang peserta didik lagi.
Hal serupa juga terlihat di SMPN 43 Pekanbaru. Jumlah kekurangan peserta didik mencapai 62 orang.
Jumlah yang mendaftar ke sekolah itu hanya 97 orang. Sedangkan daya tampungnya 159 orang.
Kondisi serupa juga terjadi di SMPN 14 Pekanbaru. Daya tampung sekolah mencapai 244 peserta didik. Mereka yang mendaftar cuma 116 orang.
Ada kekurangan sekitar 29 peserta didik. SMPN 16 Pekanbaru juga kekurangan 25 peserta didik. Jumlah yang mendaftar hanya 196 orang, sedangkan daya tampung 211 orang.
SMPN 13 Pekanbaru juga masih kekurangan 5 peserta didik. Daya tampung di sekolah ini 283 peserta didik, sedangkan yang mendaftar hanya 278 peserta didik.
SMPN 19 Pekanbaru masih kekurangan 4 peserta didik. Jumlah daya tampung di sekolah itu capai 127 orang. Sedangkan yang mendaftar hanya 123 orang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal menyebut bahwa daya tampung SMP negeri di Kota Pekanbaru mencapai 8.034 peserta didik.
Tapi jumlah kuota yang terisi baru 7.749 peserta didik. Ada kekosongan 285 orang lagi.
"Kekurangan baru diisi setelah daftar ulang, sebab sekolah masih fokus pada pendaftaran ulang peserta didik yang lolos," paparnya kepada Tribun, Jum'at (5/7/2019).
Menurutnya, siswa kurang mampu dan tempat tinggalnya dekat dengan sekolah menjadi prioritas mengisi daya tampung yang masih tersedia.