News

SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam

Sadis, satu keluarga yang berjumlah empat orang tewas dihajar warga, dituduh jalankan praktik ilmu sihir dan lakukan ritual ilmu hitam

Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Instagram.com/Kolase/Nolpitos Hendri
SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam 

SADIS, Satu Keluarga Tewas Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sadis, satu keluarga yang berjumlah empat orang tewas dihajar warga, dituduh jalankan praktik ilmu sihir dan lakukan ritual ilmu hitam.

Keempatnya meninggal dunia setelah dipukuli warga menggunakan tongkat.

Para korban ini dituduh telah melakukan ritual ilmu hitam.

Baca: BREAKING NEWS: Kejari Inhu Tetapkan Dua TERSANGKA Dugaan Mark Up Dana Makan Minum Peserta MTQ 2017

Baca: Gara-gara POSTINGAN -Pel4cur Wardan- di Facebook, Warga Riau Ditangkap Polisi, Diduga Hina BUPATI

Baca: JADWAL PLENO Penetapan Caleg Terpilih Pileg 2019 Dua Daerah di Riau oleh KPU Inhu dan KPU Pelalawan

Korban yang tewas rata-rata berusia 60 tahun, tidak kuasa memberikan perlawanan.

Empat orang yang merupakan satu keluarga di India, termasuk dua perempuan, yang dituduh melakukan praktik sihir dan ilmu hitam, tewas akibat dipukuli warga desa menggunakan tongkat.

Keempat korban, yang berusia 60-an tahun, menjadi sasaran amarah warga yang menyerang mereka di luar kediaman korban pada Sabtu (20/7/2019) malam.

"(Insiden) ini berkaitan dengan praktik okultis setempat yang menyalahkan terjadinya hal-hal negatif di desa suku itu kepada anggota keluarga ini," kata Shashi Ranjan, wakil komisaris distrik Gumla, negara bagian Jharkhand, Minggu (21/7/2019).

SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam
SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam (Tribun Pekanbaru/Instagram.com/Kolase/Nolpitos Hendri)

Gumla merupakan kawasan yang didominasi pendidik kesukuan yang berada di wilayan berhutan, sekitar 100 kilometer dari kota Ranchi.

Baca: Dua Orang PEGAWAI Dishub di Riau Ditahan JAKSA, PNS dan Honorer Diduga Kerjasama Lakukan Tipikor

Baca: GADIS 16 Tahun Warga Dumai Riau Disetubuhi Bapak Kandungnya, Ketahuan Setelah Korban Lapor ke Ibunya

Baca: MasBos dan BuWas Masuk dalam Daftar Nama Menteri Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Maaruf, Siapa Mereka?

Baca: SEGERA Hadir di Riau, HARGA dan Spesifikasi Honda ADV150, AHM Luncurkan Skutik Penjelajah Jalanan

"Pasukan tambahan telah dikerahkan ke desa Siskari sejak pihak berwenang mengetahui terjadinya insiden itu," tambah Ranjan, kepada AFP.

"Itu adalah desa yang damai, tetapi tidak seorang pun, bahkan dari anggota keluarga korban yang selamat, mau mengatakan hal apa pun, mungkin karena takut," imbuhnya.

Pejabat senior distrik mengatakan, penyelidikan hingga kini masih berlanjut, tetapi belum ada pihak yang ditahan.

SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam
SADIS, Satu Keluarga TEWAS Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam (Tribun Pekanbaru/Instagram.com/Kolase/Nolpitos Hendri)

Para pakar mengatakan, kepercayaan terhadap sihir dan ilmu hitam masih tersebar luas dalam komunitas pedesaan miskin di India, terutama di komunitas suku terpencil.

Di masa lalu, wanita sering dicap sebagai penyihir dan dijadikan sasaran kemarahan oleh penduduk setempat. Beberapa percaya pada okultisme, tetapi ada juga yang memiliki motif lain, termasuk merebut hak tanah dan properti mereka.

Baca: BREAKING NEWS: Kejari Inhu Tetapkan Dua TERSANGKA Dugaan Mark Up Dana Makan Minum Peserta MTQ 2017

Baca: Gara-gara POSTINGAN -Pel4cur Wardan- di Facebook, Warga Riau Ditangkap Polisi, Diduga Hina BUPATI

Baca: JADWAL PLENO Penetapan Caleg Terpilih Pileg 2019 Dua Daerah di Riau oleh KPU Inhu dan KPU Pelalawan

Lebih dari 2.000 orang, banyak di antaranya adalah perempuan, telah terbunuh di India dengan tuduhan melakukan sihir antara tahun 2000 dan 2012, demikian menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional.

Tingginya korban berkaitan dengan tuduhan praktik sihir itu mendorong beberapa negara bagian, termasuk Jharkhand, memperkenalkan undang-undang khusus untuk mencoba menghentikan kejahatan terhadap orang-orang yang dituduh melakukan sihir dan takhayul.

Sementara itu, setahun lalu kejadian yang hampir serupa juga pernah terjadi.

Pada waktu itu, seorang gadis berusia enam tahun di Papua Nugini dituduh sebagai tukang sihir.

Karena tuduhan itu, ia disiksa warga selama lima hari.

Ajaibnya, ia lolos dari kematian setelah ditolong oleh anggota badan amal setempat dan seorang misionaris Cili.

Korban, yang tidak mau disebutkan namanya karena alasan hukum, menderita luka bakar tingkat pertama, setelah disiksa menggunakan parang yang dipanaskan dengan api.

Menurut Gary Bustin dari Papua New Guinea Tribal Foundation—badan amal yang menyelematkan si gadis—parang itu digunakan untuk mengelupas kulit dan dagingnya.

Baca: Dua Orang PEGAWAI Dishub di Riau Ditahan JAKSA, PNS dan Honorer Diduga Kerjasama Lakukan Tipikor

Baca: GADIS 16 Tahun Warga Dumai Riau Disetubuhi Bapak Kandungnya, Ketahuan Setelah Korban Lapor ke Ibunya

Baca: MasBos dan BuWas Masuk dalam Daftar Nama Menteri Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Maaruf, Siapa Mereka?

Baca: SEGERA Hadir di Riau, HARGA dan Spesifikasi Honda ADV150, AHM Luncurkan Skutik Penjelajah Jalanan

“Anak itu ada di desa saat diserang,” ujar Bustin kepada News.com.au.

“Seperti yang bisa Anda bayangkan, ia telah mengalami trauma dan hanya mau menemui keluarga dan tim medis.”

Terlepas dari upaya berabad-abad oleh pendidikan dan kelompok gereja, kepercayaan terhadap sihir, guna-guna, atau “sanguma” nyatanya tetap bertanam dalam jiwa masyarakat setempat.

“Ada lebih dari 800 budaya yang berbeda di Papua Nugini dan kepercayaan terhadap ilmu sihir tersebar luas di antara mereka,” kara Richard Eves, antropolog Australia dari Australian National University, Canberra.

Pembunuhan terkait sihir, di mana massa marah setelah ada ada kematian yang tak bisa dijelaskan atau karena HIV/AIDS, masih sering terjadi di Papua Nugini.

Korbannya hampir selalu perempuan yang termarjinalkan: ibu tunggal, janda, orangtua, atau orang cacat.

Menurut misionaris Anton Lutz, enam perempuan telah terbunuh setelah dituduh sebagai tukang sihir di Provinsi Enga, Papua Nugini tengah, dalam dua bulan terakhir.

Laporan lain menyebut, korban-korbannya biasanya dipenggal, didorong dari tebing, disetrum listrik, dilempari batu, ditembak, atau, dalam skenario terburuk, dibakar hidup-hidup.

Baca: BREAKING NEWS: Kejari Inhu Tetapkan Dua TERSANGKA Dugaan Mark Up Dana Makan Minum Peserta MTQ 2017

Baca: Gara-gara POSTINGAN -Pel4cur Wardan- di Facebook, Warga Riau Ditangkap Polisi, Diduga Hina BUPATI

Baca: JADWAL PLENO Penetapan Caleg Terpilih Pileg 2019 Dua Daerah di Riau oleh KPU Inhu dan KPU Pelalawan

Gadis yang disiksa di Provinsi Enga minggu lalu itu adalah putri Leniata Kepari, 20, dari kota Mounth Hagen.

Leniata pernah dituduh melakukan sihir dan diculik oleh gerombolan pada 2013 lalu setelah seorang anak mati tiba-tiba.

Gerombolan itu menelanjanginya, lalu menusuk alat vitalnya dengan parang, tepat di siang bolong, di tengah ratusan pasang mata.

Massa kemudian melempar Kepari ke tumpukan ban lalu membakarnya.

Akibat desakan kelompok hak asasi manusia, Papua Nugini akhirnya menerapkan kembali hukuman mati.

Desakan tersebut juga menyebabkan dicabutnya Undang-undang Sihir tahun 1971, yang mengkriminalisasi tukang sihir dan mengurangi hukuman bagi warga yang mengklaim bahwa korban mereka adalah tukang sihir.

 Awal tahun ini, Pengadilan Tinggi Madang telah mengadili 122 laki-laki, beberapa di antaranya masih berusia 10 tahun.

Mereka dituduh melakukan penyerangan terhadap sebuah desa pada 2014 lalu, di mana mereka membakar rumah-rumah dan membunuh tujuh orang yang dianggap sebagai tukang sihir.

Dua di antara mereka adalah bayi perempuan yang direnggut dari tangan ibu mereka dan dirobek dengan parang hingga mati.

Meski begitu, pengadilan untuk pembunuhan terkait sihir belum sesuai dengan harapan.

Baca: Dua Orang PEGAWAI Dishub di Riau Ditahan JAKSA, PNS dan Honorer Diduga Kerjasama Lakukan Tipikor

Baca: GADIS 16 Tahun Warga Dumai Riau Disetubuhi Bapak Kandungnya, Ketahuan Setelah Korban Lapor ke Ibunya

Baca: MasBos dan BuWas Masuk dalam Daftar Nama Menteri Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Maaruf, Siapa Mereka?

Baca: SEGERA Hadir di Riau, HARGA dan Spesifikasi Honda ADV150, AHM Luncurkan Skutik Penjelajah Jalanan

Meskipun telah difoto oleh beberapa penonton yang ada di lokasi, nyatanya tidak satu pun dari mereka yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Kepari dibawa ke pengadilan.

Dan sekarang, bahkan putrinya telah membayar harga yang tak kalah mengerikan.

“Satu-satunya cara untuk menghentikan perilaku barbar ini adalah melalui penangkapan dan penuntutan terhadap mereka yang bertanggung jawab,” ujar Bustin.

“Sampai saat ini, Papua Nugini akan dikenal sebagai negara yang, tidak hanya menyiksa secara keji orang yang dituduh sebagai penyihir, tapi juga anak-anak yang tidak bersalah.”

Investigasi dan Kutukan

“Gadis itu didampingi ayahnya ke desa Tukusanda saat rumor sanguma mulai berkeliaran,” ujar komandan polisi Provinsi Enga Epenes Nili kepada portal berita Loop Papua New Guinea.

“Dan karena ibunya adalah almarhum Leniata Kepari, yang dibakar hidup-hidup pada 2013 lalu di Mount Hagen karena dituduh tukang sihir, semua mata tertuju pada gadis kecil itu.”

“Ketika penduduk tahu bahwa ia adalah putri Leniata, mereka menduga bahwa ia mungkin juga punya senguma.”

“Mereka percaya ia akan membunuh banyak orang dari mereka di desa sehingga mereka pikir, pantas untuk menghentikan hidupnya.”

Nili mengatakan bahwa gerombolan tersebut juga memastikan bahwa ayah korban tidak bisa meminta bantuan.

“Mereka memastikan dirinya tidak punya telepon genggam; memastikan dirinya tidak bisa keluar. Mereka juga menjaganya,”tambah Nili.

Di sisi lain, gubernur Provinsi Enga Sir Peter Ipatas telah mengajukan banding ke warga yang taat hukum untuk membantu membasmi praktik menuh orang sebagai tukang sihir itu.

“Minggu ini saja, ada dua insiden tuduhan sanguma di Provinsi Enga dan 20 perempuan tak berdosa di bulan yang lalu telah menjadi korban kekerasan berbasis tuduhan ini,” ujar Ipatas.

“Saya mengutuk kekerasan dan tuduhan palsu ini. Tuduhan itu harus dihentikan sekarang. Penyiksaan dan tuduhan harus dihentikan sekarang.”

Ia juga meminta masyarakat di luar dan di dalam provinsinya bekerja sama dengan polisi untuk memulihkan hukum dan ketertiban, dan tidak terprovokasi oleh massa.

 Peran Media Sosial

Menurut Eves, kepolisian dan hukuman yang lebih keras saja tidak akan mengakhiri kekerasan terkait isu sihir di Papua Nugini.

Ironisnya lagi, “Polisi di Papua Nugini juga sama-sama percaya bahwa terdakwa bersalah seperti yang dituduhkan,” tambah Eves.

Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa yang bisa mengubah ini semua adalah inisiatif dan tekonlogi di akar rumput.

Upaya pencegahan kekerasan berbasis isu sihir juga dilakukan oleh dokter-dokter di Papua Nugini.

Ia menyontohkan, di Provinsi Simbu yang disebut sebagia pusat kekerasan terkait sihir, dokter-dokter di sana membantu kerabat orang-orang yang meninggal memahami penyebab medis kematian mereka.

Secara tidak langsung, ini adalah upaya mencegah terjadinya penyiksaan terkait isu sihir.

Misionaris seperti Lutz juga melatih sukarelawan untuk memberi wejangan terkait isu ini di pemakaman-pemakaman dan meningkatkan alarm melalui pesan teks atau media sosial saat sebuah perburuan penyihir akan terjadi.

Bulan lalu di kota terbesar kedua di Lae, Papua Nugini, para saksi memasang foto tertuduh penyihir di Facebook yang diserang massa.

Polisi lalu bersiaga dan menyelamatkan tertuduh itu, yang seorang perempuan, sebelum ia benar-benar dihabisi. Eves juga merekomendasikan standarisasi hukuman denda untuk mencegah tuduhan sihir.

“Di Provinsi New Ireland, saya tahu jarang terjadi tuduhan sihir karena orang-orang sangat takut dibawa ke pengadilan desa dan digugat karena menyebar fitnah,” tutupnya.

SADIS, Satu Keluarga Tewas Dihajar Warga, Dituduh Praktik Ilmu Sihir dan Lakukan Ritual Ilmu Hitam. (Tribunpekanbaru.com/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved