Anggota Brimob Bripka Desri Tewas Digigit Ular:Kenali Jenis Bisa serta Pertologan Pertama

Satbrimob Polda Sumbar, Bripka Desri Sahrondi meninggal dunia Senin (29/7/2019) setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat

facebook/kolase
Bripka Desri Sahrondi saat dirawat 

Pressure Bandage Immobilization.

Pressure Bandage Immobilization.(Dok. Tri Maharani)

Pertama, pressure compresses lymphatic drainage untuk melambatkan absorbsi venom dalam mikrosirkulasi.

Selain itu, dapat menginhibisi gross muscle movement yang menurunkan intrinsik local pressure dari stimulasi lymphatic dari stimulasi lymphatic drainage.

"Kalau imbolisasi saja maka hanya menginhibisi gross muscle movement yang menentukan intrinsik local pressure dari stimulasi lymphatic drainage," papar Tri.

Perlu digaris bawahi, first aid yang salah menyebabkan kondisi korban masuk ke fase yang menjadikan organ tubuh rusak dan membutuhkan antivenom.

Anti-bisa Mahal

Tri menyampaikan, anti venom ular jenis ini belum diproduksi di Indonesia, melainkan hanya dibuat di Australia.

"Harganya mahal, sekitar Rp 80-an juta satu vialnya.

Saya pernah membei antivenom death adder.

Prosedur impor pun tidak mudah, harus mengurus ijin impor dulu yang bisa membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan," tutur Tri.

Peran tenaga medis pun juga penting di sini.

Tenaga medis kudu paham apa yang harus dilakukan kepada korban jika mengalami beberapa hal.

"Jika korban mengalami respiratory failure maka harus dilakukan intubasi lalu dipasang ventilator, lanjut diberi antivenom disertai anticholinesterase.

Jika terjadi bradikardi maka perlu diberi atropine sulphate (0,6 mg untuk dewasa dan 50 mikrogram/kg untuk anak-anak)," tambah Tri.

Pemberian anticholinesterase tersebut diulang empat jam sekali.

Mengacu pada WHO tahun 2016, uji coba anticholinesterase harus dilakukan pada setiap pasien dengan keracunan neurotoksik.

Wilayah Timur

Tri menjelaskan, ular death adder banyak ditemukan di wilayah Indonesia bagian timur, seperti Papua dan Maluku.

"Saya pernah menemuinya (ular death adder) dari daerah Jayapura, Manokwari, Sorong, Timika.

Itu di mana-mana (ditemukan).

Di hutan, rumah, jalan, atau sungai," ujar Tri.

Tri menjelaskan, ular akan menggigit jika merasa terancam.

"Ular tidak akan menggigit kalau kita (manusia) tidak membuat dia (ular) terancam," jelas dia.

(*)

Anggota Brimob Bripka Desri Tewas Digigit Ular:Kenali Jenis Bisa serta Pertologan Pertama

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved