Jelang Wukuf di Arafah, JCH Asal Riau Diminta Siapkan Stamina
Jelang jadwal wukuf di Arafah, JCH asal Riau lebih banyak melakukan aktifitas di hotel tempat menginap. JCH juga diminta siapkan stamina.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Terhitung mulai Selasa (6/8/2019), bus yang biasanya digunakan oleh Jemaah Calon Haji (JCH) di Mekkah tidak lagi beroperasi.
Tiga hari menjelang wukuf, transportasi bus jemaah haji di Mekkah memang sengaja dihentikan sementara operasionalnya oleh kerajaan Arab Saudi.
Biasanya jemaah haji yang melakukan perjalanan ke Syisyah, Mabas Jin, Aziziah, Misfalah, Bab Ali dapat menggunakan bus yang diberinama sholawat inisebagai alat transportasi.
Bus solawat baru akan dioperasikan kembali tanggal 15 Agustus 2019 setelah jemaah haji selesai melontar jumroh.
Ketua Kloter II BTH, Rialis Muhammad Saleh, mengatakan, saat ini JCH asal Riau lebih banyak melakukan aktifitas di hotel tempat menginap.
Sebab mereka tidak lagi bisa leluasa bepergian keluar karena alat transportasi umum yang biasa digunakan sudah tidak beroperasi lagi.
"Kalau pun ada itu paling naik taksi, tapi tarifnya mahal. Kalau hari biasa hanya 15 riyal. Sekarang bisa sampai 200 sampai 400 riyal," kata Rialis.
Baca: Gara-gara Salah Tulis Alamat Caleg, KPU Inhu Riau Disidang DKPP
Baca: Latihan di Tengah Kabut Asap, Paskibra Riau Mengaku Terganggu Saat Bernafas
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar para JCH Riau tidak memaksakan diri untuk pergi ke Haram karena bus tidak ada lagi yang beroperasi.
Jemaah diimbau untuk memperbanyak beristirahat dan menyiapkan staminanya karena sebentar lagi akan masuk pelaksanaan wukuf di Arahaf yang tentunya sangat menguras tenaga dan fisik jemaah.
"Itulah sebabnya kenapa kerajaan Arab Saudi menghentikan operasional bus. Tujuannya karena para jemaah agar memperbanyak istirahat dan ibadah di sekitar hotel dimana JCH berada," katanya.
Apalagi suhu di Mekah pada siang mencapai 41 derajat Celcius, cukup panas, sehingga JCH diminta untuk tidak terlalu banyak ke luar hotel saat siang hari.
Akibat cuaca yang panas, Rialis mengungkapkan, kesehatan JCH bisa menurun.
Sehingga dibutuhkan air putih yang cukup dan mengurangi aktifitas dibawa sinar matahari langsung.
Selain bisa menyebabkan dehidrasi, sejumlah penyakit juga rentan diderita oleh JCH akibat cuaca yang panas.
"Yang paling banyak itu flu dan batuk," ujarnya.