Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Lulus Menjadi Taruna Akmil, Sang Ibu Ternyata Telah Menanam Rasa Cinta Indonesia ke Enzo Sejak Kecil

Kegigihan Enzo menjadi Taruna Akmil, karena terinspirasi invansi pasukan sekutu di Pantai Normandia, saat Perang Dunia II dan juga Kopassus.

kolase tribunpekanbaru/tribunjakarat
Kolase foto Enzo - Lulus Menjadi Taruna Akmil, Sang Ibu Ternyata Telah Menanam Rasa Cinta Indonesia ke Enzo Xenz Allie blasteran Perancis-Indonesia Sejak Kecil 

Setelah ayahnya meninggal, Enzo ikut bersama ibunya ke Indonesia dan meneruskan semester kedua di SMP Al Azhar 27 di kompleks PT Krakatau Steel, Cilegon.

Enzo Zenz Allie, sewaktu masih TK di Ecole Saint Joseph pada acara carnaval di Cherbourg, Perancis, menggunakan baju loreng motif TNI.
Enzo Zenz Allie, sewaktu masih TK di Ecole Saint Joseph pada acara carnaval di Cherbourg, Perancis, menggunakan baju loreng motif TNI. (tniad.mil.id)

Tak main-main, Enzo sampai harus riset untuk menyelesaikan karya ilmiahnya tersebut, dibantu sang ibu.

"Saat bikin riset pendaratan sekutu di Pantai Normandia, saya ikut membantunya," lanjut Siti.

Ingin Masuk Kopassus

Menurut Siti yang berdarah Banten dan Bogor ini, Enzo sejak taman kanak-kanak sudah bulat ingin menjadi tentara, namun bukan di Perancis.

Meski tinggal di Perancis, Siti tetap menanamkan cinta Indonesia kepada Enzo, termasuk mengenalkan satuan elite TNI AD, Kopassus, sejak kecil.

"Dia tidak pernah terpikirkan menjadi tentara Perancis. Saya cerita keunggulan tentara-tentara kita Kopassus menjadi nomor satu di dunia," ungkap Siti.

Dikatakan Siti, menjadi tentara di Perancis mudah. Sementara di Indonesia sangat sulit karena seleksinya ketat dan bertahap.

"Menjadi tentara benar-benar keinginan sendiri, karena saya orang Indonesia jadi menanamkan nasionalisme sejak dini ke Enzo."

"Secara lahiriah dia bule. Tapi nasionalismenya, punten banget anak asli syok kebarat-baratan, anak saya nasionalis banget," ungkap Siti.

Ketika banyak anak Indonesia berparas kebule-bulean dan terjun menjadi artis, tidak demikian Siti mendidik Enzo.

Baginya, lebih baik Enzo menjadi hafiz Alquran ketimbang jadi artis.

Darah agama yang ditanamkan kepada Enzo, tak lepas dari ajaran ayah Siti. Kakek Enzo dari jalur ibu adalah seorang ustaz di Jakarta Barat.

"Bapak saya zaman PKI masuk daftar yang harus dibunuh karena seorang ustaz di Jakarta Barat.".

"Bapak saya NU, Ansor. Kami bangga menyebut keluarga NU. Insya Allah sampai sekarang saya masih NU seperti saat zaman bapak dulu," katanya lagi.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved