Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Para Preman yang Ditemukan Mati dengan Luka Tembak di Era Soeharto Posisi Jempolnya Sama Semua

Meski sudah banyak penjahat yang diringkus, operasi penumpasan kejahatan terus berlanjut. Tidak jarang para preman yang ditembak mati.

Editor: Ariestia
Istimewa
Kolase Foto Mantan Presiden Soeharto dan Ilustrasi Preman 

Para Preman yang Ditemukan Mati dengan Luka Tembak di Era Soeharto Posisi Jempolnya Sama Semua

TRIBUNPEKANBARU.COM - Zaman orde baru (Orba) marak aksi preman jalanan yang populer dengan sebutan gabungan anak liar (gali).

Namun saat Soeharto menjadi presiden di Orde Baru, tidak jarang para preman yang ditembak mati.

Aksi para preman sebenarnya sering mengganggu roda perekonomian RI.

Banyak dari para preman ini yang memanfaatkan kekuatan dan kekuasaan untuk menarik pungutan liar.

Baca: FOTO: Gajah Jinak TNTN Stres Akibat Kebakaran Hutan di Riau, Diungsikan ke Lokasi yang Jauh

Satu contohnya adalah kawasan terminal yang sudah dikuasai oleh para gali membuat para pengusaha bus terus mengalami kerugian, banyaknya begal yang membajak bus dan truk di jalanan, dan lainnya.

Presiden Soeharto lalu memerintahkan agar segera dibentuk tim yang beranggotakan aparat TNI/Polri ( saat itu ABRI) untuk melaksanakan operasi penumpasan kejahatan terhadap para begal yang makin marak dan merugikan..

Hingga tahun 1982, Polri di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Awaloedin Djamin telah melakukan berbagai operasi penumpasan kejahatan.

Dilansir dari Surya.co.id (Grup TribunJatim.com) Polri melancarkan Operasi Sikat, Linggis, Operasi Pukat, Operasi Rajawali, Operasi Cerah, dan Operasi Parkit di seluruh wilayah Indonesia serta berhasil menangkap 1.946 penjahat.

Meski sudah banyak penjahat yang diringkus, operasi penumpasan kejahatan terus berlanjut.

Seperti yang dilakukan oleh Komando Daerah Militer (Kodim) 0734 Yogyakarta di bawah pimpinan Kolonel Muhamad Hasbi.

Baca: Pinjam Motor Korban Tapi Tak Kembali, AS Ditangkap Polres Rohul Riau Setelah Buron Hampir Sebulan

Kolonel Hasbi saat itu (1983) menyatakan perang terhadap para preman atau gali yang aksinya makin meresahkan masyarakat Yogyakarta.

Dia menggelar Operasi Pemberantasan Keamanan (OPK) yang bekerja sama dengan intelijen AD, AU, AL dan kepolisian.

Kodim Yogyakarta lalu melakukan pendataan terhadap para gali melalui operasi intelijen dan para gali yang berhasil didata diwajibkan melapor serta diberi kartu khusus.

Setelah mendapat kartu, para gali tersebut dilarang bikin ulah lagi dan harus mau memberitahukan dimana para gali lain yang tidak mau melapor.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved