Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Wilayah Kota Dumai Nihil Titik Api, Hanya Ada Titik Asap

BPBD Dumai menyebut, saat ini di wilayah Dumai tidak terpantau ada titik api. Sedangkan asap yang menyelimuti merupakan kiriman daerah tetangga.

Penulis: Syahrul | Editor: rinaldi
tribun pekanbaru
Tim gabungan Satgas Karhutla Dumai melakukan pendinginan di lahan terbakar di Kelurahan Teluk Makmur beberapa waktu lalu.. 

tribunpekanbaru.com - Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kota Dumai, Afrilagan, mengatakan dalam sepekan terakhir Kota Dumai mengalami fluktuasi titik panas (hotspot).

Pada 14-18 Agustus lalu, Kota Dumai terpantau nihil hotspot berdasarkan analisa data BMKG. Namun pada 12-13 Agustus, titik hotspot ditemukan mencapai 4 titik di wilayah Kota Dumai.

Afrilagan menyebutkan, kondisi luas areal yang terbakar tahun ini di wilayah Kota Dumai sampai 18 Agustus, tercatat mencapai 315,75 hektare dengan jumlah terluas berada di Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.

"Dilihat dari nilai ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) yang dikeluarkan oleh BMKh Provinsi Riau, angka ISPU tertinggi di Kota Dumai adalah pada tanggal 14 Agustus dengan level 141 (tidak sehat), dan pada tanggal 11 (Agustus) masuk level 11 (baik)," paparnya pada Senin (19/8).

Kondisi tersebut, kata Afrilagan, sangat mempengaruhi visibilitas atau jarak pandang pada 14 Agustus lalu yang hanya empat kilometer.

Menurutnya, kondisi ini sangat mungkin akibat adanya asap yang merupakan kiriman dari daerah tetangga, yang banyak ditemukan titik api seperti di kawasan Rohil dan Bengkalis.

Afrilagan menegaskan, di Kota Dumai ada empat lokasi titik asap, tapi nihil titik api dan terus dijinakkan oleh tim di lapangan.

"Sejumlah aktifitas pendinginan terus dilakukan seperti di Kelurahan Bukit Nenas, Kelurahan Bagan Keladi, Kelurahan Ratu Sima, dan Tanjung Palas," jelasnya.

Kasus ISPA
Sementara itu, Kasi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Kota Dumai, dr Muhammad Hafiz mengatakan, angka penderita ISPA di Dumai masih berada di batas kewajaran yakni 138 orang pe rminggu.

"Kebanyakan penderita ISPA berada dalam rentang usia 5 tahun ke atas, dengan jenis penyakit dominan di antaranya batuk, demam, dan influenza," sebut Hafiz.

Dikatakan, ada juga sejumlah penyakit kulit di antara para pasien tersebut. Hal ini diduga merupakan dampak polutan dari residu kebakaran yang terbang dan terbawa hingga ke sumber-sumber air yang dikonsumsi masyarakat.

"Kemungkinan besar dugaannya seperti itu. Tapi masih butuh uji klinis secara intensif untuk benar-benar menjatuhkan vonis tersebut sebagai sumber penyakit kulit yang diderita sejumlah pasien," katanya. (mad)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved