Merusak Keindahan Alam Indonesia? Dunia Ungkap Realitas Mengerikan Pasar Daging Anjing Indonesia
Indonesia dikatakan sebagai salah satu lumbung pembantaian anjing-anjing untuk diambil dagingnya.
Merusak Keindahan Alam Indonesia? Dunia Ungkap Realitas Mengerikan Pasar Daging Anjing Indonesia
Intisari-Online.com - Indonesia dikatakan sebagai salah satu lumbung pembantaian anjing-anjing untuk diambil dagingnya.
Bahkan dunia melalui media internasional menyoroti realitas tersebut, karena dapat merusak keindahan alam Indonesia.
Mereka juga mendesak agar pemerintah menghentikan pelecahan terhadap hean ini, tidak hanya Anjing tapi juga kucing.
Fenomena ini disorot oleh media Inggris Daily Mirror pada Jumat (22/8/2019), melalui organisasi Dog Meat Free Indonesia (DMFI).
Saat ini kampanye tengah dilangsungkan, dengan bukti-bukti mengerikan hewan-hewan itu dibantai dengan cara kejam terus berlanjut.
Petisi dalam kampanye itu menyerukan penghentian perdagangan kucing dan anjing serta hewan peliharaan lainnya di seluruh Sulawesi Utara tempat di mana puluhan ribu pembantaian terjadi setiap bulan.
Baca: Cerita Film Panas Mia Khalifa Mengenakan Hijab, Ini Pengakuan Sang Artis di Balik Adegan Porno Itu
Investigator DMFI minggu lalu merekam anjing yang berulang kali dipukul kepalanya kemudian dibakar untuk menghilangkan bulu mereka.
Ironisnya, mayoritas hewan-hewan yang dibantai ini adalah hewan peliharaan yang dicuri.
Peneliti menunjukkan bahwa antara 8 dan 11 persen anjing dijual untuk dikonsumsi manusia, ini membahayakan karena bisa menginfeksi rabies.
Sebelumnya dikatakan pemerintah Indonesia mengeluarkan arahan pada September 2018, untuk melarang perdagangan daging kucing dan anjing.

Baca: Data Terbaru Penumpang Hilang KM Santika Nusantara Terbakar di Sumenep, 23 Orang Belum Ditemukan
Seorang aktor Inggris, Peter Egan mengatakan, dia kaget dan sedih melihat bukti baru DMFI tentang pelecehan anjing dan kucing yang mengerikan di Tomohon.
"Sangat menyedihkan, mengetahui binis seperti biasa bagi para pedagang Anjing dan Kucing di Tomohon, saya mendesak pihak berwenang untuk segera menghentikannya," katanya.
Salah satu pendiri Change Fore Animal Foundation, Lola Weber, mengatakan, "Mengingat sifat yang kejam terhadap hewan, telah kami rekam dalam waktu yang lama termasuk bukti anjing dan kucing yang secara rutin dipukuli."
Baca: Terdakwa NARKOBA di Riau Dituntut HUKUMAN MATI Ajukan Pledoi, Bersumpah Siap Terima Azab 7 Turunan

"Kami terkejut Gubernur Sulawesi Utara menolak untuk mengakui penderitaan hewan ini," katanya.