Polda Jatim Periksa Sejumlah Saksi Terkait Dugaan Rasisme dan Diskriminatif Terhadap Mahasiswa Papua
Polda Jawa Timur (Jatim) telah menindaklanjuti dugaan tindakkan diskriminatif dan rasialis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Polda Jatim Periksa Sejumlah Saksi Terkait Dugaan Rasisme dan Diskriminatif Terhadap Mahasiswa Papua
TRIBUNPEKANBARU.COM - Polda Jawa Timur (Jatim) telah menindaklanjuti dugaan tindakkan diskriminatif dan rasialis terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, pihaknya telah memeriksa enam anggota organisasi kemasyarakatan (ormas), terkait dugaan adanya tindakan rasisme tersebut.
Enam orang yang diperiksa itu salah satunya adalah korlap aksi bernama Tri Susanti.
"(Tri Susanti) sudah diperiksa (sebelumnya), hari ini kita periksa kembali," ucap Barung, kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2019).
Namun, dari hasil pemeriksaan tersebut, Polda Jatim belum menjelaskan hasil penyelidikan dan sampai saat ini belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka.
Barung mengatakan, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terhadap oknum yang diduga melontarkan kata-kata berbau rasisme kepada mahasiswa Papua di asrama Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur.
Barung mengatakan, pihaknya serius mengusut kasus itu.
"Kami sangat serius karena itu (rasisme) adalah kejahatan kemanusiaan yang luar biasa, maka kita tindaklanjuti secepatnya," kata Barung.
Pengungkapan kasus tersebut, menurut Barung, perlu dikedepankan demi kestabilan keamanan pasca-kerusuhan yang terjadi di Papua dan Papua Barat, yang dipicu perlakuan diskriminatif dan tidak adil terhadap mahasiswa Papua di Surabaya.
Terlebih, belum lama ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta jajarannya untuk menindak oknum pelaku rasialisme kepada mahasiswa Papua di Surabaya segera diungkap.
"Polda Jawa Timur akan senantiasa siap untuk menjalankan intruksi Presiden Republik Indonesia," ujar Barung.
Seperti diberitakan, situasi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya, Jawa Timur, mencekam pada Jumat (16/8/2019) dan Sabtu (17/8/2019).
Hal itu setelah sejumlah anggota organisasi masyarakat mendatangi asrama mahasiswa Papua tersebut.
Kasus ini berawal dari dugaan adanya perusakan Bendera Merah Putih oleh mahasiswa hingga ratusan kelompok ormas memadati asrama mereka sehari sebelum peringatan HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia.
Baca: Moeldoko: Ada Dua Kelompok yang Tak Senang Jokowi Bangun Papua
Baca: Fadli Zon Minta Presiden Jokowi Perjelas Maksud Pernyataan Penumpang Gelap pada Aksi Protes di Papua
Baca: Temui Pemuka Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda, Menkopolhukam, Kapolri dan Panglima TNI ke Papua