Diduga Karena Karhutla, Kawanan Gajah Keluar dari Habitatnya di TNTN
Diduga karena merasa terancam kebakaran hutan dan lahan, dua kelompok gajah yang ada di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, keluar dari habitatnya.
Penulis: Rizky Armanda | Editor: Hendra Efivanias
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU -Diduga karena merasa terancam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), dua kelompok gajah yang ada di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), keluar dari habitatnya.
Satwa bertubuh besar itu kini masuk ke perkampungan dan kebun sawit milik warga.
Bahkan kawanan gajah memakan tanaman sawit milik warga.
Kawanan gajah itu kini terbagi di dua lokasi. Ada yang berada di Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu sebanyak dua ekor, ada juga yang di Kecamatan Cirenti, Kabupaten Kuantan Singingi sebanyak dua ekor.
Total ada sekitar empat ekor gajah yang terpantau keluar dari habitatnya di TNTN dan masuk ke pemukiman penduduk.
Kepala Bidang (Kabid) Wilayah I Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Andri Hansen Siregar saat dikonfirmasi, membenarkan tentang adanya gajah liar Sumatra yang keluar dari habitatnya tersebut.
"Kantong gajah kan salah satunya memang ada di Tesso Nilo, diindikasikan terjadi kebakaran lahan di sekitar habitat gajah. Asap mengepung habitatnya, mereka lalu menghindar dan berusaha mencari tempat yang lebih nyaman," katanya, Jumat (30/8/2019) sore.
Baca: Demokrat Usulkan 3 Nama untuk Dipilih Sebagai Wakil Ketua DPRD Kampar
Baca: Terekam CCTV saat Lancarkan Aksi Begal Payudara Siswi SMP, Pria ini Babak Belur Dihajar Warga
Dia memaparkan, menindaklanjuti laporan dari masyarakat tentang keberadaan gajah tersebut, pihaknya sudah menurunkan tim ke lokasi.
"Kita masih mencoba pemantauan terus, bekerjasama dengan NGO Yayasan Tesso Nilo," ucapnya.
Hansen menyatakan, sementara ini pihaknya juga merasa kesulitan untuk mengerahkan petugas.
Karena sebagian besar petugas BBKSDA, sedang menangani pengendalian kebakaran lahan di sekitar kawasan konservasi.
Untuk itu katanya, pihaknya juga mengajak serta masyarakat setempat, untuk bekerjasama menggiring gajah masuk kembali ke habitatnya.
"Supaya bisa mengurangi kerusakan yang lebih besar juga dari tanaman masyarakat," sebutnya.
Hansen mengungkapan, satu dari total sekitar 4 ekor gajah itu, teridentifikasi sudah berusia dewasa dan berkelamin jantan.
"Ini ditunjukkan dengan gadingnya, yang diperkirakan mencapai 25 centimeter," ulasnya.
Hansen menambahkan, sejauh ini dari hasil pemantauan tim, gajah-gajah itu masih dalam kondisi normal. (Tribunpekanbaru.com/Rizky Armanda)