KKB Bantai Pendulang Emas di Yahukimo, Polda Papua Lakukan Pengecekan ke Lokasi Pakai Speedboat

Sejumlah pendulang emas dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) di Kampung Mini, Kabupaten Yahukimo, Papua.

Editor: Rinal Maradjo
ist
KKB Bantai Pendulang Emas di Yahukimo, Polda Papua Lakukan Pengecekan ke Lokasi Pakai Speedboat 

KKB Bantai Pendulang Emas di Yahukimo, Polda Papua Lakukan Pengecekan ke Lokasi Pakai Speedboat

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sejumlah pendulang emas dibantai oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KBB) di Kampung Mini, Kabupaten Yahukimo, Papua. Kabar pembantaian pendulang emas itu disampaikan oleh Polda Papua.

Saat ini, Polda Papua tengah melakukan pengecekan terkait kabar tersebut.

"Polda Papua turunkan tim untuk memeriksa kabar adanya pembantaian para pendulang emas di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo," kata Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf A Rodja, Selasa (3/9/2019).

Tim yang diturunkan, lanjut Rodja, berasal dari Polres Asmat, karena meski tempat kejadian berada di Yahukimo, 

Namun jarak tempuhnya lebih dekat dari Distrik Agats, Asmat dibandingkan dari Dekai, Yahukimo.

"Tim menempuh jalur sungai dengan menggunakan speedboat," ujar dia.

Sejauh ini, belum ada informasi berapa jumlah korban pembantaian ini. Termasuk motif pembantaian terhadap para pendulang emas tersebut.

Baca: PRT Bawa Kabur Ringgit Malaysia dan Dollar Singapura, Amati Kebiasan Majikan Menyimpan Uang

Baca: Kesaksian Korban Kecelakaan Tol Cipularang, Mas Rem Saya Blong, Subana Minta Temannya Berdoa

Baca: Ternyata Selain untuk Bayar Hutang, Aulia Kesuma Ingin Kuasai Uang Rp 4 Miliar dari Penjualan Rumah

Sejak beberapa bulan terakhir aksi kriminal yang dilakukan oleh KKB terus menjadi-jadi di Papua.

KKB ini terdiri dari sejumlah kelompok-kelompok kecil yang beroperasi di sejumlah kabupaten di Papua.

Salah satu yang paling sering membuat aksi kriminal adalah KKB pimpinan Egianus Kogoya.

KKB ini beroperasi di kawasan Kabupaten Nduga.

Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol TNI Dax Sianturi mengatakan, Egianus Kogoya merupakan pemimpin OPM yang sebelumnya berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya.

Selama terjadi kontak senjata antara TNI dan OPM, menurut Dax, sulit bagi pasukan TNI untuk memastikan keberadaan Egianus. Sebab, anggota KKB selalu bersembunyi dalam hutan.

Tak hanya itu, keberadaan Egianus Kogoya juga sulit dipastikan karena mereka selalu berpindah tempat setiap melakukan aksi.

Namun, menurut Dax, dapat dipastikan bahwa setiap aksi penembakan di Nduga dilakukan oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya.

Menurut Dax, kelompok Egianus mengedepankan paham politik yang berlawanan dengan pemerintah. Kelompok Egianus menolak mengakui pemerintah RI.

"Jadi Egianus Kogoya ini dalam catatan kami adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI. Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal," ujar Dax di Jayapura, Rabu (31/7/2019).

Berperawakan muda

Hingga kini, identitas Egianus Kogoya belum dapat dipastikan. Dax Sianturi pun mengaku tidak memegang data lengkap yang bersangkutan.

Namun, Victor Mambor, seorang jurnalis senior di Papua, mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.

Untuk bertemu dengan Egianus, ia menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.

Pertemuan pun diatur pada tengah malam. Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.

"Jalan gelap, saya ikut arahan saja. Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor.

Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).

Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.

Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja. Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.

"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor.

Dari informasi yang ia dapat, Victor menyebut ayah Egianus bernama Silas Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.

Namun, kini ayahnya sudah meninggal.

Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor menilai Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.

Namun, Egianus yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.

Selain Egianus Kogoya, ada pula KKB yang beroperasi di Kabupaten Puncak.

Di daerah ini, KKB dipimpin oleh Lekagak Telenggen.

Ia dinyatakan sebagai kelompok yang membunuh Briptu Heidar di Kampung Usir, Kabupaten Puncak, Papua, Senin (12/8/2019) lalu.

Briptu Heidar dijebak, ditangkap, kemudian dibunuh oleh kelompok Lekagak Telenggen tersebut. Anggota Ditreskrimsus Polda Papua itu tewas setelah kepala dan lehernya ditembus peluru kelompok kriminal ini.

Kelompok Lekagak Telenggen sendiri adalah kelompok paling berbahaya di Segitiga Hitam Papua.

Kawasan itu merujuk kepada wilayah yang mencakup Kabupaten Puncak, Puncak Jaya, dan Lanny Jaya.

Tiap-tiap wilayah tersebut kabarnya dikuasi oleh tiga kelompok bersenjata yang berbeda. Salah satunya adalah Lekagak Telenggen.

Lantas seperti apa sosok Lekagak Telenggen tersebut.

Ini daftar kejahatan sosok yang disebut-sebut ganas dan tanpa ampun itu.

Menyerang Tentara

Pada Jumat (18/1/2019), KKSB Pimpinan Lekagak Telenggen menyerang prajurit TNI di Kampung Gigobak, Distrik Sinak, Kabupaten

Puncak, Papua, Rabu (9/1/2019) sekitar pukul 08.55 WIT.

Kontak tembak ini berawal saat prajurit TNI dalam perjalanan dari posnya menuju Bandara Sinak guna mengambil logistik.

Namun, di dalam perjalanan mereka ditembaki sekolompok KKB pimpinan Lekagak Telenggen.

Prajurit TNI kemudian melakukan perlawanan dengan membalas tembakan sehingga terjadi kontak tembak.

"Pasukan TNI berhasil memukul mundur KKSB hingga melarikan diri masuk hutan," kata Kapendam 17 Cenderawasih Kolonel Inf M Aidi.

Dalam aksi serangan mendadak itu, seorang prajurit TNI bernama Pratu Makamu tewas dalam serbuan tersebut. Pratu Makamu tertembak di bagian paha sebelah kiri.

Saat dilakukan pengejaran ditemukan satu orang anggota KKB tewas tertembak.

Menyerang Pekerja Proyek

Pada 2016, KKB pimpinan Lekagak Telenggen menyerang karyawan PT Modern yang sedang mengerjakan proyek jalan trans-Papua di Kabupaten Puncak, Papua.

Dalam aksi yang terjadi pada Selasa, 15 Maret 2016 itu, empat orang tewas. Teridentifikasi bernama Anis, David, Andi, dan Daud.

Tembak Penerbangan Sipil

Pada bulan Januari 2019, kelompok Lekagak Telenggen melakukan penembakan yang mengenai pesawat milik Susi Air jenis Pilatus dengan nomor lambung PK VVV.

Pesawat ini ditembaki saat mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua.

Pesawat ditembaki tepat di wilayah pintu angin, di atas Distrik Kulirik atau lokasi tempat terjadinya penyerangan terhadap pos polisi sebelumnya.

Pada 20 Januari 2014, KKSB melalui akun Facebook @Komnas-TPNPB, mengeluarkan pernyataan yang mengaku bertanggungjawab atas penembakan di Puncakjaya itu.

Pernyataan itu menyertakan foto Lekagak Telenggen dan Jenderal Goliath Tabuni, yang disebut-sebut sebagai Panglima Tinggi TPNPB.

Bunuh Warga Sipil

Pada 7 Januari 2014 lalu, Lekagak Telenggen dan pasukannya, juga melakukan dua kali penembakan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 WIT di Kampung Wuyuneri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya.

Seorang warga sipil bernama M. Halil, tukang ojek asal Makassar, tewas setelah mata kanannya tertembus peluru. (kompas.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved