Mengerikan, Korban Tewas Capai 912 Jiwa, Tragedi Nyata Bunuh Diri Massal Jemaat Pakai Sianida
Tragedi Jonestown merupakan salah satu bencana non-alam yang paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Mengerikan, Korban Tewas Capai 912 Jiwa, Tragedi Nyata Bunuh Diri Massal Jemaat Pakai Sianida
TRIBUNPEKANBARU.COM - Mendengar sianida pasti banyak dari kita yang akan teringat pada kasus pembunuhan wanita bersama Wayan Mirna Salihin.
Kasus yang dikenal dengan pembunuhan kopi sianida itu melibatkan nama Jessica Kumala Wongso hingga kisahnya ramai diperbincangkan.
Selain kisah Jessica Kumala Wongso, ada pula kasus sianida yang tak kalah menghebohkan yang dikenal sebagai Tragedi Jonestown.
Baca: Polri Temukan Dua Nomor Rekening Veronica Koman, Keberadaannya Masih Diburu
Baca: Detik-Detik Pembunuhan Pengantin Baru Pakai Sebilah Parang, Pelaku Tebas Leher Korban karena Cemburu
Tragedi Jonestown merupakan salah satu bencana non-alam yang paling mematikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Total korban jiwa akibat bunuh diri massal menggunakan sianida di Joneston mencapai 912 jiwa.
Bahkan tragedi tersebut melibatkan terbunuhnya seorang anggota kongres Amerika Serikat, Leo Ryan.
Baca: Jadi Buronan Kerusuhan Papua, Rekening, Paspor Hingga Medsos Provokator Veronica Koman Liau
Jim Jones dan Kuil Rakyat
Didirikan pada 1956 oleh Jim Jones, Kuil Rakyat atau Peoples Temple adalah sebuah gereja yang terintegrasi secara rasial untuk membantu orang yang membutuhkan.
Jones awalnya mendirikan Kuil Rakyat di Indianapolis, Indiana, tetapi kemudian pindah ke Redwood Valley, California pada tahun 1966.
Jones menerapkan ideologi komunis pada sektenya, di mana setiap orang hidup bersama secara harmonis dan bekerja untuk kebaikan bersama.
Dia mampu membentuk kompleks komunitas kecil ini di California, namun bermimpi untuk mendirikannya di luar Amerika Serikat.
 
Jonestown: Permukiman di Guyana
Jones menemukan lokasi terpencil di negara Guyana Amerika Selatan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pada 1973, dia menyewa tanah itu dan menyuruh para pekerja untuk membersihkannya karena tertutup hutan.
Hingga 1977, hanya ada sekitar 50 orang yang tinggal di kompleks itu dan Jones masih di AS.
Namun, semuanya berubah ketika Jones menerima kabar bahwa sebuah artikel tentang dirinya akan dicetak di media masa.
Malam sebelum artikel itu dicetak, Jim Jones dan beberapa ratus anggota Kuil Rakyat terbang ke Guyana dan pindah ke kompleks Jonestown.
Baca: Berasal Dari Ajang Cari Jodoh, Melihat Gaya Hidup Nikita Mirzani, Tas Hermesnya Saja 700 Jutaan
Ada yang salah di Jonestown
Ketika mereka di Jonestown, hal-hal tidak seperti yang mereka harapkan.
Kabin juga dipisahkan berdasarkan gender, sehingga pasangan yang sudah menikah dipaksa untuk hidup terpisah.
Panas dan kelembaban di Jonestown yang menyesakkan membuat banyak penghuninya sakit.
Anggota juga diminta untuk bekerja 11 jam sehari dalam keadaan panas itu.
Anggota Kongres Ryan mengunjungi Jonestown
Perwakilan AS Leo Ryan dari San Mateo, California mendengar laporan tentang hal-hal buruk yang terjadi di Jonestown dan memutuskan untuk menyambanginya.
Awalnya semua tampak baik-baik saja, namun suatu malam seorang menyerahkan catatan kepada rombongan Leo Ryan yang berisi daftar beberapa nama penghuni yang ingin pergi dari Jonestown.
Hari berikutnya, 18 November 1978, Ryan mengumumkan bahwa dia bersedia membawa serta siapa saja yang ingin ikut keluar dari Jonestown bersama dirinya.
Serangan di Bandara
Ketika tiba waktunya untuk kabur, anggota Kuil Rakyat bersama Ryan bergegas naik truk hingga menuju bandara.
Sementara pesawat belum siap terbang, anggota Kuil Rakyat pun menyusul untuk menembaki rombongan itu.
Insiden itu menyebabkan 5 orang tewas termasuk Ryan.
Bunuh diri Massal
Sementara itu di Jonestown, Jones sangat panik, gelisah dan mulai berbicara kepada jemaatnya.
Jones memberitahu jemaatnya bahwa mereka sedang dalam keadaan bahaya karena AS akan memburu mereka sebagai balasan serangan terhadap pembunuhan Ryan.
Dia juga memberi satu-satunya jalan keluar dengan melakukan bunuh diri massal.
Jones menyuruh semua orang bergegas. Ceret besar diisi dengan rasa anggur Flavour-Aid, sianida, dan Valium ditempatkan di paviliun sisi terbuka.
Bayi dan anak-anak mendapat giliran terlebih dahulu, mereka menggunakan suntikan untuk menuangkan air beracun ke mulut.
Beberapa anggota bahkan sudah mati sebelum yang lain mengambil minuman mereka.
Pada hari itu, 18 November 1978, 912 orang meninggal karena meminum racun, 276 di antaranya adalah anak-anak.
Secara total 918 orang meninggal, baik di bandara atau di kompleks Jonestown. (*)
*Mengerikan, Korban Tewas Capai 912 Jiwa, Tragedi Nyata Bunuh Diri Massal Jemaat Pakai Sianida

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					![[FULL] Ulah Israel Buat Gencatan Senjata Gaza Rapuh, Pakar Desak AS: Trump Harus Menekan Netanyahu](https://img.youtube.com/vi/BwX4ebwTZ84/mqdefault.jpg) 
				
			 
											 
											 
											 
											