Saluran Komika Kritik Pemerintah, Stand Up Indo Pekanbaru Latih Anggota Tampil di Panggung
Stand Up Indo sering mendapat tawaran untuk komika anggotanya. Tawaran tampil dibagi secara adil kepada setiap anggota.
Penulis: Fernando Sihombing | Editor: ihsan
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Stand up comedy semakin dikenal masyarakat. Jenis komedi tunggal ini sering mengisi acara di berbagai iven.
Hal ini membuat para komika yang tergabung dengan komunitas Stand Up Indo Pekanbaru berpenghasilan tambahan.
Stand Up Indo sering mendapat tawaran untuk komika anggotanya. Mantan Ketua Stand Up Indo Pekanbaru, Kubil mengungkapkan, tawaran tampil dibagi secara adil kepada setiap anggota.
Komika yang diberi kesempatan tentu disesuaikan jam terbang dengan jenis acara. "Kita usahakan semua anggota mendapat giliran tampil. Tapi disesuaikan dengan acaranya," kata Kubil, Rabu (4/9/2019).
Komika memiliki tarif bervariasi. Tergantung kualifikasi yang dinilai dari jumlah tampil dan bobot materi.
Menurut Kubil, setiap komika memiliki materi khas yang sering dibawakan. Ini juga menjadi pertimbangan komunitas dalam memilih komikanya untuk diutus menghadiri undangan.
"Dilihat dulu lembaga atau perusahaan bidang apa yang undang. Terus pilih anggota yang materinya sesuai," ujarnya.
Kubil menjelaskan, komika rutin berlatih setiap pekan. Komunitas mengadakan share materi setiap Rabu.
Anggota komunitas mengajukan materi yang akan dibawa pada open mic setiap Jumat malam. Materi tersebut didiskusikan terlebih dahulu sebelum tampil.
"Saat open mic, juga sebagai ajang latihan. Biasa kami mengadakannya di kafe. Jadi ditonton oleh banyak pengunjung," kata Kubil.
Seberapa sering tampil di Open Mic juga menjadi ajang bagi komika untuk meningkatkan kualifikasinya.
Menurut Kubil, komunitas ini menjadi wadah untuk menghasilkan komika profesional. Di sini, komika diarahkan agar hati-hati memakai kata dan kalimat ketika perform. Sehingga tidak sampai membuat penonton tersinggung.
Kubil menyebutkan, komunitas juga mengikuti dinamika terkini. Sikap terhadap persoalan bangsa dan negara dapat disampaikan melalui materi komedi. Ini juga menjadi saluran komika mengkritik kebijakan pemerintah.
"Kita serius mengkritik. Kritik dengan keras, tetapi bisa menghibur penonton. Kata-kata yang digunakan juga jangan sampai kebablasan," ujar Kubil.
Pembinaan terutama dilakukan bagi komika baru. Menurut alumnus Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Riau ini, komunitas terbuka bagi anggota baru. Mereka yang baru bergabung diarahkan untuk tampil.