Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Warga Lempari dengan Air Cabe dan Air Kencing, Satpol PP dan Wartawan Muntah-muntah

Penertiban dilakukan Pemko Medan di kawasan sekitar cagar budaya Gedung Warenhuis di Medan. Namun warga melakukan perlawanan.

Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribun medan
Seorang ibu menghadang alat berat dan Satpol PP saat penertiban wilayah sekitar Gedung Warenhuis di Medan, Jumat (13/9). 

tribunpekanbaru.com - Warga dan petugas Satpol PP Medan nyaris saling baku hantam, saat penertiban bangunan ilegal di sekitar bangunan bersejarah, Gedung Warenhuis, yang terletat di Jalan Ahmad Yani VII-Hindu, Medan, Jumat (13/9).

Seorang ibu bahkan nekat membuka baju di hadapan Kepala Satpol PP Medan, Muhammad Sofyan. Sedangkan warga lain menyiram petugas dengan air cabe dan air kencing.

Melihat situasi tak kondusif, Muhammad Sofyan meminta warga tak anarkis. "Kami peringatkan jangan anarkis. Kami punya batas kesabaran," ucap Muhammad Sofyan.

Beberapa warga menyuruh anaknya bertahan di dalam rumah agar penggusuran tidak dilanjutkan. Namun petugas berusaha mengeluarkan anak tersebut dari dalam rumah. Di saat itulah lemparan air kencing kepada petugas Satpol PP terjadi.

Beberapa Satpol PP terkena cipratan air kencing ke wajah mereka. Begitu pula sejumlah wartawan yang meliput peristiwa itu. Akibatnya, beberapa dari mereka langsung muntah-muntah.

Selain itu, warga juga terlibat aksi saling dorong dengan Satpol PP yang mengawal alat berat untuk meruntuhkan bangunan di sekitar gedung bersejarah tersebut. Beberapa warga dan Satpol PP terlihat terjatuh dan nyaris terlibat baku pukul.

Dari dalam salah satu bangunan, juga sempat terlihat ada api yang berkobar. "Gak usah kalian hancurkan lagi. Udah aku bakar rumah ini. Panggil pemadam biar tidak terkena bangunan yang lainnya," ucap seorang pria berkaos putih.

Penertiban bangunan liar itupun akhirnya tetap terlaksana. Alat berat yang dikerahkan meruntuhkan bangunan di sekitar Gedung Warenhuis tersebut satu per satu.

Sejarah Warenhuis
Gedung Warenhuis merupakan bangunan cagar budaya di Kota Medan. Gedung ini bekas supermarket pertama di Kota Medan, yang dulunya milik seorang warga Belanda. Gedung ini sering dipakai warga Medan untuk tempat swafoto karena arsitekturnya yang Eropa dan klasik.

Saat ini, bangunan itu seperti tak terawat dan memprihatinkan sejak terbakar pada 2013 lalu. Tapi di dalam gedung masih ada aktivitas kantor Dewan Pimpinan Cabang Konfenderasi Serikat Pekerja Seluruh ndonesia (DPC KSPSI) Kota Medan.

Bangunan berlantai dua ini dibangun 1916 oleh arsitek Jerman bernama G Bos. Tahun pendirian dan nama arsiteknya tercetak pada bagian dinding bangunan. Namun bangunan seluas 15x30 meter itu baru diresmikan tahun 1919 oleh Daniel Baron Mackay, Wali Kota Medan pertama.

Konon katanya, zaman dulu supermarket itu ramai dikunjungi masyarakat keturunan Eropa, China, dan kaum berduit. Supermarket ini menjual berbagai jenis barang mulai dari makanan, pakaian, hingga elektronik. Bangunan itu juga punya bungker sebagai area menyimpan barang atau gudang.

Tahun 1942, pemilik supermarket kembali ke Belanda lantaran kondisi Medan mulai tidak kondusif setelah Jepang masuk.

Setelah dilepas pemiliknya, bangunan tetap kokoh hingga saat ini dan dijadikan cagar budaya. Namun kawasan sekitarnya tidak terkontrol dan tumbuh banyak bangunan. Inilah yang kini ditertibkan oleh Pemko Medan. (rin/tribun medan)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved