Kita Dibakar, Bukan Terbakar, Mahasiswa Dumai Gelar Aksi Karhutla dan Kabut Asap
Puluhan mahasiswa Dumai menggelar aksi di Pendopo Sri Tanjung, Dumai, menuntut pemerintah segera menuntaskan karhutla dan kabut asap.
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: rinaldi
tribunpekanbaru.com - Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Masyarakat Melawan Asap atau Gemmas, menggelar aksi damai di depan Pendopo Sri Bunga Tanjung, Jalan Putri Tujuh Dumai, Selasa (17/9).
Pada saat itu, Wali Kota Dumai, Zulkifli AS sedang menggelar rapat bersama para pejabat lainnya.
Sempat terjadi insiden dorong-doorongan antara mahasiswa dengan polisi dan Satpol PP, karena mahasiswa memaksa masuk ke ruangan rapat untuk bertemu Wali Kota namun dihalangi.
Namun insiden itu tidak lama, karena setelah aksi dorong-dorongan itu, Wako Dumai Zulkifli AS didampingi Kepala BPBD Dumai Afrilagan, keluar dari ruangan untuk menemui masa Gemmas. Mereka mendengarkan tuntutan mahasiswa terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap yang menyelimuti Dumai.
Pada aksi itu, seorang mahasiswi Gemmas bernama Lailatul Qodriah, membacakan puisi karyanya. Dengan mimik wajah dan teriakan serta gaya bahasa yang penuh makna, pusinya Lailatul berhasil menarik minat Wako ZUlkifli AS, yang terlihat serius mendengarkan puisi tersebut.
Bahkan sesekali Wali Kota Dumai yang tepat berada di belakang Lailatul Qodriah, melihat Qodriah dengan seksama dan seperti terkesima.
"Ini Indonesia ku, Riau Provinsi ku, Dumai kota ku, mahasiswa gelar ku, hai aparat, ini asap bukan azab, buka lah mata, jangan tutup telinga, bukan ini yang kami minta," begitu salah satu bunyi bait puisi yang dibacakan Lailatul.
"Hai penguasa negeri, ini aksi untuk mencari Solusi, bukan aksi untuk unjuk gigi. Hai kau para politikus politikus bergelar, para penguasa-penguasa mekar, dan polisi polisi kekar, sadarlah hutan kita dibakar, bukan terbakar," lanjut puisinya.
Lailatul Qodriah mengaku, puisi ini dibuatnya sebagai aspirasi mahasiswa kepada pemerintah, agar kabut asap tidak lagi terjadi berulang setiap tahun. "Memang ini inspirasi saya di tengah aksi damai," katanya.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi tersebut, M Faisal Firdaus, dalam orasinya lantang menyampaikan lima tuntutan Gemmas kepada pemerintah dan DPRD Dumai.
Wali Kota Dumai Zulkifli AS, usai mendengarkan tuntutan mahasiswa mengatakan akan segera menindaklanjutinya bersama pihak terkait. Diakuinya, kabut asap yang di Kota Dumai saat ini merupakan asap kiriman dari kabupaten lain yang ada di Provinsi Riau.
Dia juga menegaskan bahwa Pemko Dumai komitmen untuk mencegah terjadinya karhutla, dan menanggulangi bencana asap yang saat ini terjadi.
"Akan segera kita tindak lanjuti apa yang menjadi tuntutan dari masa Gemmas," tutur Zulkifli.
Ketua Sementara DPRD Dumai, Suprianto, yang juga ada di lokasi tersebut dan ikut menyimak tuntutan mahasiswa mengatakan, pihaknya juga akan segera menindaklanjuti dan memproses tuntutan Gemmas.
"Kita bersama Pak Wali Kota akan menindaklanjuti tuntutan aksi damai mahasiswa yang tergabung di Gemmas ini," katanya.
Massa mahasiswa itu sebelum sebelumnya mengawali aksi di Jalan Sultan Syarif Kasim, tepatnya di bundaran Tugu Serindit di depan Kantor Bank Riau Kepri. Dari situ mereka melanjutkan aksi ke bundaran Meriam lama, Jalan Sukarno Hatta, dan kemudian menuju ke Pendopo. (dkp)