Berita Riau

Emak-emak Demo Bawa Talenan Tuntut Tuntaskan Karhutla

Ratusan emak-emak yang tergabung dalam Gerakan Perempuan dan Rakyat Riau Melawan Asap menggeruduk kantor Gubernur Riau, Selasa (24/9/2019).

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Hendra Efivanias
Tribun Pekanbaru/Syaiful Misgiono
Ratusan emak-emak yang mengatasnamakan dirinya Gerakan Perempuan dan Rakyat Riau Melawan Asap melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Gubernur Riau, Selasa (24/9/2019). 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ratusan emak-emak yang tergabung dalam Gerakan Perempuan dan Rakyat Riau Melawan Asap menggeruduk kantor Gubernur Riau, Selasa (24/9/2019).

Dalam aksinya, emak-emak ini tak hanya membawa spanduk dan karton. Mereka tampak melengkapi diri dengan peralatan memasak.

Mangkok, baskom, teflon, talenan, sendok spatula dan beragam jenis alat memasak lainnya mereka”ajak” turun ke jalan.

Dalam orasinya, mereka menuntut pemerintah daerah dan pusat segera menuntaskan persoalan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta kabut asap di Riau.

Pendemo juga mengisi unjuk rasa dengan berpuisi yang berisi sindiran terhadap pemerintah karena tak kunjung mampu menyelesaikan persoalan Karhutla dan kabut asap di Riau.

"Anak-anak kita di rumah sesak napas karena udara kotor. Ini akibat ulah penguasa yang rakus yang membiarkan hutan kita dibakar. Hidup kita bukan untuk hari ini, tapi juga untuk anak cucu kita nanti," kata Helda Kasmy selaku Koordinator Umum Aksi.

Baca: Rombongan Bambang Soesatyo Kena Gas Air Mata Saat akan Temui Mahasiswa yang Demo di Gedung DPR

Setelah sempat tertahan di depan pintu pagar, pengunjukrasa ini akhirnya diizinkan masuk ke komplek kantor Gubernur Riau.

Mereka kemudian melanjutkan orasi di halaman kantor Gubernur Riau.

Dalam orasinya, mereka menyebut, selama 22 tahun kebakaran lahan dan hutan Riau selalu terjadi setiap musim kering.

Setiap tahun pula masyarakat Riau harus menghirup udara beracun dari asap Karhutla di Riau.

Baca: Rapat Kaukus KONI se-Indonesia di Sumut Sepakati PON Papua Harus Tandingkan 47 Cabor

Selain masalah kesehatan akibat bencana asap, rakyat juga harus dihadapkan dengan masalah ekonomi yang semakin memprihatinkan.

Rakyat terbatas menjalankan aktiftas ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup, biaya listrik membengkak, anak-anak tidak dapat menjalankan aktivitas sekolah dan bebas bermain.

Bahkan mobilitas rakyat melalui udara terhambat.

Dalam aksi ini setidaknya ada delapan tuntutan yang disampaikan oleh kaum perempuan di Riau ini.

Di antaranya padamkan api kebakaran hutan dan lahan di Riau, kedua, selamatkan korban asap di desa dan kota.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved