Pekanbaru
STORY - Bocah Mengemis Sambil Gendong Bayi di Pekanbaru Berasal dari Keluarga Pengemis
Keberadaan bocah yang menggendong bayi di lampu lalu lintas simpang SKA, Kota Pekanbaru ternyata berasal dari keluarga pengemis.
STORY - Bocah Mengemis Sambil Gendong Bayi di Pekanbaru Berasal dari Keluarga Pengemis
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Keberadaan bocah yang menggendong bayi di lampu lalu lintas simpang SKA, Kota Pekanbaru ternyata berasal dari keluarga pengemis.
Kakek dan orangtua bocah tersebut rupanya berprofesi sebagai pengemis.
Fakta ini terungkap setelah Dinas Sosial Kota Pekanbaru menelusuri keberadaan bocah itu, Senin (23/9/2019) malam kemarin.
Tim dinas sudah memberi peringatan kepada orangtua bocah tersebut.
Apalagi modus bocah menggendong bayi membahayakan keduanya saat di jalanan. Keduanya diduga jadi korban eksploitasi anak.
"Anak tersebut rupanya berasal dari keluarga yang sering mengemis di kawasan itu," jelas Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial Kota Pekanbaru, Bustami kepada Tribun, Senin (24/9/2019).
Baca: Asik Main di Hotel Melati, Wanita Bersuami Terjaring Razia, Ngamuk Gimana ini kalau laki gua tau
Menurutnya, bocah tersebut bukanlah anak terlantar.
Ia merupakan anak dari pengemis yang kerap berada di sekitar Patung Kuda dekat Simpang SKA.
"Mereka adalah warga yang tinggal di Pekanbaru. Bukan dari luar daerah," paparnya.
Dulunya gerombolan keluarga pengemis berada di gubuk sekitar Patung Kuda.
Namun kini mereka tinggal di pemukiman yang ada dekat ruko kawasan tersebut.
Mereka biasa berada di sana untuk meminta belas kasihan pengendara dan pengguna jalan. Bahkan jumlah anak dari bocah tersebut ada 12 orang.
Baca: Emak-emak Unjuk Rasa Depan Kantor Gubernur Riau Sambil Bawa Peralatan Masak, Ini 8 Tuntutannya
Baca: BREAKING NEWS: Emak-emak di Riau Unjuk Rasa Bawa Peralatan Masak, Protes Karhutla dan Kabut Asap
Seluruhnya memilih jalan sebagai pengemia untuk mencari nafkah. Tim dari dinas dan aparat gabungan sudah berulang kali mengamankan gerombolan pengemis tersebut.
Mereka pun biasanya terisak saat hendak ditangkap. Namun kembali lagi saat penertiban tidak dilakukan di kawasan itu.
Gerombolan ini tidak jarang pindah ke lokasi lain untuk mengemis. Tim pun kembali mendapati mereka mengemis di titik lain.
"Modusnya saat ditangkap ya menangis hingga terisak. Setelah tim hilang, mereka datang kembali," ulasnya.
Bustami tidak menampik bahwa upaya penindakan selama ini tidak membuat mereka jera.
Pihaknya bakal kordinasi dengan Satpol PP Pekanbaru untuk terapkan Permendagri No.54 tahun 2011 tentang Ketertiban Sosial.
"Kita bakal jaring bersama, walau selama ini mereka terus membandel," tegasnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Pekanbaru,
Mahyudin mengaku tidak bisa berbuat banyak terkait dugaan eksploitasi anak. Ia menyarankan untuk penindakan langsung ke pihak kepolisian
"Kalau ada indikasi itu sebaiknya ke unit PPA Polresta Pekanbaru atau Kanit Judisila, sebab masuk ranah pidana," terangnya.
Mahyudin mengaku hanya sosialisasi ke masyarakat dan instansi terkait perihal Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Ia menyebut bahwa masyarakat dapat menyampaikan ke aparat penegak hukum. Mereka juga dorong OPD terkait untuk melakukan razia.
"Nantinya dari hasil asesmen razia itu kami dari dinas menyampaikan ke polres untuk diusut, bila ada unsur pidana tentu kami mulai dulu dengan advokasi," paparnya.
Baca: FOTO: Pekanbaru Job Fair 2019, Ada Kesempatan Kerja di Luar Negeri
Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Agus Pramono tidak menampik bahwa belum ada efek jera dalam penertiban selama ini. Mereka yang sering diamankan malah tetap saja mengemis.
"Jadi tidak ada efek jera, sudah diamankan malah yang lain tetap datang," ulasnya.
Personel Satpol PP Pekanbaru menertibkan pengemis sesuai Perda Kota Pekanbaru No. 5 tahun 2002 tentang Ketertiban Umum.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sikumbang)