Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Senin Ini Genap 10 Tahun, Padang Mengenang Gempa Dahsyat 30 September 2009

Sepuluh tahun lalu, tepatnya 30 September 2009, Kota Padang diguncang gempa dahsyat yang menewaskan lebih dari seribu orang.

Penulis: rinaldi | Editor: rinaldi
tribun padang
Foto Gedung Perpustakaan Sumbar yang ambruk saat gempa 30 September 2009 lalu, tersimpan di Galeri Arsip Statis Kota Padang. Gempa dahsyat tersebut terjadi tepat 10 tahun lalu. 

tribunpekanbaru.com - Senin 30 September 2019 ini, tepat 10 tahun tragedi gempa Sumatra Barat (Sumbar), yang terjadi pada 30 September 2009 silam. Gempa yang terjadi sekitar pukul 17.00 WIB itu berkekuatan 7,9 Skala Richter (SR), dan memakan banyak korban.

Gempa dahsyat ini berpusat di lepas pantai Sumatra, sekitar 50 km barat laut Kota Padang. Guncangan keras menjelang maghrib ketika itu, meluluhlantahkah Kota Padang dan sejumlah daerah di Sumatra Barat.

Selain Kota Padang, daerah yang paling parah terkena dampak gempa ketika itu adalah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam, Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.

Menurut data, gempa tersebut ketika itu menewaskan 1.117 orang. Korban tewas terbanyak ditemukan di Kabupaten Padang Pariaman, yaitu 675 orang. Kemudian di Kota Padang 313 orang, Kota Pariaman 37 orang, Pesisir Selatan 11 orang, Kota Solok 3 orang, Kabupaten Agam 80 orang, dan Pasaman Barat 5 orang.

Meski gempa tersebut telah 10 tahun berlalu, namun ingatan warga akan bencana tersebut masih melekat kuat. Sebagai masyarakat di wilayah yang potensi bencananya cukup tinggi, tentu perlu refleksi.

"Insya Allah, 10 tahun pascagempa 2009 kita jadikan momentum peringatan. Acara puncak dilaksanakan 30 September 2019 ini. Ada pameran foto, renungan, zikir, dan doa bersama," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Erman Rahman kemarin.

Dia mengakui, para ahli memang memprediksi akan ada gempa 8,9 SR berpusat di Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, dan dapat menimbulkan tsunami. Namun ditegaskan, tidak ada yang tahu kapan akan terjadi.

"Kita masyarakat di Kota Padang terutama di pesisir, hidup dalam ketakutan juga tidak baik, tapi bagaimana kita selalu berdoa, bertawakal, dan mempersiapkan diri," katanya.

Ia pun mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan dan mengingatkan pentingnya mitigasi bencana. "Kalau gempa jangan bertumpuk pada satu lokasi. Gunakan shelter yang ada, sebab gedung yang pemerintah bangun di atas tahun 2009, itu rata-rata sudah memiliki shelter," ungkap Erman.

Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah mengatakan, tragedi gempa 30 September 2009 silam telah menjadi momentum bagi semua warga untuk mengevaluasi dan menjadi renungan atau refleksi. Momentum itu hendaknya dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat Padang terhadap bencana dan musibah lainnya.

"30 September adalah momen untuk mengevaluasi, meningkatkan kesadaran, dan kepedulian masyarakat Padang terhadap bencana guna mengurangi risiko bencana. Kita jadikan Padang cerdas bencana," kata Mahyeldi di Padang akhir pekan lalu.

Untuk menjadikan kota cerdas bencana, menurutnya, Pemko Padang telah menjalin kerja sama dengan Selandia Baru, China, dan Jepang. "Selain itu, ada juga peraturan-peraturan atau Perda guna meningkatkan sarana prasarana," terang Mahyeldi. (rin/tribun padang)

Sumber: Tribun Padang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved