Kertas Kosong Tapi Berisi Tulisan, Esai Mahasiswi Jurusan Sejarah Ninja Ini Dapat Nilai A
Seorang mahasiswa kuliah sejarah ninja di Jepang menyerahkan kertas kosong untuk tugas esainya, tapi justru dapat nilai A
Haga, 19 tahun, merendam kacang kedelai semalaman, lalu menghancurkannya dan meremasnya dalam kain.
Baca: Insiden Penusukan Wiranto Tak Akan Membuat Jokowi Berhenti Selfie Bersama Warga
Ia kemudian mencampur ekstrak kedelai dengan air – perlu dua jam untuk mendapatkan konsentrasi yang tepat – sebelum menulis esainya dengan kuas halus di atas washi (kertas Jepang tipis).
Setelah tintanya mengering, karya tulisan Haga menjadi tak kasatmata. Tapi, untuk memastikan profesornya tidak melempar esainya ke tempat sampah, ia meninggalkan catatan dengan tinta normal yang berbunyi: "panaskan kertas".
_______________________________________
Siapakah ninja?
- Orang yang menggunakan ninjutsu – suatu teknik perang independen – adalah ninja
- Tradisi ninja sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di era feodal Jepang
- Ninja adalah pakar spionase dan strategi
- Mereka menjadi populer lewat film-film AS seperti Enter the Ninja, tetapi penggambaran ninja di Hollywood bisa menyesatkan
Sumber: Museum Ninja Igaryu
_______________________________________
Sang dosen, Yuji Yamada, mengatakan kepada BBC bahwa ia "terkejut" ketika melihat esai itu.
"Saya pernah melihat laporan seperti itu ditulis dalam kode, tetapi tidak pernah melihat yang ditulis dengan aburidashi," katanya.
"Sejujurnya, saya sedikit ragu kalau kata-katanya akan muncul dengan jelas. Tapi ketika saya benar-benar memanaskan kertasnya di atas kompor gas di rumah, kata-kata itu muncul dengan sangat jelas dan saya berpikir 'Bagus sekali!'
Baca: Akibat Kabut Asap, BI Perkirakan Ekonomi Riau Melemah 0,2 Persen
"Saya tidak ragu untuk memberikan nilai penuh pada esai ini — meskipun saya tidak membacanya sampai akhir karena saya pikir saya harus membiarkan sebagian kertasnya tidak dipanaskan, kalau-kalau media entah bagaimana menemukan ini dan ingin mengambil gambar."
Sedangkan untuk esai itu sendiri, Haga menyebutnya lebih banyak gaya daripada substansi.
"Saya yakin bahwa dosen setidaknya akan menghargai upaya saya untuk membuat esai yang kreatif," katanya.
"Jadi saya tidak terlalu khawatir akan mendapatkan nilai buruk untuk esai saya — meskipun isinya sendiri tidak istimewa." (*)
Kertas Kosong Tapi Berisi Tulisan, Esai Mahasiswi Jurusan Sejarah Ninja Ini Dapat Nilai A
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mahasiswi jurusan sejarah ninja dapat nilai 'A' untuk esai tak kasatmata.