Ular Piton Kekenyangan Usai Memangsa Diamankan Warga, Bentuk Perutnya Yang Besar Buat Warga Curiga
Bentuk perut ular tersebut membuat warga curiga. Sebab, tidak menutup kemungkinanular tersebut juga memangsa manusia.
Bentuk perut ular tersebut membuat warga curiga. Sebab, tidak menutup kemungkinanular tersebut juga memangsa manusia.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seekor ular piton berukuran besar di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Cermin, Kabupaten Aceh Barat ditemukan kekenyangan dan tak bisa bergerak.
Penemuan ular piton yang terjadi Minggu (27/10/2019) kemarin membuat gempar warga setempat.
Ular predator tersebut ditemukan di pekarangan rumah Syampilin.
Tepatnya di dekat kandang kambing milik Syampilin.
Ia menambahkan, pada pagi itu pemilik kambing merasa kaget melihat kondisi kambing-kambingnya sudah jarang bersuara.
Sehingga saat didatangi di dalamnya terlihat seekor ular besar sedang melilit dua ekor kambing dan hendak menelannya lagi.
Sedangkan sebelumnya ular itu telah berhasil menelan 5 ekor.
Pemiliknya yang mengetahui hal itu langsung mengabarkan kepada pihak tetangga, untuk mengatasinya.
Sehingga warga lain pun segera mendatangi kandang kambing tersebut dan menyeret ular itu keluar kandang setelah berhasil dilumpuhkan dengan pukulan kayu.
Dari informasi yang diperoleh Serambinews.com, ular tersebut berhasil diamankan warga setempat, dengan kondisi penuh makanan didalam perutnya.
Ular tersebut tidak bisa bergerak leluasa lagi. Sehingga berhasil dihabisi agar tidak mengganggu kambing-kabing warga lainnya di daerah itu.
Ular Piton 200 Kg ditemukan di Riau
Penemuan ular piton di Kabupaten Bengkalis, Riau pada Selasa (22/10/2019) mengejutkan warga.
Ular piton tersebut ditemukan dengan keadaan perut mengembung diduga habis makan babi.
Video penemuan ular piton itu diunggah oleh akun instagram @warung_jurnalis.
Dalam video berdurasi 3 menit 16 detik itu terlihat beberapa warga bergotong royong untuk memindahkan ular tersebut.
Dari keterangan dalam postingan @warung_jurnalis, saat ditemukan ular yang memiliki panjang 8 meter itu dalam kondisi hidup dengan perut menggembung diduga baru saja memangsa babi hutan.
Temuan ular ini pertama kali dilaporkan seorang warga bernama Mbah Mulyono yang kemudian melaporkan hewan melata ini ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Setelah mendapatkan laporan, anggota resort SM Bukit Batu menuju TKP dan meminta alat berat untuk membuat embung agar ular tidak kepanasan.
"Menindaklanjuti laporan warga (Mulyono) pada pukul 09.15, anggota Resort Bukit Batu langsung menuju TKP bersama Mulyono langsung mengamankan TKP dan meminta alat berat yang ada di sekitar kebun untuk membuat embung (lubang tampung air) agar ular tidak kepanasan," ujar Heru seperti dikutip dari Kompas.com.
Sekitar enam jam kemudian, perlengkapan evakuasi tiba dan segera dilakukan evakuasi satwa tersebut oleh tim BKSDA.
Heru mengatakan ular tersebut sempat diangkat oleh 5 orang relawan namun takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Apalagi ular tersebut juga terbilang amat berat.
"Ada 5 orang yang mencoba mengangkat, tapi takut dipatok atau dililit. Berat ular sekitar 200 kg," ujar Heru.
Kemudian tim evakuasi bersama warga turut membantu proses evakuasi menggunakan alat berat atau eskavator untuk memindahkan ular dari embung ke jalan poros.
Setelah diangkut ekskavator, ular tersebut dimasukkan ke mobil dan dibawa menuju Kantor Bidang Wilayah 2 Siak.
Saat ini, ular piton tersebut sudah dilepasliarkan di kawasan konservasi di Riau.
Heru menyampaikan, tempat lokasi konservasi tersebut berjarak 20 kilometer dari permukiman warga sehingga dianggap relatif aman. (*)