Baru Saja Dilantik, Menkeu Sri Mulyani Ungkap Merasa 'RISIH' saat Berdampingan dengan Nadiem Makarim
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa terusik ketika dirinya dilantik bersebelahan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
Baru Saja Dilantik, Menkeu Sri Mulyani Ungkap Merasa 'RISIH' saat Berdampingan dengan Nadiem Makarim
TRIBUNPEKANBARU.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merasa terusik ketika dirinya dilantik bersebelahan dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Sebab, usia Nadiem Makarim relatif lebih muda dibanding dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju lain, yaitu 36 tahun.
Sementara saat ini, Sri Mulyani sendiri telah berusia 57 tahun.
Sri Mulyani mengatakan, ketika berdiri di samping Nadiem, dirinya berdiskusi mengenai perubahan dengan dia.
Dan ketika itulah dirinya menyadari bahwa perubahan harus dilakukan di dalam pemerintahan.
"Itu membuat kita sadar bahwa perubahan itu adalah keniscayaan," ujar dia.
Sri Muyani pun kembali memberi peringatan kepada jajaran Kementerian Keuangan untuk melakukan perubahan.
Perubahan tersebut meliputi inovasi dan efektifitas dalam bekerja. Apalagi, dengan bantuan teknologi perubahan bisa dilakukan dengan lebih mudah.
"Saya ingin kembali mengingatkan kepada jajaran kementerian keuanngan, meski punya menetri yang sama, dan Wamen dari dalam, bukan berarti hidup Anda akan tenang-tenang saja. You better change atau kamu punah," ujar dia.
Berita ini sudah terbit di Kompas.com dengan judul Sri Mulyani Merasa Resah Ada Nadiem di Kabinet, Mengapa?
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Sri Mulyani Risih Ada Nadiem Makarim di Kabinet Indonesia Maju, KENAPA?
========
Menteri Nadiem Disapa 'Mas' Oleh Staf Kementerian yang Dipimpinnya, Lihat Videonya Berkenalan
TRIBUNPEKANBARU.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Pendidikan Tinggi (Mendikbud Dikti), Nadiem Makarim tampak tak canggung saat berkenalan dengan staf Kementerian yang ia pimpin.
Dalam unggahan di kanal Youtube KEMENDIKBUD RI Tanggal 27 Oktober Nadiem berkenalan dengan sejumlah stafnya di kementerian itu.
Ia mulai menyalami petugas keamanan gedung Kemendikbud Dikti hingga masuk ke ruang protokoler.
Di ruangan staf protokoler ini ia sempat mengajak staf untuk foto bersama.
"Boleh wefie gak ? mana kameranya?," tanya Nadiem.
Mendengar ajakan untuk foto bersama, staf yang ada di dalam ruangan tersebut lantas bersegera menyambutnya dengan senang.
"Boleh dong," jawab staf.
• Bukan Sembarangan, Ayah Nadiem Makarim Ternyata Anggota Komite Etik KPK
• Menjadi Menteri, Segini Gaji dan Fasilitas yang Diterima Menteri Prabowo, Nadiem, hingga Mahfud MD
• Prabowo Kalah di Pilpres & Jadi Menteri Jokowi Demi Bangsa, Najwa Shihab Meragukan
Di sini selain berfoto bersama, Menteri Nadiem juga menyampaikan permintaan maafnya jika gaya nya dalam bekerja belum seperti menteri.
"Mohon maaf kalau saya bakal banyak salah-salah, mohon maaf kalau saya toto kramanya saya masih belum kayak menteri begitu, harapan saya juga kita bisa lebih fleksibel sedikit lebih menujukkan ke masyarakat adalah angin segar ada anak muda," sebutnya.
Staf protokoler kementerian pun tidak terlalu ambil pusing dengan gaya kepemimpinan Nadiem yang bak anak muda.
Tak berhenti di bagian protokoler, Nadiem juga lanjut berkenalan dengan staf di bidang Tata Usaha (TU).
Di sini ia disambut sejumlah staf.
Ia bahkan disapa "mas" oleh staf TU.
Mendengar sapaan itu, Nadiem pun tersenyum merespon stafnya.
"mas menteri, udah viral ya mas menteri ya," ujarnya sambil tertawa.
Seperti diketahui, saat Nadiem Makarim diperkenalkan oleh Presiden Jokowi sebagai menteri, Presiden memanggilnya dengan sebutan Mas karena masih muda.
Nadiem (35) juga menjadi menteri termuda di kabinet ini. Nadiem memang dikenal sebagai pengusaha.
Kendati demikian, latar belakang keluarganya jauh dari ranah bisnis.
Pria kelahiran Singapura, 4 April 1984, ini merupakan anak ketiga pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri.
Ayah Nadiem merupakan aktivis sekaligus pengacara ternama di tanah air.
Ia menghabiskan masa sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia, lalu melanjutkan pendidikan menengah atas di Singapura.
Lepas dari SMA, Nadiem melanjutkan pendidikan ke salah satu universitas Ivy League di Amerika Serikat. Jenjang strata satu ia tempuh di Brown University jurusan Hubungan Internasional.
Ia juga sempat ikut pertukaran pelajar di London School of Economics and Political Science di Inggris.
Setelah menyabet gelar BA (Bachelor of Arts), Nadiem melanjutkan S2 ke almamater sang ayah, Harvard University, hingga meraih gelar Master of Business Administration.
Dengan ijazahnya, Nadiem kembali ke Indonesia dan bekerja di perusahaan konsultan bertaraf internasional, McKinsey & Company di Jakarta.
Ia menghabiskan waktunya selama tiga tahun di perusahaan tersebut.
Nadiem kemudian pindah ke Zalora Indonesia sebagai Co-founder dan Managing Editor selama setahun. Kemudian Nadiem berpindah perusahaan ke KartuKu dan menjabat sebagai Chief Innovation Officer di perusahaan layanan pembayaran nontunai itu pada 2013-2014.(*)