Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Mahasiswa Unitas Tewas Saat Ikut Pra Diksar, Orang Tua Akbar: Kalau Bisa Hukuman Mati

Penetapan tiga tersangka kasus tewasnya Muhammad Akbar saat mengikuti Pra-Diksar Resimen Mahasiswa (Menwa) di Ogan Ilir Sumatera Selatan

Editor: Muhammad Ridho
Tribunsumsel.com/M Ardiansyah
Sebelum jenazah Muhammad Akbar masuk mobil, Komandan satuan 604 Unitas Palembang Agus Giyawa tiba-tiba masuk ke dalam mobil ambulance 

Mahasiswa Unitas Tewas Saat Ikut Pra Diksar, Orang Tua Akbar: Kalau Bisa Hukuman Mati

"seorang Mahasiswa Universitas Taman Siswa Palembang, meninggal setelah mengikuti pra pendidikan dasar Resimen Mahasiswa di Desa Senai Ogan Ilir Palembang.

Muhammad Akbar (19) meninggal saat mengikuti pra pendidikan dasar yang tiba-tiba keram dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat di Ogan Ilir."

---

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penetapan tiga tersangka kasus tewasnya Muhammad Akbar saat mengikuti Pra-Diksar Resimen Mahasiswa (Menwa) di Ogan Ilir Sumatera Selatan, mendapat reaksi dari keluarga korban.

Faseta (46) ibu kandung Akbar berharap agar ketiga tersangka mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya.

"Kalau bisa Hukuman mati. Bagaimana mereka memperlakukan anak saya, seperti itu juga hukuman yang harus mereka terima," tegasnya, Senin (4/11/2019).

Diketahui, para tersangka berinisial R, IS dan KI. Ketiganya merupakan panitia Pra-Diksar yang berlangsung di Desa Tanjung Baru, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir.

Dimana, Akbar mahasiswa Universitas Taman Siswa (Unitas) Palembang tewas saat mengikuti program tersebut.

"Saya berharap polisi terus melakukan pengembangan kasus ini. Bukan hanya tiga tersangka itu saja, banyak orang yang sudah menyiksa anak saya," ujar Faseta.

Sebagai seorang ibu, Faseta mengaku batinnya begitu teriris saat harus menerima kenyataan pahit putra pertamanya tewas akibat menjadi korban kekerasan.

Untuk itu, dia menegaskan tidak akan ada kata maaf atau perdamaian dengan pihak yang menyebabkan tewasnya Akbar.

Tak hanya berfokus pada penetapan tersangka penyebab anaknya tewas, Ibu empat orang anak ini juga menuntut pertanggungjawaban secara hukum dari pihak menwa.

"Bukan pertanggungjawaban secara damai, karena saya tidak akan pernah memaafkan mereka. Harus melalui jalur hukum, ketua dan orang-orang yang terlibat menyiksa anak saya harus mendapat hukuman. Selain itu saya menuntut agar ditutup kegiatan menwa. Tidak ada gunanya kegiatan itu kalau hanya akan menyiksa orang lain," tegasnya.

Komandan Menwa Universitas Taman Siswa Bersujud Minta Maaf

Sebelum jenazah Muhammad Akbar masuk mobil, Komandan satuan 604 Unitas Palembang Agus Giyawa tiba-tiba masuk ke dalam mobil ambulans.

Agus langsung sujud di kaki ibu Muhammad Akbar dan meminta maaf.

Suasana yang telah haru, bertambah pecah di dalam mobil ambulans ketika Agus sujud di kaki ibu korban.

Ibu korban, tidak bisa menahan tangis atas kepergian anak pertamanya tersebut.

Karena suasana haru, membuat teman Agus masuk ke dalam mobil dan mengajak Agus keluar mobil ambulans.

Menurut Agus, kejadian setelah istirahat makan siang.

Tiba-tiba korban mengaku bila kakinya keram.

Dilakukan tindakan dengan membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

"Sebelum berangkat, juga sudah di cek kesehatan dan kami meminta persetujuan langsung. Kami tidak bisa bilang ada kekerasan atau tidak, biar polisi yang menentukan," ujarnya.

Sedangkan Komandan Resimen Mahasiswa Sumsel Rano Karno mengungkapkan bila pra diksar ini diikuti dari UMP dan Unitas Palembang.

"Pelaksana pra diksar ini dari UM, karena dari Unitas hanya 4 orang jadi ikut gabung dengan UMP. Ini hanya sifat sosial dan pengenalan menwa berlokasi di Desa Tanjung Senai Ogan Ilir," ujarnya.

Pra diksar ini, dilaksanakan selama satu Minggu. Para peserta ini dilaksanakan di Ogan Ilir untuk pengenalan mengenai Menwa.

"Hanya sosialisasi, tidak ada kekerasan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, seorang Mahasiswa Universitas Taman Siswa Palembang, meninggal setelah mengikuti pra pendidikan dasar Resimen Mahasiswa di Desa Senai Ogan Ilir Palembang.

Muhammad Akbar (19) meninggal saat mengikuti pra pendidikan dasar yang tiba-tiba keram dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat di Ogan Ilir.

Orangtua korban, Tito (46) yang ditemui di RS Bhayangkara Palembang menuturkan, tidak ada firasat sama sekali atas meninggal anak pertamanya ini.

"Sebelum pergi, dia sempat pamit dan sujud. Dia berkata mau ikut diksar menwa di Inderalaya," ujar Tito berupaya menahan tangis, Kamis (17/10/2019).

Lanjut Tito, anak pertamanya tersebut izin berangkat untuk mengikuti pra diksar Menwa selama seminggu.

Namun, saat mengikuti ia mendapat kabar kalau anak pertamanya tersebut dilarikan ke rumah sakit. Setelah sempat di rawat di rumah sakit, akhirnya Akbar meninggal.

"Masih berduka, nanti baru akan mengambil langkah hukum setelah pemakaman," pungkasnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved