Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tak Terima Uang, Pasutri Mantan Pemulung Ini Hanya Terima Sampah Plastik di Rumah Makannya, Kenapa?

Keberadaan warung makan 'Kantin Gas Metana' milik Sarimin dan Suyatmi ini nyatanya berhasil menginspirasi banyak orang.

Kompas/Magnus Finnesso via Tribunstyle.com
Tak Terima Uang, Pasutri Mantan Pemulung Ini Hanya Terima Sampah Plastik di Rumah Makannya, Kenapa? 

Tak Terima Uang, Pasutri Mantan Pemulung Ini Hanya Terima Sampah Plastik di Rumah Makannya, Kenapa?

Orang biasanya berjualan hanya menerima uang sebagai alat tukar.

Namun tidak dengan pasangan suami istri ini, mereka hanay menerima sampah plastik.

Sungguh cara yang sangat menginspirasi dan dapat pula membantu sesama.

Pasangan suami istri tersebut adalah Sarimin dan Suyatmi.

Pasangan suami istri inilah pemilik dari warung makan sederhana dengan sistem pembayaran yang unik.

Keberadaan warung makan 'Kantin Gas Metana' milik Sarimin dan Suyatmi ini nyatanya berhasil menginspirasi banyak orang.

8 Tahun Jualan Ayam Potong, Akhirnya Wanita Ini Kesampaian Membelikan Suami Mobil Audi Super Mewah

Seleksi CPNS 2019 di Riau, Pemkab Kuansing akan Gelar CAT SKD dan TKD CPNS 2019 di Aula SMA Pintar

Pasalnya warung makan pasutri asal Jatibarang, Semarang ini hanya menerima sampah plastik untuk membayar makanan.

"Sampah plastik bisa ditukarkan di warung untuk membeli makan dan minum. Jenis sampah plastiknya yang bisa didaur ulang, seperti gelas plastik dan botol bekas air mineral, tas plastik bekas, dan yang lainnya," kata Sarimin saat ditemui Kompas.com, Minggu (3/11/2019) sore.

Sarimin lalu menjelaskan, biasanya sampah plastik yang dibawa dari pemulung akan ditimbang, kemudian ditukarkan dengan seporsi makanan di warung kecil miliknya.

Pasangan Sarimin (dua dari kiri) dan Suyatmi (paling kiri) menimbang sampah plastik dari pemulung yang akan ditukarkan dengan seporsi makan di Kantin Gas Methan, di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang
Pasangan Sarimin (dua dari kiri) dan Suyatmi (paling kiri) menimbang sampah plastik dari pemulung yang akan ditukarkan dengan seporsi makan di Kantin Gas Methan, di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Semarang ((KOMPAS/GREGORIUS MAGNUS FINESSO))

Lalu, para pemulung bisa menikmati menu yang ada di warung milik Sarimin yang menyediakan berbagai ragam lauk-pauk, seperti lele, mangut, tahu, tempe, dan sambal.

Sarimin pun tak memasang harga mahal. Jadi tak heran banyak pemulung yang setiap hari datang ke warungnya. 

"Pemulung datang bawa sampah plastik, lalu ditimbang minimal harus bawa 20 kilogram, biasanya seharga Rp 20.000. Kalau setiap kali mereka makan ada selisih antara hasil timbangan dan harga makanan, sisa itu otomatis jadi tabungan mereka," kata Sarimin.

Rupanya berjalannya waktu bukan hanya para pemulung saja yang menjadi pelanggannya.

TANGIS Ashanty Pecah Gara-Gara Ucapan Aurel dan Azriel, Putri Anang Sampai Singgung Penyakit Ibunda!

Kapolri Idham Aziz Cari Perwira Terbaik Jadi Kabareskrim, Prioritaskan Pengungkapan Kasus Novel

Para sopir truk pengakut sampah pun ikut untuk menjual sampah plastik mereka dengan seporsi makanan.

Sumber: TribunStyle.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved