MENGUAK Fenomena Banyaknya Bunuh Diri di Palembang: 90 Persen karena Skizofernia
Data yang dihimpun Tribun, Bulan Agustus terjadi dua kasus bunuh diri, yang dilakukan S di kawasan Gandus.
Kepada Tribun, ia menceritakanya anaknya saat ini sedang menjalani pengobatan rawat jalan sambil psikoterapi dengan psikolog di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Palembang.
"Ini anak kedua saya. Awalnya kami tidak tahu kalau dia menyimpan banyak masalah karena anak ini orangnya cukup pendiam di keluarga," jelasnya.
Katanya, sang anak hampir dua kali mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri namun ketahuan pihak keluarga.
"Awalnya itu tahun 2008 lalu. Ketahuannya anak saya ketika ia berada didalam kamar dan saya curiga dia tidak keluar kamar. Setelah digedor gak dibuka-buka dan melihat dari kaca ada sebuah tali yang sudah disiapkan.
Langsung kami mendobrak pintu dan alhamdulilah kami bisa menolongnya," jelasnya.
Dari kejadian tersebut, ia cemas dan bertanya dengan sang anak yang berubah menjadi pemurung.
Namun sang anak enggan bercerita, selang beberapa bulan kemudian pun hal yang sama juga dilakukan sang anak.
Akan tetapi berhasil ketahuan dan segera ditolong.
"Setelah dicari tahu ternyata ada masalah yang dialami anak saya namun saya tidak bisa mengatakannya apa, " beber dia.
Ia pun memilih untuk membawa sang anak ke psikiater dan kini kondisinya jauh lebih baik.
"Alhamdulilah sekarang sudah jauh sangat membaik, dia tidak menjadi pemurung lain dan sudah mau kembali berinteraksi dengan orang lain," tegasnya.
Sekarang sang anak sudah menikah dan bahagia. "Alhamdulilah akibat kejadian lalu membuat anak saya lebih baik lagi apalagi setiap menghadapi permasalahan hidupnya," beber dia.
90 Persen karena Skizofernia
Kepala Instalasi Humas dan Layanan Pengaduan Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Iwan Andhyantoro, SKM,MKes mengatakan penyebab kasus bunuh diri bagi penderita ganguan jiwa yakni karena penyakitnya atau skizofernia dan depresi.
Ia menjelaskan karena pada penderita Skizofernia ini ada gejalanya yang namanya halusinasi.
"Halusinasi ini bisa berupa obrolan, bisikan , perintah dan lain sebagainya untuk melukai diri sendiri maupun orang lain bahkan bisa berakhir bunuh diri," jelasnya.